Suami Bunuh Istri di Sunggal
Anak Tunggal Korban Pembunuhan di Toko Bunga Rampe Ungkap Motif Pembunuhan Sang Ibu
Nayla Huzaimi (13), sedih saat beberapa orang masuk ke dalam ruko yang terletak di Jalan Pembangunan Km 12 Medan Binjai, tempat ibunya meregang nyawa.
Penulis: Fredy Santoso |
Mulai Dari Perceraian Hingga Harta dibawa Kabur: Mamak Mau Minta Cerai, Tapi Dia Gak Mau
Laporan Wartawan Tribun-Medan/ Fredy Santoso
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Nayla Huzaimi (13), sedih saat beberapa orang masuk ke dalam ruko yang terletak di Jalan Pembangunan Km 12 Medan-Binjai, tempat ibunya meregang nyawa.
Sore itu, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 16:10 WIB, ia dan keluarganya baru saja ditelpon pihak kepolisian agar datang untuk menyaksikan proses pengambilan beberapa barang yang diduga kuat sebagai barang bukti.
Adik sang ibu, Jamiah masuk ke dalam ruko berlantai tiga tersebut. Sementara Nayla hanya duduk diatas sepeda motornya.
Ia nangis tersedu-sedu sambil melihat ke arah toko bunga ibunya.
Beberapa kali ia nampak menyeka air matanya.
Sambil melihat ke pamannya, ia berusaha menghentikan tangisnya.
Saat diwawancarai ia menceritakan bahwa ibunya sempat ingin menggugat cerai sang ayah tiri. Namun sang suami menolak.
Ia menceritakan kalau sang ibu hanya tinggal berdua dengan ayah tirinya, Syaiful. Sementara Nayla tinggal bersama sang nenek yang tak jauh dari tempat ibunya.
Ia mengisahkan bagaimana hancur hatinya ketika melihat sang ibu tewas di dalam bak mandi.
Waktu itu, Sabtu (27/3/2021) pagi pukul 10:00, ia bersama sepupunya merasa curiga kenapa toko bunga yang biasanya buka namun tak kunjung buka.
Ia berusaha mengetuk pintu besi ruko berlantai tiga tersebut. Karena tak kunjung ada yang menyahut ia tinggal pergi.
Namun hatinya tak tenang, pada pukul 12:00 ia kembali bersama sepupunya untuk memastikan sekali lagi. Ternyata masih seperti yang sebelumnya. Ibunya tak menjawab.
Semakin curiga, pada malam hari pukul 22:00 ia kembali datang. Tapi kali ini bersama adik kandung ibunya, Jamiah.
Rasa curiga semakin kuat karena lampu ruko yang biasanya hidup, pada malam itu mati.
Adik ibunya pun sudah berusaha menelpon, namun tak menjawab.
Sementara pintu besi tertutup rapat.
"Kami enggak bisa buka pintu, karenakan kunci dibawa suaminya. Habis itu didobraklah pintu ini, masuklah semua," Kata Nayla saat diwawancarai pada Senin, (29/3/2021).
Perasaan benar-benar runyam malam itu. Sebelum memutuskan mendobrak pintu besi. Mereka meminta izin melihat rekaman video Closed-Circuit Television (CCTV) yang berada tepat di sebelah ruko tersebut.
Setelah melihat rekaman, mereka melihat suami ibunya pergi pagi-pagi sekali sekitar pukul 06:00.
Namun dari rekaman tersebut ia tak melihat sang ibu.
Setelah melihat video tersebut akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil tukang kunci agar bisa membuka pintu.
Setelah pintu dibuka ia langsung bergegas ke kamar ibunya yang berada di lantai 2 bangunan. Namun belum juga melihat ibunya di kamar. Ia dan keluarganya bergegas melihat ke kamar mandi. Nahas, ibunya sudah tersungkur di sebuah bak mandi kamarnya.
Seketika itu mereka histeris melihat kondisi ibu yang sudah tak bernyawa.
"kami liat enggak ada ditempat tidurnya langsung ke kamar mandi, rupanya dia udah di masukkan ke dalam bak," katanya mengisahkan.
Saat ini Nayla berharap mendapatkan keadilan.
Ia meminta kepada aparat yang berwajib memberikan hukuman yang setimpal atas tewasnya sang ibu.
Sebab bukan hanya menghabisi nyawa sang ibu, ayah tirinya juga menggondol sepeda motor beserta harta ibunya yang lain.
"Harapan saya apa yang dirasain sama mama saya, dia juga harus ngerasainnya, pokoknya matilah dia di kantor polisi," katanya dengan nada tegas.
(Cr25)