News Video
Sedang Jaga Adik, Adel Trauma Ketakutan Saat Oknum Polisi Dobrak dan Rusak Rumahnya
Adel ketakutan saat tiga oknum polisi diduga menendang pintu rumahnya hingga rusak saat memaksa masuk.Saat kejadian dia sedang menjaga adiknya
Penulis: Dedy Kurniawan |
Sedang Jaga Adik, Adel Trauma Ketakutan Saat Oknum Polisi Dobrak dan Rusak Rumahnya
TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Adel yang berusia di bawah umur (kisaran usia 8-9 tahun) masih merasakan trauma ketakutan pasca kejadian sweeping razia di perbatasan Kota Binjai. Sejumlah oknum polisi mendobrak dan merusak rumahnya di kawasan Dusun Tanjung Pamah, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat dini hari, (2/4/2021).
Adel ketakutan saat tiga oknum polisi diduga menendang pintu rumahnya hingga rusak saat memaksa masuk. Saat kejadian dia sedang menjaga adiknya yang berusia dua tahun tidur.
"Adel takut, tadi ada tiga orang pakai baju jaket hitam dobrak pintu sampai rusak. Orang itu langsung masuk nanya sama siapa. Adel bilang sama adek, tinggal sama mama, tapi mama lagi gak tahu dimana," ungkap Adel.
Diceritakannya, bahwa oknum polisi yang diduga sedang melakukan razia dan sweeping sempat memeriksa sejumlah isi rumahnya tanpa izin. Namun, Adel tak bisa berbuat apa-apa karena ketakutan.
"Adel takut, dia bukai pintu, siapa ini? Adel gak kenal. Dia datang ke kamar Adel nanya sama siapa. Abis itu dia pergi gitu aja," ungkap Adel.
Amatan tribun-medan.com, pada Jumat dini hari hingga pukul 02.00 mengecam ratusan personil gabungan TNI, Polrestabes Medan, Sat Brimob Polda Sumut, BPBD dan Satpol PP melakukan razia dan sweeping di kawasan Dusun Tanjung Pamah, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang. Tim gabungan datang dengan puluhan mobil dan motor.
Pemilik rumah yang biasa dipanggil Bibi mengecam keras tindakan brutal oknum aparat penegak hukum yang mendobrak pintu rumahnya. Dua anaknya yang tertidur di dalam rumah mengalami trauma, dan berharap ada ganti rugi atas kerusakan.
"Pas kejadian Saya sedang menjaga warung (tidak jauh dari rumahnya). Anak saya tidur di dalam rumah menjadi trauma. Kalian harus tanggung jawab. Perbaiki rumah saya. Kalian kalau kerja ya kerja tapi jangan rusak rumah warga. Saya tuntut hak saya. Kelen mentang-mentang polisi jangan sewenang-wenang sama warga," kata Ibu Rumah Tangga ini
Bibi berbadan semok ini meminta agar pimpinan razia dan sweeping tim gabungan untuk bertanggungjawab atas perbuatan bawahannya. Dia sempat menghadang puluhan mobil aparat tidak meninggal kawasan mereka sebelum ada kejelasan ganti rugi.
"Kalian jangan pergi begitu saja. Kalian rusak rumah saya, kalian harus tanggungjawab. Pemimpin kalian harus ganti rugi kerusakan rumah saya," katanya.
Bibi yang menuntut haknya mendapat empati dari puluhan ibu-ibu dan warga lainnya. Alhasil tim gabungan sempat terhalang selama satu jam untuk meninggal lokasi.
Setelah mengetahui adanya tindakan pengerusakan, beberapa anggota polisi menenangkan warga. Dengan santai, aparat meminta agar korban pengerusakan datang ke Polrestabes Medan untuk membuat laporan dan meminta ganti rugi.
"Kami tanggungjawab. Kami akan ganti rugi, silahkan datang ke Polrestabes," kata Kabag Ops Polrestabes Medan, AKBP A Sinurat didampingi anggota Polisi Militer.
Saat penggerak wartawan yang melakukan tugas peliputan juga sempat mendapat intimidasi dan pemukulan. Padahal saat itu sudah menunjukan kartu pers resmi dan bersikap terbuka.
Wartawan yang datang diteriaki, ditanya siapa dari mana. Sudah dijelaskan dan ditunjukan kartu pers tapi tetap diintimidasi, disuruh angkat baju, diperiksa, sudah ditunjukkan kartu pers tapi sempat dipukuli oknum aparat.
(Dyk/tribun-medan.com)