Pesona Air Terjun Sidompak, Surga Tersembunyi Tongging dengan Panorama Savana
Bagi pengunjung yang ingin memasuki destinasi wisata Air Terjun Sidompak, pengunjung membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari tempat parkiran.
Tribun-Medan.com, TONGGING - Desa Tongging, Kabupaten Karo tak cukup hanya menawarkan keindahan Air Terjun Sipiso-piso yang kini menjadi destinasi wisata alam favorit traveller.
Ternyata, banyak yang tak tahu bahwa didekat Sipiso-piso, ada Air Terjun Sidompak yang tersembunyi dengan pemandangan tak kalah menakjubkan dengan suguhan Savana yang langsung menghadap Danau Toba.
Eko Herianto, Traveller Medan yang pernah mengunjungi Air Terjun Sidompak beberapa waktu lalu ini mengungkapkan bahwa dia mengetahui info air terjun ini dari teman-temannya yang pencinta alam.

"Berbicara Tongging orang hanya tahu Air Terjun Sipiso-piso saja, tapi ternyata di bawah lagi dekat Wisma Sibayak ada sebuah aliran sungai yang di atasnya itu ada air terjun, cuma orang-orang masih jarang tahu air terjun ini," ungkap Eko, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: TRIBUN TRAVEL Menikmati Liburan Nuansa Jadul ala Eropa dan Nusantara di Hotel Deli River Omlandia
Perjalanan dari Medan ditempuh selama kurang lebih tiga jam hingga sampai ke Desa Tongging.
Setelah melewati gapura utama, Pengunjung kembali menyusuri jalan selama kurang lebih 15 menit dan kemudian belok ke kiri untuk menuju parkiran.
"Setelah melewati tugu kita belok kiri. Itu kita turun ke bawah agak ada kelak-kelok dan kemudian patokannya itu ada sebuah gereja warna kuning. Nah di seberangnya itu ada gang kecil setapak, kita masuk kelilingi bukit dan setelah sudah sampai ujung tinggal kita parkirkan saja motor disitu," ujarnya.
Bagi pengunjung yang ingin memasuki destinasi wisata Air Terjun Sidompak, pengunjung membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari tempat parkiran.
Lantaran belum menjadi destinasi wisata umum, pengunjung harus mencari guide dari penduduk setempat untuk mengarahkan menuju lokasi yang dituju.
Biasanya, guide lokal akan mematok harga Rp 200 ribu per rombongan atau sesuai kesepakatan bersama.

Menariknya, saat perjalanan menuju air terjun Sidompak, pengunjung akan melewati sebuah Savana dengan dikelilingi ilalang yang cukup tinggi namun memberikan kesan indah yang cocok menjadi spot foto andalan.
"Esensi trackingnya terasa sekali. Kita lewati ladang orang baru Savana dengan banyak ilalang-ilalang. Kita foto-foto disini karena spot fotonya bagus apalagi kalau kita balik badan ke belakang, udah ada hamparan Danau Toba, keren sekali lah karena ini tersembunyi," ujarnya.
Baca juga: PROMO Rapid Test Antigen di Medan dengan Perlihatkan Barcode Traveloka dan Air Asia di RS Siti Hajar
Setelah melewati Savana, tantangan pengunjung kembali hadir dengan menyusuri dan melintasi sungai yang mencapai pinggang selama kurang lebih beberapa menit.
Eko menyarankan agar pengunjung membawa pakaian ganti dan tidak perlu bawa banyak perlengkapan.
Setelah melewati Savana, menyusuri dan melintasi sungai selama setengah jam, pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun setinggi kurang lebih puluhan meter tersebut.
"Akhirnya, setelah lewati tracking kita sampai di lokasi. Tempatnya itu keren juga namun karena bukan tempat wisata umum, air terjun ini serasa milik sendiri saja. Airnya segar dan masih asri. Benar-benar masih jarang tersentuh," ucapnya.
Disela menikmati air Terjun Sidompak, ternyata air terjun yang berada di dekat lembah ini memiliki mitos dari mulut ke mulut warga setempat untuk tidak membawa daging.
"Mitosnya ini ada tentang harimau. Padahal kita belum pernah nampak, tapi disaranin tidak membawa bekal yang mengandung ayam maupun daging. Tapi itu mitos masyarakat sini, ya kita ikuti saja," kata Eko.
Baca juga: HARGA Rapid Antigen di RS Siti Hajar Medan Cuma Rp 150 ribu, Bisa Diskon Pakai Traveloka
Walau harus melalui tracking dengan beragam kondisi, pengunjung yang sudah merasakan Air Terjun Sidompak mengatakan tak kapok untuk kembali lagi menikmati suasana asri di sekitaran air terjun.
"Bagi yang belum pernah ini wajib dicoba ya. Potensi wisata air terjun ini besar karena tempatnya luar biasa indah dan tracking perjalanan yang cocok untuk pencinta alam karena sepanjang perjalanan tidak akan merasa bosan," pungkas Eko.
(cr13/tribun-medan.com)