MIRIS, Anak SD yang Dicabuli Kepsek BS Pernah 3 Kali Dibawa ke Hotel, NS Beber Pelecehan Putrinya
Orangtua korban pencabulan anak SD di salah satu sekolah swasta di Medan Selayang, Kota Medan, membeberkan kisah tragis yang dialami putrinya.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Orangtua korban pencabulan anak SD di salah satu sekolah swasta di Medan Selayang, Kota Medan, membeberkan kisah tragis yang dialami putrinya.
Saat ditemui tribunmedan.com, ibu korban berinisial NS (40) menyebutkan putrinya pernah dibawa ke hotel oleh oknum kepala sekolah (kepsek) berinisial BS tersebut.
NS pun telah melaporkan kepsek di SD tersebut ke Polda Sumut.
NS, yang didampingi suaminya, menceritakan kejadian ini bermula pada 31 Maret 2021, dimana ada sekelompok orang tua yang mendatangi rumahnya dan menceritakan kejadian pencabulan di sekolah terhadap GHS.
"Terungkapnya dua minggu lalu. Ada orang tua murid kawan-kawan anak saya yang masih aktif sekolah. Mereka bilang terjadi di sekolah katanya kepsek ini ada melakukan pelecehan sama anak-anak. Dan sudah berdamai dengan kepala sekolah itu ada korbannya dua orang," ungkapnya kepada tribunmedan.com, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Puasa Perdana Jadi Suami Istri, Intip Sahur 5 Pengantin Baru Ini, Ada yang Mual Hingga Telat Bangun
Baca juga: Ribuan Orang Antre Pencairan Dana Bantuan BPUM Rp 1,2 Juta, Begini Penjelasan Bank BNI Cabang Medan
Lalu, orangtua tersebut ternyata juga menyampaikan kabar bahwa anak NS juga sering dipanggil oleh kepsek BS tersebut ke ruangannya.
Mendengar informasi itu, NS membujuk anaknya untuk menceritakan kebenaran kejadian tersebut.
Dengan menangis dan bergetar, anaknya yang saat itu masih duduk di kelas 5 SD berumur 10 tahun menceritakan kejadian yang dialaminya.
"Baru mereka menceritakan bahwa anak saya juga sering dipanggil ke ruangan kepala sekolah tersebut. Dan akhirnya kami bujuk supaya cerita. Anak saya sampai gemetar tangannya, dia tutup muka menangis menceritakan semuanya," jelasnya.
NS menyebutkan bahwa anaknya tersebut sering dipanggil ke ruangan kepsek dan disuruh untuk kayang, lalu anaknya digerayangi di bagian dada.
Selain itu, anaknya juga pernah dibawa pelaku ke hotel melati di daerah Medan Selayang dan ke rumah pelaku di Medan Tuntungan pada saat jam sekolah.
"Dia cerita sambil nangis, kami tanya disuruh ngapain terus dia jawab untuk oral. Di penginapan sudah ada tiga kali dibawa terus dibawa ke rumah pelaku. Itu dibawa pada saat jam sekolah, alasannya katanya mau bawa ke kantor camat ambil piala. Kalau di ruangannya, dia disuruh kayang terus dadanya diraba-raba dadanya, matanya ditutup pakai kain, dipangkunya terus diraba dadanya," tutur NS.
Baca juga: CERITA RUMAH MAYANGSARI Ditabrak Mobil Anak Tiri, hingga Kabar Anak Bambang Trihatmodjo & Halimah
Baca juga: 3 Masjid Di Kota Medan yang Hadirkan Menu Bubur Gratis Saat Buka Puasa
Tak terima dengan perlakuan tersebut, NS bersama suaminya akhirnya melaporkan kejadian yang telah berlangsung pada 2018 hingga 2019 tersebut ke Polda Sumut.
"Besoknya kami langsung ke Polda Sumut, saya tak terima betul anak saya dibuat seperti itu. Ini membuat kami terpukul. Dan dari cerita semua korban, anak saya yang paling parah," tegasnya.