Breaking News

TRIBUNWIKI

Di Balik Nama Gundaling Berastagi, Ada Kisah Sedih Tentang Percintaan yang Tak Direstui

Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang pemuda berkebangsaan Inggris, yang tinggal di daerah Berastagi sebagai penyebar agama nasrani.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ Gita Nadia Putri
Wisatawan saat berada di Gundaling 

Sejak kejadian itu si pemuda selalu teringat dengan sang gadis dan selalu ingin bertemu dengannya, demikian juga halnya dengan si gadis tadi.

Singkat cerita, mereka pun semakin sering bertemu di bukit itu dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Sampai suatu hari orangtua si gadis melihat banyak perubahan pada anak gadisnya, hingga timbullah kecurigaan dalam hatinya terhadap kelakuan anaknya tersebut.

Dipenuhi rasa penasaran, suatu hari orangtua si gadis mengikuti kemana perginya si anak secara diam-diam. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui anaknya berhubungan dengan orang asing yang tak dikenal. Maka murkalah orangtua tersebut, kemudian dengan paksa membawa anaknya pulang sehingga membuat si pemuda terkejut.

Sejak saat itu sang gadis dikurung orangtuanya di rumah dan tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa seizin orang tuanya dan tanpa ditemani saudaranya.

Orangtua si gadis berniat menikahkan si gadis dengan sepupu dekatnya yang bagi masyarakat Karo disebut Impal.

Rencana pernikahan telah dibuat dengan cepat tanpa meminta persetujuan si gadis. Sementara si gadis setiap harinya selalu dirundung kesedihan mengingat kekasihnya.

Suatu hari, karena didorong rasa rindu yang menggebu maka nekatlah sang pemuda menemui sang gadis itu di rumahnya, dengan mengendap-endap pada malam hari.

Ketika sang gadis mengetahui dan mendengar suara kekasihnya, maka dengan segera ia membuka jendela kamarnya. Dari jendela kamarnya sang gadis mengatakan kepada pemuda itu bahwa ia akan segera dinikahkan dengan sepupu dekatnya. Pemuda itu tergejut lalu menyarankan si gadis untuk kabur bersamanya.

Mereka lalu sepakat bertemu di bukit tempat mereka biasa bertemu. Pada keesokan harinya pergilah si pemuda ke bukit tempat mereka janji bertemu. Dia menunggu sang gadis dengan perasaan gelisah. Sementara sang gadis berusaha keluar dari rumahnya lewat jendela.

Pengunjung objek wisata Bukit Gundaling, menggunakan jasa fotografer keliling untuk mengabadikan momen liburan, Minggu (5/1/2020).
Pengunjung objek wisata Bukit Gundaling, menggunakan jasa fotografer keliling untuk mengabadikan momen liburan, Minggu (5/1/2020). (Tribun-Medan.com/Muhammad Nasrul)

Namun malangnya, masih ditengah jalam keluarganya mengetahui niat si gadis lalu memaksanya pulang, dan hari itu juga dia dinikahkan dengan sepupunya.

Sementara sang pemuda sudah gelisah tak menentu menunggu kedatangan sang gadis. Dia berjalan mondar mandir kesana kemari mencari sang gadis sambil berteriak memanggil darling, namun sang gadis tak kunjung tiba.

Malangnya setiap hari lelaki tersebut hanyaa mondar mandir di bukit itu sambil memanggil darling berharap agar si gadis mendengarnya. Sehingga pada akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Berastagi.

Sebelum pergi, dikisahkan si pria asing iti memandangi bukit tempat ia bertemu dengan gadisnya. Maka diucapkannya kata good bye darling yang artinya selamat tinggal sayang.

(cr21/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved