Viral Medsos
Amien Rais Ikut Nimbrung Komentar, Gejolak Demokrat Terus Berlanjut, Seser Moeldoko dan Pak 'Lurah'
Moeldoko dianggap akan menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo, akibat keterlibatannya dalam “kudeta” Partai Demokrat.
TRIBUN-MEDAN.COM - Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Moeldoko terus mendapat tekanan untuk segera melepas jabatan Kepala Kantor Staf Presiden.
Moeldoko dianggap akan menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo, akibat keterlibatannya dalam “kudeta” Partai Demokrat.
Jenderal (Purn) Moeldoko adalah mantan Panglima TNI, didesak berbagai pihak karena dianggap melakukan “manuver” politik.
Moeldoko telah dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam KLB yang diggelar di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021 lalu.
Koordinator Jaringan Pemuda Indonesia (JAPI) Iradat Ismail berspekulasi bahwa Moeldoko akan memilih berhenti sebagai KSP.
Menurut Iradat, Moeldoko akan fokus mengurus Partai Demokrat yang saat ini kondisinya sedang memanas.
“Saya kira soal waktu saja. Tidak lama lagi, Pak Moeldoko akan melepaskan jabatan KSP dan totalitas mengurus Partai Demokrat," kata Iradat, Sabtu kemarin.
Belum lagi mendengar sikap dari Moeldoko, Iradat sudah mengajukan empat sosok yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Moeldoko.
”Kalau kami dengar-dengar mengerucut ada empat sosok," kata Iradat ismail.
Sama seperti Moeldoko, keempat sosok calon penggantinya berasal dari kalangan militer dan seorang mantan pimpinan Polri.
Keempatnya nama itu, di antaranya Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, anggota DPR RI dan politisi PDI Perjuangan.
Kemudian, menurut Iradat, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Mulyono, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis dan Letjen (Purn) Agus Sutomo.
Nama yang terakhir disebut oleh Iradat ini, diketahui pernah menjadi pengawal mantan Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Empat nama ini memang menonjol kalau bicara KSP pengganti Pak Moeldoko. Tapi sekali lagi ini masih prediksi dan spekulasi. Kita tunggu saja," kata Iradat.
Gejolak Partai Demokrat masih berlangsung
Perebutan kekuasaan, antara Agus Harimurti Yudhoyono dengan Moeldoko.
Politikus senior, Amien Rais memberi tanggapan soal gejolak di Partai Demokrat.
Ia menyebut, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendapat dukungan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurutnya, tanpa dukungan dari sosok yang disebut 'Lurah' itu, Moeldoko tak akan berani maju.
"Saya enggak mencampuri partai lain, saya khusus Moeldoko saja ini."
"Ini sesuatu yang luar biasa. Saya tidak yakin Moeldoko berani seberani itu tanpa kerlingan atau kedipan dari 'Lurah' kita itu," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (14/3/2021).
"Jadi sampai sekarang belum terucapkan satu patah kata pun," lanjutnya.

Mantan Ketua MPR RI Amien Rais (Tangkap Layar YouTube Amien Rais Official )
Amien Rais lalu menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum buka suara soal Moeldoko yang terlibat kudeta Partai Demokrat.
"Semua mengatakan, baik yang tadinya mendukung Pak Jokowi pun mengatakan ya kalau yang oposisi jelas."
"Tapi yang mendukung itu mengatakan tolong itu cepat dilepas dari jabatan KSP itu, supaya tidak mengotori rezim Jokowi," katanya.
Ia pun menyinggung adanya aksi saling menutupi dan mendukung terkait Moeldoko tersebut.
"Tetapi saya kira kalau seseorang sudah sangat dekat itu sudah saling menutup, saling dukung."
"Sehingga kalau satu jatuh temannya juga akan jatuh."
"Jadi memang dilema politik dan moral yang luar biasa," terang Amien Rais.
Baca juga: Terkait Kisruh Partai Demokrat, Ali Mochtar Ngabalin: Pernyataan Bambang Widjojanto Menyesatkan
Baca juga: INILAH Sosok dan Harta Kekayaan Jhoni Allen Marbun, Terbukti Kesaktiannya Pimpin KLB Partai Demokrat
Demokrat Kaget, Moeldoko Hadir di KLB
Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam, Mahfud MD, mengungkapkan reaksi Presiden Jokowi ketika tahu Moeldoko terlibat kudeta Partai Demokrat.
Mahfud MD berujar, masalah tersebut merupakan urusan pribadi dari Moeldoko.
Presiden Jokowi yang mengetahui hal itu sempat terkejut dan tak masalah.
"Urusan itu ada di pribadi Pak Moeldoko, apakah dia secara etis merasa ndak apa-apa bagi dia," ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (11/3/2021).
"Kedua tentu Presiden, karena jabatan itu hak prerogatif Presiden."
"Tetapi kalau saya lihat kesan Presiden, dia happy-happy saja tuh."
"Artinya dia kaget betul ketika tahu, tetapi beliau tidak merasa bahwa ini merusak, diam saja tuh," ungkap Mahfud MD.
Menko Polhukam juga mengonfirmasi reaksi Jokowi itu pada Moeldoko.
"Tapi dia (Jokowi) kaget betul, saya tahu karena saya mengonfirmasi juga ke Pak Moeldoko, tadi saya ketemu," sambungnya.

Menkopolhukam, Mahfud MD. (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Rusman)
Mahfud MD pun menyerahkan pada Jokowi terkait langkah yang diambil dalam isu kudeta Partai Demokrat tersebut.
"Nanti terserah Pak Jokowi saja, kadang Pak Jokowi itu senyum-senyum, diam, tapi tindakannya muncul tiba-tiba, kan selalu begitu," imbuhnya.
Ia mengungkapkan, Moeldoko tidak bercerita sebelum berangkat menghadiri KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) lalu.
"Pak Moeldoko ndak cerita apa-apa kalau besoknya mau ada KLB atau apa."
"Tiba-tiba malam ada berita bahwa Pak Moeldoko akan pergi ke Medan, kita ndak tahu juga," katanya.
Menurutnya, saat itu Moeldoko juga tak memberitahu Jokowi terkait KLB Partai Demokrat. Sebab, KLB tersebut merupakan urusan Moeldoko dan Jokowi juga tak bertanya.
Pihak Istana pun terkejut setelah mengetahui bahwa Moeldoko menghadiri KLB Partai Demokrat. (*)

Sumber: Tribun-Timur.com dengan judul:4 Sosok Calon Pengganti Moeldoko Setelah Mundur Sebagai Kepala Kantor Staf Presiden, Siapa Mereka?
Sumber: KompasTV, judul "moeldoko-disebut-akan-tinggalkan-ksp-ini-nama-nama-sosok-jenderal-penggantinya"
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amien Rais Tak Yakin Moeldoko Berani Jadi Ketum Demokrat Tanpa Dukungan dari 'Lurah'