TRIBUNWIKI
2 Masjid Bersejarah di Medan, Sudah Ada Sejak Jaman Kesultanan Deli, Ada yang Sudah 7 Kali Renovasi
Tak hanya gedung-gedung peninggalan sejarah yang berada di pusat kota, ada juga beberapa tempat ibadah yang sudah ada sejak dulu.
Penulis: Ayu Prasandi | Editor: Ayu Prasandi
“Bagaimana membuat masjid tidak hanya popular pada saat itu tetapi juga populer di masa-masa akan datang. Maka diberikan kesempatan oleh Sultan Mahmud kepada arsitek pada saat itu dalam tiga bulan untuk mencari wawasan tentang masjid,” jelas Ahmad Faruni.
Ia mengungkapkan, Masjid Raya Al Osmani Labuhan Deli dibangun dengan memiliki unsur arsitektur dengan seni yang beragam mulai dari seni India, Timur Tengah, Eropa, China dan diselimuti oleh Melayu.
“Jika diamati satu persatu, untuk seni Eropanya terlihat dari bangunan minimalisnya, India dapat dilihat diruang utama masjid yaitu bagian atas masjid atau kubah mirip dengan Taj Mahal di India,” jelasnya.
Ia menyebutkan, kemudian dari sisi Timur Tengah bisa dilihat dari tiang-tiang yang mirip dengan masjid yang ada di Timur Tengah.
Sementara untuk seni China bisa dilihat dari pintu-pintu masjid dengan motif-motif China, sedangkan sisi Melayu Deli bisa dilihat dari dua warna pada Masjid Raya Al Osmani Labuhan Deli yaitu kuning yang dipadukan dengan hijau.

“Kuning melambangkan suku Melayu Deli, Hijau melambangkan keislamannya. Artinya, Melayu sangat menjunjung tinggi adat budaya istiadat serta agama sebagai fondasi menegakkan agama Islam,” pungkasnya.
Baca juga: Polisi Bongkar Prostitusi Bertarif Rp 3,5 Juta Sekali Main, Mucikarinya Gadis 27 Tahun Ditangkap
2. Masjid Raya Al Mashun

Masjid Raya Al Mashun atau Masjid Raya merupakan satu dari beberapa ikon kebanggaan masyarakat Kota Medan.
Masjid yang berlokasi di inti Kota Medan atau tepatnya di Jalan Sisingamangaraja Medan ini memiliki konsep arsitektur perpaduan dari tiga negara.
“Salah satu keistimewaan Masjid Raya Al Mashun memang terletak pada desain arsitekturnya. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari Asia, Eropa dan juga Timur Tengah,” ujar Pengurus Masjid Al Manshun, Muhammad Hamdan, Jumat (18/5/2018).
Ia menjelaskan, Masjid Raya Al Mashun dibuat oleh arsitek asal Belanda dan pertama kali dibangun pada tahun 1906 dan selesai di tahun 1909.
Baca juga: Endang Mulyana Merasa Kehilangan sejak Lesti Kejora Dekat dengan Rizky Billar, Ini Alasannya
“Mesjid Raya Al Mashun dibangun 1906 oleh Sulan Deli yang kesembilan yaitu Sultan Makhmud AL Rasyid dan selesai tahun 1909 dan diresmikan pada hari Jumat di tahun yang sama,” jelasnya.
Ia menuturkan, Masjid Raya Al Mashun dibangun dengan bentuk segi delapan yang memiliki delapan arah mata angin. Masjid ini dibangun dengan pencahayaan yang cukup sehingga saat siang hari tak perlu ada tambahan penerang.
“Ada tujuh pintu di Masjid Raya Al Mashun dan jika ketujuhnya dibuka, di dalam masjid akan tetap sejuk walaupun tidak ada pendingin seperti kipas angin atau AC,” tuturnya.

Baca juga: Setahun Ditinggal Pergi Glenn Fredly, Meutia Ayu Menangis di Pusara, Akankah Mutia Menikah Lagi?
Ia menerangkan, masjid ini merupakan satu kesatuan dengan Istana Maimun dan juga Kolam Deli yang memang sengaja dibangun oleh Sultan Deli kesembilan tersebut.