Pasien Covid-19 Meninggal Setelah Ereksi 3 Jam, Dokter Sebut Efek Samping dari Virus
Diketahui, pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu menderita gejala Covid-19 aneh yang disebut priapisme atau ereksi yang tidak disengaja
TRIBUN-MEDAN.com – Seorang pasien Covid-19 meninggal dunia setelah mengelami efek samping dari Covid-19 yang aneh.
Diketahui, pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu menderita gejala Covid-19 aneh yang disebut priapisme atau ereksi yang tidak disengaja dan menyakitkan selama berjam-jam.
Dalam salah satu kasus paling mengejutkan terkait Covid-19, seorang pasien pria dilaporkan meninggal karena komplikasi yang disebabkan oleh virus tersebut.
Termasuk efek samping yang jarang terjadi di mana ia harus menanggung ereksi selama 3 jam yang menyakitkan.
Melansir dari World of Buzz, kasus tersebut dipublikasikan di The American Journal of Emergency Medicine.
Kewarganegaraan pria tersebut tidak diungkapkan. Laporan itu merujuk pada data Covid-19 untuk Amerika Serikat.
Pada 1 Januari 2021, pria berusia 69 tahun dengan obesitas itu harus dirawat di IGD setelah mengalami sesak napas.
Pria itu meminum obat yang diresepkan dokter kepadanya untuk sesak napas tetapi tetap tidak membantu kondisinya.
Tentu saja, sesak napas adalah salah satu gejala Covid-19 tetapi pasien tidak pernah dites Covid-19 sebelum keadaan darurat.

Lebih lanjut, laporan kasus juga menegaskan bahwa pria tersebut juga telah batuk selama seminggu dan mengalami demam.
Para dokter mengujinya untuk Covid-19 di dalam ruang gawat darurat dan menemukan bahwa dia ternyata positif membawa virus tersebut.
Pasien kemudian dirawat di rumah sakit di mana kesehatannya memburuk selama 10 hari berikutnya.
Kondisinya memburuk sampai-sampai dia membutuhkan steroid dan ventilator untuk membantu pernapasannya.
Selanjutnya, pasien juga ditelungkupkan untuk merangsang aliran udara ke seluruh tubuhnya.
Pria itu kemudian menderita kondisi langka yang disebut priapisme, suatu kondisi di mana seorang pasien mengalami ereksi yang menyakitkan selama berjam-jam.
Komplikasi ini terjadi ketika darah tidak dapat keluar dari penis atau mengalir dengan tidak semestinya ke bagian pribadi pria.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dengan kelainan darah seperti anemia dan leukemia.
Namun, priapisme telah dilaporkan sebagai efek samping Covid-19 dan hanya ada satu laporan pasien Covid-19 yang menderita kondisi yang sama.
Ketika staf rumah sakit memperhatikan bahwa pria itu kesakitan karena priapisme, mereka mencoba menggunakan sebungkus es untuk menurunkan ereksinya.

Namun, manuver itu tidak berhasil.
Dokter kemudian melakukan USG pada penis dan menemukan bahwa pembuluh darahnya bersih dan berfungsi dengan baik.
Mereka kemudian mendiagnosisnya dengan priapisme iskemik, atau priapisme terkait dengan masalah drainase darah.
Para dokter kemudian memasukkan dua jarum ke dalam batang penis untuk mengalirkan darah berlebih dan memberi pasien dekongestan.
Setelah setengah jam, ereksinya hilang.
Namun, pada saat itu, paru-paru pria itu terus memburuk dan dia meninggal karena komplikasi Covid-19 tidak lama kemudian.
Mengomentari laporan kasus tersebut, para ahli mengatakan bahwa seseorang dengan Covid-19 mungkin mengalami gejala yang disebut cytokine storm.
Hal ini menyebabkan sistem kekebalan seseorang menjadi rusak dan menciptakan pembekuan darah yang dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun.
Dalam sebuah artikel oleh Daily Mail, Dr Richard Viney, seorang ahli bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, Inggris menyimpulkan bahwa ini mungkin menjelaskan priapisme sebagai salah satu efek samping Covid-19.
(yui/tribun-medan.com)