Breaking News

Aburizal Bakrie Letjen Purn Sudi Silalahi Disuntik Vaksin Nusantara, Besok Pimpinan & Anggota DPR

''Untuk vaksin dalam negeri Bu Penny (Kepala BPOM) tidak memberikan dukungan, political will-nya enggak kita lihat,'' kata Wakil Ketua Komisi IX DPR.

Editor: Tariden Turnip
facebook
Aburizal Bakrie Letjen Purn Sudi Silalahi Disuntik Vaksin Nusantara, Besok Pimpinan & Anggota DPR . Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto (kiri) menerima piagam dari KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) saat Wisuda Purnawira Pati TNI AD di lapangan Pancasila kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Senin 11 November 2019. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Tokoh nasional beramai-ramai mendukung Vaksin Nusantara yang ditolak BPOM terus mengalir.

Para tokoh nasional rela menjalani vaksinasi Covid-19 mandiri dengan Vaksin Nusantara yang diinisiasi menkes Terawan Agus Putranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Dari cacatan Dahlan Iskan diketahui mantan Mensesneg Letjen Purn Sudi Silalahi sudah menjalani pengambilan darah sekitar 20 cc. Tepatnya 8 ampul kecil. Darah tersebut diberi antigen. Lalu disimpan di lab selama 2 minggu.

Setelah muncul antibodi di darah itu, Sudi harus kembali ke RSPAD lagi.

Darah tersebut akan dimasukkan kembali ke tubuhnya.

"Saya tadi diberi tahu untuk datang lagi tanggal 28 April," ujar Sudi Silalahi, putra Tanah Jawa Simalungun, Sumut.

Itulah cara yang disebut menimbulkan antibodi Covid-19 melalui sistem sel dendritik. Sel dendritik itu kemudian ''mengajar'' sel-sel darah kita. Yakni bagaimana cara memunculkan antibodi –yang lebih awet bertahan di dalam badan, bahkan bisa jadi seumur hidup.

Terawan Agus Putranto mengatakan pekan ini, pihaknya baru bisa melayani 40 orang sehari.

Ia mengetahui bahwa yang antre untuk divaksinasi lewat Vaksin Nusantara begitu banyak.

"Mulai minggu depan satu hari sudah bisa 80 orang," katanya.

Ternyata tak hanya Sudi Silalahi, Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie sudah mengikuti vaksinasi mandiri dengan Vaksin Nusantara

Sebelumnya, beredar sebuah video berdurasi 9 detik, di mana terlihat Aburizal Bakrie menyatakan dirinya telah disuntik dengan menggunakan vaksin Nusantara.

Politisi Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena membenarkan Aburizal Bakrie sudah mendapat Vaksin Nusantara.

Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa membenarkan video yang beredar tersebut.

"Iya betul, beliau (Aburizal Bakrie) kirimin saya video, Kamis minggu lalu," kata Lalu saat dikutip dari kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Lalu mengatakan, kemungkinan Aburizal disuntik vaksin Nusantara sebagai relawan karena politikus senior Partai Golkar itu memang mendukung program yang dipelopori oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu.

"Sepertinya sebagai relawan. Beliau juga kan sudah tahu kemampuan Prof Terawan, karena beliau boleh disebut diselamatkan melalui tindakan medis yang dilakukan Prof Terawan lewat metode brain wash-nya itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Lalu mengatakan, apa yang dilakukan Aburizal tersebut sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk mencintai produk dalam negeri.

"Beliau sangat mendukung produk yang dihasilkan putera bangsa. Bukankah ini sejalan dengan yang diminta oleh Pak Presiden untuk mencintai produk dalam negeri," pungkasnya.

Sedangkan Melki mengatakan, dirinya dan sejumlah anggota Komisi IX DPR akan disuntik vaksin Nusantara dalam uji klinis fase II di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu 14 April 2021.

"Besok (Rabu) itu saya dan anggota Komisi IX sebagian dan komisi lain, besok kami disuntik vaksin Nusantara di RSPAD besok pagi," kata Melki seperti dilansir kompas.com, Selasa (13/4/2021).

"Jadi pimpinan DPR kemungkinkan ada yang ikut, barusan saya bicara dengan Pak Terawan (pelopor vaksin Nusantara)," imbuh dia.

Melki menambahkan, penelitian vaksin Nusantara terhenti karena belum mendapatkan izin uji klinis fase II oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut dia, para tim peneliti vaksin Nusantara telah menyesuaikan pengembangan vaksin dengan rekomendasi dari BPOM.

"Dan sudah peneliti lakukan penyesuaian, sudah pernah diterapkan perbaikan seperti yang dicatatkan BPOM dan karena BPOM hanya memberikan semacam catatan rekomendasi, dan penelitiannya tetap berjalan," ucapnya.

Lebih lanjut, Melki mempertanyakan dukungan BPOM terhadap pengembangan vaksin dalam negeri.

Padahal, menurut dia, vaksin Nusantara memiliki potensi untuk digunakan.

"Jadi produk-produk vaksin yang impor itu toleransinya diberikan seluas-luasnya untuk vaksin impor, untuk vaksin dalam negeri Bu Penny (Kepala BPOM) tidak memberikan dukungan, political will-nya enggak kita lihat," pungkasnya.

Sebelumnya Kepala BPOM Penny Lukito mengungkap hasil uji klinik fase I vaskin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Penny mengatakan, Vaksin Nusantara tidak memenuhi Good Manufacture Practice (GMP), karena tidak dilakukan validasi dan standardisasi sehingga alat ukurnya tidak terkalibrasi.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito (istimewa/Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19)

Kemudian, konsep vaksin dari sel dendritik ini juga tidak memenuhi GMP karena dilakukan di tempat terbuka.

Padahal, kata Penny, vaksin Covid-19 harus steril dengan konsep tertutup karena akan disuntikkan ke tubuh manusia.

"Artinya harus ada validasi yang membuktikan produk tersebut sebelum dimasukkan lagi ke subjek, itu steril dan tidak terkontaminasi itu yang ada beberapa tahapan yang tidak dipenuhi," kata Penny dalam rapat Komisi IX secara virtual, Kamis (8/4/2021).

Penny mengatakan, tim peneliti Vaksin Nusantara tak mampu menjelaskan konsep dari vaksin tersebut, apakah seperti terapi atau pelaksanaan vaksinasi pada umumnya.

"Konsepnya sendiri belum valid, data-datanya juga masih belum lengkap untuk bisa menjelaskan konsep dari vaksin yang disebut dengan vaksin nusantara ini," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, BPOM belum mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II untuk vaksin Nusantara. (kompas.com/dahlaniskan)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved