Jalan Rusak Parah hingga Ada Korban, Warga Jalan Pancing Buat Portal Larang Truk Trado Masuk
Air tergenang dijalan yang berlubang, sehingga lubang tidak terlihat dan banyak korban yang menabrak lubang hingga terjatuh
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sudah 3 tahun Jalan Pancing 1, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Medan rusak parah dan belum ada perbaikan.
Warga mengaku beberapa pengendara sering jatuh karena menghindari jalan yang berlubang.
Terutama saat hujan datang, air tergenang dijalan yang berlubang, sehingga lubang tidak terlihat dan banyak korban yang menabrak lubang hingga terjatuh.
"Warga sudah sangat sering jatuh disini, apalagi kalau musim hujan airnya tergenang di lubang itu, jadi tidak nampak. Warga yang menabrak lubang sering terjatuh," ujar Umar Riyanto, warga Jalan Pancing 1, Kamis (15/4/2021).
"Sebulan yang lalu ada warga yang jatuh karena menghindari lubang. Orang berebut jalan yang bagus, padahal jalan yang bagus cuma sedikit. Katanya bulan 6 mau diperbaiki, tapi kita lihat saja nanti," katanya menambahkan.
Bukan hanya terjatuh, bahkan ada beberapa korban yang tabrakan di jalan tersebut. Kejadian itu terjadi sebelum warga membuat portal untuk menghalangi Truk Trado masuk.
"Sebelum kami buat portal itu, disini sering tabrakan, bahkan ada sampai meninggal. Bagaimana tidak, Truk Trado yang masuk itu panjang, apalagi kalau mau pulang ke gudang biasanya mereka 3 gandeng. Biasanya yang tabrakan itu kalau ada yang mau menyelip truk dari samping tiba-tiba dari depan datang kendaraan lain juga. Karena truknya panjang dan ada lubang juga, akhirnya beradu lah," ujar Umar.
Warga mengaku sejak dibuatnya portal untuk melarang Truk Trado masuk, tidak ada lagi kasus kecelakaan di Jalan Pancing 1.
Umar mengatakan, banyak warga yang sudah mengeluh, sampai membuat portal dari bahan besi. Tujuannya agar Truk Trado tidak masuk.
Ada sekitar 12 Truk Trado yang ada di pergudangan logistik dari pelabuhan Belawan yang berlokasi di Jalan Pancing 1.
"Mereka kadang berangkat ke luar kota, biasanya istirahat di gudang, jadi lewat jalan ini, besok paginya baru berangkat lagi. Pulang dari luar kota pun nanti kesini lagi, jadi setiap hari lewat Jalan Pancing 1 ini, mulai pukul 16.30 WIB-22.00 WIB pasti ramai," kata Umar.
Iwan, warga Kelurahan Besar mengatakan, sebelumnya warga Kelurahan Besar sudah sering demo ke perusahaan pergudangan tersebut.
Solusi dari perusahaan pergudangan hanyalah menutup jalan yang berlubang dengan campuran pasir dan batu.
"Warga sering demo ke gudang, solusinya paling pergudangan itu beli sirtu 1 sampai 2 truk dan ditimbunkan ke jalan yang rusak. Kalau seperti itu hanya bertahan sebentar saja, beberapa bulan lagi sudah rusak," kata Iwan.
Jalan yang rusak diakibatkan Truk Trado yang beratnya bisa mencapai 80 ton.
Oleh karena itu warga Kelurahan Besar membuat portal untuk melarang Truk Trado masuk dan harus melewati jalan lain.
Warga mengatakan, kalau jalan sudah bagus portal akan dibuka.
"Ini kan jalan lintas, sebenarnya tidak boleh asal dibuat portal. Lantaran rusak parah makanya ditutup, kalau jalan ini sudah dibagusi tidak mungkin diportal masyarakat," kata Umar.
"Dana jalan kan ada 5 tahun sekali, kenapa sampai sekian tahun tidak pernah di aspal jalannya. Ini jalan lintas, orang mau kemana saja bisa lewat sini, seharusnya bisa lebih diperhatikan pemerintah," katanya menambahkan.
Sebenarnya warga tidak melarang pergudangan itu beroperasi, tetapi warga juga berharap jalan harus segera diperbaiki.
Menurut informasi dari Lurah Besar, Jalan Pancing 1 seharusnya diperbaiki tahun lalu. Tetapi karena pandemi Covid-19, dana perbaikan jalan dialihkan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Perbaikan jalan yang sempat tertunda akan dikerjakan sekitar bulan juni tahun 2021 ini.
"Jalan rusak itu sudah pernah diperbaiki, tapi sifatnya perawatan. Di seluruh lokasi pernah dilakukan perawatan atau ditambal," ujar T Roby Chairi, Lurah Besar.
Hampir semua jalan di Kelurahan Besar sudah pernah dilakukan perawatan. Hanya saja jika curah hujan tinggi dan air tergenang, tambal jalan tidak akan bertahan lama dan rusak kembali.
"Ketahanan tambal tergantung cuaca, kalau lagi musim hujan paling 6 bulan sudah rusak lagi, kalau tidak hujan setahun bisa bertahan," kata Roby.
(cr17/tribun-medan.com)