TRIBUNWIKI

Jejak Kesaktian Datu Parulas Parultop di Pulau Samosir

Termasuk rumah adat Batak dan satu yang mencolok dari bangunan-bangunan tua itu rumah Parsaktian Datu Parulas Parultop.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ARJUNA
Pengunjung berada di Datu Parulas Parultop di Pulau Samosir 

Hari mulai makin gelap, dari celah rumah-rumah membubung asap mengepul. Pertanda malam akan tiba, dan aktivitas memasak di dapur sedang berlangsung untuk makan malam. 

Baca juga: Nobu Blak-blakan Menikah Tahun Ini, Tersangka Pemeran Video Syur Undang Artis Gisella Anastasia juga

Warung-warung penjual tuak di Simpang rumah Parsaktian Datu Parulas puna mulai ramai.

Di sana kaum bapak bercerita menghabiskan waktu sore hingga malam. Membahas isu-isu internasional, termasuk membahas Pilkada Samosir yang akan berlangsung Desember 2020 mendatang. 

Secara administrasi, Lokasi Datu Parulas Parultop ini berada di Desa Harian Kecamatan Onan Runggu.

Desa Harian, merupakan perbatasan antara Kecamatan Nainggolan dengan Kecamatan Onan Runggu.

Mata pencaharian warga rata-rata bertani dengan mengelola sawah. 

Jalur menuju Rumah Parsaktian Datu Parulas Parultop cukup mudah dijangkau.

Bila ingin melintasi jalur darat, masuk dari gerbang Tele dan turun ke Pangururan.

Selanjutnya menuju Arah Palipi kemudian tiba di Nainggolan. 

Bila dari Muara Tapanuli Utara, pengunjung bisa naik KMP Muara tujuan Samosir dan sandar di Dermaga Sipinggan Kecamatan Nainggolan.

Sedangkan dari Kabupaten Toba ada dua pilihan, yakni menaiki fery penyeberangan reguler yang sandar di Kecamatan Onan Runggu.

Sebaliknya dari Dermaga Ajibata tujuan Tomok-Ambarita, dan juga dari Kabupaten Simalungun dari Pelabuhan Tiga Ras Dermaga Simanindo.

Baca juga: Wali Kota Bobby Nasution Tinjau Persiapan Akhir Pelaksanaan Vaksinasi Drive Thru

Perjalanan pun dilanjutkan kesesokan harinya. Frenki Rinaldi Lumban Raja, keturunan Datu Parulas Parultop generasi ke-17 menuntun langsung penulis mengupas cerita jejak leluhurnya.

Frenki lulusan Sarjana Pendidikan Ekonomi ini memilih hidup di Kampung demi merawat peninggalan leluhurnya. Beberapa lembar sirih dia bawa ke Rumah Parsaktian.

Pemakaian daun sirih ini sudah menjadi tatanan Adat Batak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved