KLB Partai Demokrat di Sumut

Dinasti Keluarga Yudhoyono Menguasai Demokrat, Banyak Pendiri Pengin Figur Baru, SBY Sudah Meredup

Ada masalah senior di internal partai sehingga sejumlah kader melakukan Kongres Luar Biasa (KBL) yang diinisiasi oleh Jonni Allen serta para senior.

TRIBUNNEWS/Rizki Sandi Saputra
AHY Tampil di acara Rapim dengan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, di Gedung DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Minggu (7/3/2021) 

TRIBUN-MEDAN.COM - PENGAMAT Politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Rholand Muary mengatakan, konflik di Partai Demokrat sebagai sinyal bahwa saluran demokrasi tidak berjalan baik di partai berlambang mercy itu. 

Ada masalah senior di internal partai sehingga sejumlah kader melakukan Kongres Luar Biasa (KBL) yang diinisiasi oleh Jonni Allen serta para senior. 

Konflik semakin meluas karena adanya faksi SBY dan non SBY di Partai Demokrat. 

Bentrokan pecah di acara KLB Demokrat yang diadakan Jhoni Allen Marbun di Sibolangit. Sejumlah korban berjatuhan
Bentrokan pecah di acara KLB Demokrat yang diadakan Jhoni Allen Marbun di Sibolangit. Sejumlah korban berjatuhan (Arjuna / Tribun Medan)

Baca juga: BERNYANYI di Pernikahan Anak Raja Tambang, Ayu Ting Ting Dapat Honor Rp 500 Juta, Honor Termahalnya

Baca juga: SOSOK WANITA RUPAWAN, Didesas-desuskan Pacar Baru Kaesang Pangarep, Bakal Jadi Mantu Presiden

Baca juga: Cerita Cut Keke Jadi Istri Kedua, Ngaku Bahagia, Minim Gosip dan Akur dengan Istri Pertama Suaminya

Bagi Faksi Non SBY tentu tidak menginkan kekuasaan dalam struktur Partai Demokrat dikuasai oleh Keluarga Yudhoyono.

"Dalam hal ini ketua Majelis Tinggi yakni SBY dan Ketum AHY. Ini membuat beberapa orang pendiri dan senior kader Demokrat melakukan perlawanan karena dianggap Partai Demokrat menjadi partai dinasti keluarga Yudhoyono," ujarnya 

Kemudian juga, dalam Pemilu dua kali berturut turut, Partai Demokrat mengalami stagnasi dan tidak menjadi partai pemenang di DPR.

Disinyalir, karena figur Yudhoyono kian meredup, dan secara psikologi politik, Partai Demokrat perlu figur baru untuk meningkatkan elektabilitas politiknya.

Kolase foto para jenderal bintang 4 TNI AD, mulai dari Moeldoko, Gatot Nurmantyo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Kolase foto para jenderal bintang 4 TNI AD, mulai dari Moeldoko, Gatot Nurmantyo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Tribun Medan)

Gatot Nurmantyo Tolak Tawarkan Jadi Ketum Demokrat. 

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi seseorang untuk terlibat dalam upaya kudeta atau penggulingan inskonstitusional terhadap Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan Gatot dalam sesi wawancara di kanal Youtube Bang Arief pada Jumat (5/3/2021), tepatnya sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) kubu kontra-AHY yang menunjuk Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat.

"Ada juga yang datang sama saya. Datang, 'Wuh, menarik juga'. Saya bilang, gimana prosesnya? 'Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan', 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," ujar Gatot dilansir dari video di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, Minggu (7/3/2021).

Setelah mendengar tawaran tersebut, mantan Panglima TNI itu justru langsung mengingat sosok Presiden ke-6 sekaligus Ayahanda AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga: HARTA Kekayaan Ayu Ting Ting, Penghasilan Tiap Bulan Rp 1 Miliar, Ungkap Pundi-pundi Uangnya

Baca juga: HARTA KEKAYAAN MOELDOKO, Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Ketum Demokrat Versi KLB di Sumut

"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah. Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu," kata Gatot

"Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. 'Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja, selamat'. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," sambung Gatot.

Gatot mengakui, bahwa SBY merupakan presiden yang telah membantunya meraih prestasi di dunia kemiliteran.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved