News Video
CURAHAN HATI Pedagang Kesawan City Walk, Hampir Seminggu Jualan Tak Dapat Untung Malah Nombok Ongkos
Sekelompok pedagang UMKM yang mengisi Kesawan City Walk atau program The Kitchen of Asia Wali Kota Medan mengeluh.
CURAHAN HATI Pedagang Kesawan City Walk, Hampir Seminggu Jualan Tak Dapat Untung Malah Nombok Ongkos
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Sekelompok pedagang UMKM yang mengisi Kesawan City Walk atau program The Kitchen of Asia Wali Kota Medan mengeluh.
Pasalnya, tempat mereka berdagang sangat sepi, gelap, dan hampir tidak didatangi pembeli.
Mereka pun mengaku tidak mendapatkan untung dari berdagang di lokasi yang baru tersebut.
Malah harus mengeluarkan uang modal dan ongkos untuk berjualan.
Seperti yang dialami Nensi, seorang wanita paruh baya yang berjualan souvenir di sekitaran Jalan Ahmad Yani I, Kesawan City Walk.
Ia mengaku, sejak diresmikan pada 28 Maret 2021 lalu, tempat berdagangnya sepi pengunjung.
"Sudah lima hari begini, enggak ada yang beli. Gimana orang jalannya sepi, gelap, enggak ada lah yang mau beli. Sementara setiap hari kami keluar uang ongkos 10 ribu," katanya saat ditemui tribun-medan.com, Kamis (1/4/2021).
Nensi ditemani pedagang lainnya mengatakan, meskipun dalam satu kawasan Kesawan City Walk, lapak yang ditempati pedagang berbeda dalam hal strategis atau tidak.
Ada lapak yang banyak lampu dan terang, sehingga ramai didatangi pembeli.
"Beda-beda lokasinya. Mereka yang lapaknya misalnya di dekat restoran Tip Top, mereka ramai yang datang, karena terang yang banyak lampu di sana. Sementara kami tempatnya enggak strategis, sunyi sekali enggak ada orang lewat, apalagi jalan ditutup," katanya.
Belum lagi, kata dia, ada peraturan yang mengharuskan mereka datang untuk berdagang karena sudah mendaftar di Kesawan City Walk. Jika lewat tiga hari tidak hadir, namanya dicoret.
"Jadi kami harus isi absen, kalau enggak hadir nanti bisa dikeluarkan dari daftar pedagang. Begitu aturannya. Sementara kami kalau begini terus gimana, untung enggak ada, malah nombok," tuturnya.
Pedagang lainnya, Rahmat mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, seluruh pedagang Kesawan City Walk tergabung dalam grup whatsapp, namun ia kesulitan mengadu karena pihak Dinas Koperasi sudah keluar dari grup.
"Jadi kalau ada keluhan ya masing-masing gitu ngadu nya. Datang langsung ke Dinas Koperasi," katanya.
Rahmat merupakan pelaku UMKM Cofee Shop yang sebelumnya juga sudah berjualan di sekitar Kesawan.
Ia mengaku penghasilannya menurun jauh sejak dialihkan ke Kesawan City Walk.
"Jauh lah menurunnya, dulu waktu masih di tempat yang lama masih lumayan dan nutupi modal. Ini menurunnya bisa sampai 70 persen," katanya.
Selain itu, para pedagang juga mengeluhkan peraturan steling yang tidak bisa menyimpan makanan untuk dijual.
Sehingga sebagian dari pedagang menitipkan dagangannya ke hotel atau rumah makan terdekat di Kesawan.
"Gampang basi makanan kami, karena enggak ada kami bisa bawa tempat penyimpanan. Lagian kami juga harus bawa tas sendiri untuk dagangan, kan harus jalan dari pasar besar sana," katanya.
Saat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Bobby Nasution berkeliling Kesawan pada Rabu (31/3/2021) lalu, para pedagang menghampiri Bobby yang sudah akan pulang dan sudah masuk ke dalam mobil.
Pedagang meminta Bobby Nasution memerhatikan masalah yang mereka alami.
Bobby pun turun dari mobilnya dan menghampiri pedagang.
"Tolong lah pak perhatikan lokasi berdagang kami. Gelap sekali lokasi kami, dan tertimpa sama lokasi parkir. Enggak ada orang lewat, enggak ada yang beli," katanya.
Menanggapi hal ini, Bobby mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Nanti kita akan komunikasikan kepada OPD terkait mengenai hal ini," kata Bobby.
Bobby mengaku, di awal pembukaan Kesawan City Walk ini masih akan banyak kekurangan yang terjadi.
"Karena ini masih awal, kita akan lakukan perbaikan ke depannya," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, Edliati Siregar meminta pelaku UMKM untuk datang langsung ke kantornya.
"Bisa dibicarakan langsung ke kantor kita, nanti di sana apa masalahnya baru kita tahu," katanya.
Menurut Edliati, masing-masing pedagang sudah ditentukan lapaknya masing-masing dan diberikan jarak tertentu untuk menjaga protokol kesehatan.
"Itu semua sudah ditentukan, dan saat ini kita terus membina mereka, baik mengenai perizinan dan peraturan berdagang sesuai Perwal," tuturnya.
(cr14/tribun-medan.com)