News Video
Boy Sianipar Jualan Lukisan Agar Bisa Dirikan Perpustakaan Gratis Bagi Anak-anak di Desa Sihailhail
Menjual lukisan tangannya adalah pendapatan utama bagi Boy Sianipar, pendiri Library Sihailhail yang berada di Desa Sianipar Sihailhail
Penulis: Maurits Pardosi |
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Menjual lukisan tangannya adalah pendapatan utama bagi Boy Sianipar, pendiri Library Sihailhail yang berada di Desa Sianipar Sihailhail, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Pemuda yang masih belia ini memiliki cita-cita mendirikan perpustakaan bagi anak-anak kampungnya.
Pendirian perpustakaan yang dinamai Library Sihailhail ini berawal dari empatinya. Ia miris melihat anak-anak yang sudah dijajah oleh gadget, meningalkan buku.
Sopo Batak, peninggalan nenek moyangnya dijadikan sebagai perpustakaan yang diisi dengan beragam buku jadi santapan harian anak-anak sekitar kampung tersebut.
Walau muda, ia memiliki semangat membangun kampungnya melalui peningkatan literasi bagi siapa saja.
"Ini kumulai atau didirikan pada 27 Januari 2021. Cita cita ini udah lama tapi baru tahun ini bisa tercipta. Banyak buku itu iya dari hasil penjualan lukisan-lukisanku," ujarnya saat disambangi Tribunmedan.id pada Selasa (16/3/2021) di Desa Sianipar Sihailhail, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.
Sopo yang mirip dengan rumah adat Batak Toba ini memiliki ruangan yang hangat dan nyaman. Dindingnya diisi dengan lukisan-lukisan katmeya Boy Sianipar.
Anak-anak sekitar kampung tersebut berduyun-duyun datang sejak pagi hingga malam hari. Mereka asyik mengerjakan tugas karena di sana mereka bisa saling bertanya satu dengan yang lain.
Terlihat juga anak-anak tengah membaca buku dan mengerjakan PR dari sekolah di masa pandemi Covid-19. Selain anak-anak, perpustakaan tersebut kerap disambangi oleh para mahasiswa dan mahasiswi.
"Ini terbuka 24 jam. Kadang, anak-anak kuliah datang kemari. Karena buku yang kita sediakan masih sedikit, saya berharap ada donasi dari pemerhati pendidikan, secara khusus penyediaan buku," pubgkasnya.
(cr3/tribun-medan.com)