Gebrakan Bobby Nasution dan Jejak Sejarah Jalan Tertua di Medan yang Akan Jadi The Kitchen of Asia
Masih ingat pidato perdana Bobby Nasution saat menyebut Medan The Kitchen of Asia di hadapan DPRD Kota Medan pada akhir Februari 2021?
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Masih ingat pidato perdana Bobby Nasution di hadapan DPRD Kota Medan pada akhir Februari 2021 lalu?
Saat itu, Bobby baru dilantik menjadi Wali Kota Medan, dan menyampaikan pidato perdana di ruang Rapat Paripurna DPRD Medan.
Bobby menyampaikan bahwa Kota Medan akan menjadi The Kitchen of Asia. Suasana rapat sontak riuh ketika Bobby menyebut Medan The Kitchen of Asia.
Gebrakan Bobby Nasution melalui program The Kitchen of Asia pun digadang-dagang akan menjadi ikon baru pariwisata di Kota Medan.
Informasi yang dihimpun Tribunmenda.com, lokasi Medan The Kitchen of Asia akan dipusatkan di seputar Jalan Ahmad Yani.
Ambisi Bobby ternyata tak main-main. Dalam waktu dekat, program Medan The Kitchen of Asia akan segera soft launching, tepatnya pada Minggu (28/3/2021) mendatang.
Lokasinya di kawasan Kesawan. Salah satu ruas jalan di Kesawan, yakni Jalan Ahmad Yani akan dipusatkan sebagai jalur khusus pedestrian atau pejalan khaki.
Sejarah Jalan Ahmad Yani
Catatan tribunmedan.com, Jalan Ahmad Yani memang ruas bersejarah di Kota Medan.
Sejarah mencatat, Jalan Ahmad Yani merupakan jalan tertua dan punya sejarah panjang di Kota Medan.
Berbagai jejak sejarah di Jalan Jenderal Ahmad Yani masih terlihat di sepanjang jalan ini.
Sejak tahun 1880 kawasan ini dihuni oleh orang-orang Melayu.
Ketika orang-orang Tionghoa datang dari Malaka, Malaysia, sebagai ekses dari pesatnya perdagangan lintas selat Malaka di zaman itu, mereka pun memilih bertempat tinggal di kawasan ini.
Jalan jenderal Ahmad Yani saat ini telah berubah menjadi dominasi toko dan pusat perdagangan kota Medan yang berinteraksi dengan jalan-jalan perdagangan disekitarnya, seperti pajak ikan lama, yang telah menjadi ikon perdagangan tekstil besar di kota Medan. Toko-toko yang mendominasi adalah toko-toko peralatan olahraga dan peralatan musik yang umumnya berasal dari suku Tamil.
Salah satu peninggalan sejarah di Jalan Ahmad Yani adalah rumah peninggalan Tjong A Fie, seorang pengusaha, banker dan kapitan yang sukses dan berasal dari Tiongkok Daratan.
Rumah Tjong A Fie saat ini masih berdiri kokoh di pinggir jalan.
Tjong A fie dikenal sangat dermawan dan tokoh Tionghoa yang sangat berpengaruh di zamannya, sehingga diangkat menjadi Kapitan pada tahun 1911 oleh kolonial Belanda waktu itu.
Restoran Tip Top juga merupakan jejak sejarah yang masih tertinggal di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Bentuk bangunan lamanya masih dipertahankan sampai saat ini.
Restoran ini awalnya merupakan toko roti (bakery) yang didirikan oleh Jankie pada tahun 1929.
Sekarang ini Restoran Tip Top, selain menyediakan aneka kue, juga ada kafe dan live music. Tempat ini ramai dikunjungi dari siang sampai malam hari, terutama bagi turis asing yang ingin bernostalgia.
Jejak sejarah lainnya adalah Gedung PP London Sumatera (Lonsum) yang didirikan tahun 1909 oleh perusahaan perkebunan karet Inggris bernama Harrisons & Crosfield.
Gedung Lonsum masih mempertahankan arsitektur gaya Eropa abad 18 hingga 19.
