BABAK BARU Kasus Kuda Kepang, Polisi Amankan Oknum Kepling Inisial S
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi yang dikonfirmasi awak media membenarkan seorang terduga pelaku diamankan petugas.
"Kita kan kepala lingkungan sebagai gugus covid di kelurahan. Orang itu tanggal 23 Maret, Rabu ada namanya Wiwid Salam Lisa datang ke rumah bilang mau adakan kuda kepang. Saya bilang di situasi covid tidak bisa mengadakan keramaian, biar jangan menyebar covid itu," bebernya saat dikonfirmasi tribunmedan.com, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa apabila ada izin dari kepolisian baru boleh mengadakan keramaian penyelengaraan kuda kepang.
"Kalau ada izin dari kepolisian silakan. Baru saya tanyalah sama orang tuanya, kalau anakmu tidak boleh main kepang ya karena ini masih covid, tidak boleh kerumunan, iya katanya. Kami berdua sama kepling 18, satgas ke rumah yang mengadakan kepang yang namanya Adek. Saya bilang jangan ada kepang karena mengundang kerumunan," jelasnya.
Sai'in menyebutkan bahwa dirinya tak pernah melarang apabila ada pertunjukan kuda kepang di waktu-waktu sebelumnya.
"Enggak pernah saya larang kalau bukan karena covid. apalagi itu hiburan masyarakat," cetusnya.
Kemudian, di hari kejadian pada 2 Maret, Sai'in menyebutkan dirinya ada acara di Kantor Gerindra Labuhan Deli, di mana kegiatan tersebut diikuti Forum Umat Islam (FUI) Medan.
"Baru Hari Jumat kita ada acara di Labuhan Deli peresmian kantor Gerindra jam 11 saya berangkat dari rumah. Lalu kawan-kawan dari FUI, kami diundang ke Labuhan Deli. Baru pulang setengah 5 dari sana. Terus saya jam 6 saya lihat ada kerumunan banyak di lokasi, saya turun," sebutnya.
Sai'in yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi FUI DPD Kota Medan ini menyebutkan dirinya turun dan meminta kepada penyelenggara untuk memberhentikan acara.
"Saya bilang sama yang ngundang kepang, 'Bang sayakan udah ngomong sama abang kemarin itu, kan ini orang banyak sampai ratusan ini bang, kan mengundang penyebaran covid ini. Kata si Adek itu “Saya minta maaflah bang udah ngundang kepang”, ya udahlah saya bilang bubar ya bang," bebernya.
Sai'in menerangkan dirinya saat turun tersebut bersama rekan-rekannya ormas FUI yang dari Labuhan Deli yang belum ganti pakaian.
"Saya dari Belawan itu belum ganti pakaian FUI kan gitu. Lalu saya turun bersama rekan yang lain naik mobil," cetusnya.
Namun, tiba-tiba ia menyebutkan ada seorang penyelenggara bernama Wiwid memaki-makinya karena membubarkan kerumunan tersebut dan hingga akhirnya Sai'in meludahi wajah anak perempuan tersebut.
"Datang penyelenggara itu namanya Wiwid maki-maki saya, ntah apa dia ngomong saya diam aja. Nunjuk-nunjuk saya, tanpa kita sadari karena dimaki-maki tanpa sengaja saya terludah lah, ya udah siap itu dia udah ngamuk. Enggak ada kita lawan, saya diam aja, warga saya juga, saya cuma bilang bubar bubar," cetusnya.
Ia juga membantah adanya anggota FUI Kota Medan yang membubarkan kegiatan itu dengan kata-kata syirik.
"Mana saya dengar itu syirik, orang saya ngomong baik-baik, saya pun kenal sama penyelenggara itu. Kalau ngomong itu (syirik) saya enggak dengar," ungkapnya.