Polisi Olah TKP Terkait Penemuan Pakaian Jasad Roni Sibarani di Garu II Amplas
Tim Reskrim Polsek Patumbak melakukan olah TKP atas penemuan pakaian yang diduga digunakan jenazah yang ditemukan membusuk di Jalan Garu II B, Amplas
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Tim Reskrim Polsek Patumbak melakukan olah TKP atas penemuan pakaian yang diduga digunakan jenazah yang ditemukan membusuk di Jalan Garu II B, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas, Jumat (12/2/2021).
Informasi yang dihimpun dari keluarga, korban disebut bernama Roni Syahputra Sibarani (18).
Kapolsek Patumbak Kompol Arfin Fahreza menyebutkan bahwa pihaknya menemukan baju dan celana dalam korban dengan kondisi sudah penuh belatung.
"Tadi anggota olah TKP lagi, ada ditemukan baju diduga milik korban sudah belatungan," tuturnya kepada tribunmedan.com, Jumat (12/2/2021).
Ia menyebutkan bahwa hasil sementara pemeriksaan terhadap jenazah yang ditemukan botak tersebut belum ada tanda-tanda kekerasan.
"Hasil sementara masih blm ada tanda kekerasan," tutur Arfin.
Saat ditanyai mengenai identitas korban, pihaknya belum mengetahui dan masih didalami.
"Masih kita dalami, semoga ada petunjuk," cetusnya.
Ibu korban, Lusi Sitinjak (39) menerangkan bahwa pihak keluarga mencurigai seorang warga yang juga tinggal di Jalan Garu II.
"Ada warga disini yang kami curigai. Polisi pun udah tahu itu," tuturnya kepada tribunmedan.id, Jumat.
Sebelumnya, mayat Roni Sibarani ditemukan oleh warga di dalam sebuah rumah kosong dengan keadaan telanjang bulat dengan kondisi kepala botak dan sudah membusuk, pada Selasa 9 Febuari 2021 lalu.
Warga sempat menduga, mayat tersebut merupakan seorang gelandangan.
Pihak kepolisian yang mengetahui kejadian itu langsung mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi
Lusi Sitinjak mengungkapkan bahwa dirinya yakin bahwa mayat tersebut anaknya. Hal itu terlihat dari baju yang ditemukan di dekat semak-semak rumah kosong tersebut.
Ia menerangkan anaknya tersebut dinyatakan hilang sekitar 26 Januari 2021 lalu.
"Waktu itu anak saya (korban) selesai makan malam pergi keluar rumah tanpa membawa kendaraan maupun handphone, hanya pakaian yang dikenakannya saja dibawanya," ungkapnya.
Ia mengatakan setelah korban pergi keluarga mulai sibuk mencarinya hingga pada akhirnya ditemukan mayat di balik pintu sebuah rumah kosong yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah korban.
Lusi pun menduga, pelaku sengaja membotakkan rambut korban yang diketahui berambut sedikit gondrong dan menelanjangi korban untuk menghilangkan jejak ataupun identitasnya.
"Rambut anak saya itu agak sedikit gondrong. Cuma pada saat penemuan mayat itu, kondisi rambutnya botak dan telanjang. Mungkin sengaja dibotakin dan ditelanjangi untuk menghilangkan jejak," tambahnya.
Terpisah, kakak korban Natalia Sibarani menuturkan pihak keluarga yang mendapati laporan dari masyarakat bahwa ada seseorang melempar sebuah benda yang diduga kuat merupakan baju milik korban ke dalam semak-semak tepatnya di depan rumah kejadian.
"Jadi kemarin itu, ada warga yang bilang kalau mereka melihat seseorang melempar sesuatu ke belakang perkarangan ini," ujarnya.
Usai mendapati informasi tersebut, ia bersama ibunya melihat sebuah baju berwarna abu-abu yang sudah tampak kusam di atas rumputan yang sudah tinggi.
Melihat pakaian korban, mereka pun sontak menangis histeris.
Pihak keluarga menduga kuat bahwa baju tersebut milik korban yang sudha dua pekan menghilang.
"Memang itu bajunya. Soalnya dia (korban) sudah 2 minggu nggak pulang-pulang," pungkas Natalia.
(vic/tribunmedan.com)