Menurut catatan sejarah, gedung ikonik inilah yang mempunyai lift pertama kali di Kota Medan.
Saat ini, Gedung Lonsum menjadi spot swafoto hingga foto prewedding.
Seiring perkembangan zaman, terhadi perubahan nama jalan di daerah Kesawan.
Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani pun menjadi sangat pendek, sekitar 500 meter. Sedangkan jalan searahnya masih panjang, namun sudah berbeda nama jalan.
Beberapa gedung ikonik bersejarah serta bangunan baru yang berdekatan dengan jalan ini.
Rekayasa Lalu Lintas
Kawasan bersejarah Kesawan kini menjadi prioritas bagi Bobby Nasution untuk menjadikan lokasi wisata terpadu.
Bukan hanya wisata budaya dengan keunikan jejak sejarahnya, tapi juga pusat wisata kuliner dengan menjadikan Kesawan sebagai The Kitchen of Asia.
Selain itu, Bobby ingin mewujudkan lokasi ini sebagai sentra kreatif atau UMKM.
Dalam pelaksanaan launching tersebut, akan dilakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup sejumlah ruas jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis mengatakan nantinya tujuh ruas jalan akan ditutup dan beberapa badan jalan di Kesawan akan dijadikan lokasi parkir.
Jalan yang ditutup yakni Jalan utama Ahmad Yani/Kesawan Square, Jalan Mesjid, Jalan Ahmad Yani IV, Jalan Ahmad Yani I, Jalan Gwang Zhu, Jalan Perdagangan, dan Jalan Ahmad Yani II.
"Ada beberapa ruas jalan yang ditutup, sebagian ruas Jalan Pulau Pinang akan dijadikan lokasi parkir sampai ke Jalan Balai Kota," ujar Iswar saat ditemui di Balai Kota, Rabu (24/3/2021).
Iswar menuturkan rekayasa lalu lintas akan dilakukan sepanjang pukul 18.00 WIB sampai 24.00 WIB. Sementara di luar jam tersebut, lalu lintas kembali normal.
"Ini dilakukan khusus malam, dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Di luar itu tetap normal," katanya.
Sementara untuk kawasan UMKM akan berada di sepanjang ruas jalan yang ditutup.
Jalan utama Ahmad Yani atau Kesawan Square merupakan jalur khusus pedestrian atau pejalan kaki.
"Untuk UMKM berada tidak di Jalan utama melainkan di jalan-jalan sekitar jalan Ahmad Yani," katanya.
Pembayaran Parkir Elektronik
Sebagai wilayah percontohan, Iswar mengatakan pada 28 Maret 2021 nanti juga akan dilakukan uji coba penerapan pembayaran parkir nontunai.
"Sekalian nanti kita juga akan soft launching pembayaran parkir dengan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)," kata Iswar.
Dijelaskannya, pembayaran nontunai ini dilakukan dengan memindai kode batang (barcode) yang dipakai oleh petugas parkir.
"Jadi nanti masing-masing petugas parkir menggunakan barcode yang dikalungkan di lehernya, nanti tinggal discan saja dari situ untuk membayarnya," tuturnya.
Iswar mengatakan pihaknya telah menyiapkan sebanyak 34 petugas parkir yang akan bertugas di kawasan percontohan Kesawan City Walk.
"Ada 34 petugas parkir nanti yang akan bertugas di situ dengan pembagian dua shift," katanya.
Ia menekankan, pemberlakuan pembayaran parkir nontunai akan diterapkan di seluruh wilayah Kota Medan dalam waktu dekat.
Namun, kata dia, untuk tahap awal, kawasan Kesawan City Walk akan menjadi kawasan uji coba dan percontohan.
"Sebenarnya pembayaran parkir nontunai akan kita lakukan di seluruh wilayah Kota Medan. Tapi untuk tahap awal ini, sembari melakukan persiapan dan sosialisasi, kita jadikan kawasan Kesawan ini sebagai lokasi percontohan," ungkap Iswar.
(cr14/tribun-medan.com)