Cerita Seleb
Jarang Tersorot, Sifat Asli Duta Sheila On 7 Terkuak Usai Diajak Selfie, Sosok Modjo Kakek Buyutnya
Sewaktu sedang menyebarang ke tempat penjual jajanan gorengan, ada mobil yang berhenti di depan gerobak gorengan.
TRIBUN-MEDAN.com - Ini Kisah Duta Sheila On 7 yang ramah kepada penggemar.
Bahkan hingga tak sungkan mentraktik seorang penggemar yang membeli gorengan, sedang viral di media sosial.
Ya, biasanya selalu terdengar cerita artis yang sulit saat minta foto ataupun tanda-tangan.
Nah, legenda hidup soal sifat Duta, vokalis Sheila On 7 yang ramah makin terbukti.
Baca juga: Kisah Seorang Polwan yang Dulunya Bikin Malu Keluarga hingga Diremehkan Tetangga

Siapa sangka cerita ini viral di situs tanya-jawab Quora hingga menyebar ke beberapa akun gosip, salah satunya @igtainmentttt, pada Rabu (14/4/2021).
Seorang pengguna Quora membagikan kisah bertemu frontman Sheila On 7 yang berdomisili di Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta ini.
Saat itu pengguna bernama Renataa Falladaa berkisah saat menginap di salah satu hotel karena sedang fieldtrip (karya wisata) kampus ke Yogyakarta.
Mengisi waktu karya wisata itu, dia bersama teman-temannya bermain kartu.
Baca juga: BERITA VIRAL: Kisah Polwan Briptu Tivany Agustin, Hingga Seorang Gadis Disuruh Pulang Pakai Speaker
Hukumannya, yang kalah harus keluar membeli jajanan di seberang hotel.
Antara musibah di balik anugerah, Renataa yang kalah sehingga harus membeli gorengan kepada teman-temannya saat bermain kartu.
Sewaktu sedang menyebarang ke tempat penjual jajanan gorengan, ada mobil yang berhenti di depan gerobak gorengan.
Renataa mengaku kaget melihat Duta yang turun dari mobil dengan jelas tetapi sempat ragu.
Apalagi hanya dirinya dan Duta yang membeli gorengan di tempat seberang hotel.
Baca juga: Lama tak Muncul, Hubert Henry Boomerang Kritis, Pecah Pembuluh Darah, John Paul Ivan Galang Dana

Kemudian Duta melemparkan senyum lebih dulu kepada dirinya ketika sedang tercenung melihat Duta dari samping.
"Asli, ramah banget Mas Duta ini," imbuhnya.
Tak mau hilang kesempatan, Renataa lantas meminta izin untuk selfie bersama Duta yang mengiyakan.
Namun Renataa agak kesusahan saat mau ber-selfie, soalnya badan Duta terlalu tinggi darinya.
Maka, Duta yang mengarahkan dan mengambil foto itu dari kamera ponsel milik Renataa.
Kerendahan hati Duta makin mengagetkan Renataa, lantaran saat tukang gorengan terlalu lama merogoh uang kembalinnya, Duta berkata begini.
"Gak usah, Pak, sekalian sama gorengan punya Mbak ini aja," teriak Duta sambil jalan ke mobil.
Baca juga: Menohok Balasan Atta Halilintar Bulan Madunya dengan Aurel Dikecam: Minggir! Nggak Usah Ikut Campur
Renataa berterima kaish sambil kaget. Pasalnya sudah dapat berfoto bersama vokalis sang Idola, Duta pula yang membayarkan gorengan yang dibelinya.
Sejurus menuju jalan pulang, Renataa menceritakan itu kepada teman-temannya. Tentu saja, teman-temannya tak percaya hingga akhirnya menunjukkan foto selfie-nya.
Barulah teman-teman Renataa ikutan heboh ingin berfoto ketika Renataa berbohong mengatakan Dua masih ada di seberang hotel.
Nyatanya, Duta sudah pergi meninggalkan tempat gorengan itu.
Sontak saja, banyak cerita kesaksian atas sikap Duta yang ramah kepada siapa saja sambil yakin Duta Sheila On 7 jaran mempunyai haters.
Terutama banyak warganet tahu musisi dan seniman asal Yogyakarta mempunyai karakter membumi dan bertingkah biasa saja.
Baca juga: Diyakinkan Hijrah Laudya Cynthia Bella, Artis Cantik Ini Sempat Ditentang Suami saat Ingin Berhijab
Misteri Kakek Buyut Duta Sheila on 7, Kiai Mojo Bukan Orang Sembarangan di Indonesia
Selama ini, cowok ini dikenal dengan nama Duta Sheila on 7, vokalis band populer di Indonesia.
Namun sebenarnya nama lengkapnya Akhdiyat Duta Modjo.
Nama yang tersemat di depan dan nama keluarga di belakang kata Duta, banyak yang tidak mengetahui.
Sebenarnya, nama keluarga Modjo yang tersemat itu bukan orang sembarangan.
Duta lahir di Kentucky, Amerika Serikat, 30 April 1980.

Dia merupakan sulung dari dua bersaudara anak dari (alm) Dr Ir Hakam S Modjo, Msc.
Ayahnya merupakan , dosen bidang penyakit tanaman di UGM, yang berasal dari Sulawesi Utara (Gorontalo)
Melacak garis keturunan ayahnya, ia adalah keturunan Kiai Modjo.
Itu dapat dibuktikan dari nama belakangnya.
Siapa sebenarnya Kiai Modjo, kakek buyut Duta Sheila on 7?
Muslim Mochammad Khalifah atau dikenal Kiai Madja atau Kiai Modjo atau Kiai Mojo, lahir di Solo, Jawa Tengah pada 1792.
Kiai Modjo merupakan seorang ulama yang dikenal sebagai orang kepercayaan Pangeran Diponegoro.
Dia juga panglima selama berlangsungnya Perang Jawa.
Melansir wikipedia, Kiai Madja lahir dari pasangan Iman Abdul Ngarip dan R.A Mursilah.
Ayah Kiai Madja adalah ulama besar yang dikenal dengan nama Kiai Baderan.
Baik ayah dan ibunya adalah keturunan bangsawan.
Abdul Ngarip keturunan keluarga Kraton Surakarta yang memilih mengabdikan diri berdakwah agama Islam.
Ibunya, RA Mursilah, merupakan saudara perempuan Sultan Hamengkubuwana III.
Sejak lahir, Kiai Mojo tidak pernah berada di dalam lingkungan keraton.
Secara garis silsilah keluarga, Kiai Mojo dan Pangeran Diponegoro memiliki ikatan kekerabatan.
Diponegoro yang sempat bergelar Bendara Raden Mas Antawirya adalah putra sulung Sultan Hamengkubuwana III dari istri selir. Dengan demikian, Diponegoro adalah saudara sepupu Kiai Mojo. Sama seperti Kiai Madja, Diponegoro juga hidup di luar istana sejak kecil.
Hubungan kekeluargaan antara keduanya semakin erat setelah Kiai Madja menikahi janda Pangeran Mangkubumi yang tidak lain adalah paman Diponegoro.
Pangeran Diponegoro pun memanggil Kiai Madja dengan sapaan "paman" meski keduanya adalah saudara sepupu.

Pulang dari Mekkah
Dasar pengetahuan agama Kiai Madja berasal dari ayahnya yang seorang ulama besar.
Setelah menunaikan ibadah haji, Kiai Madja sempat bermukim di Mekkah.
Pulang dari tanah suci, ia melanjutkan peran sang ayah mengelola pesantren di desanya dan berhasil menghimpun cukup banyak pengikut.
Hubungan dengan Diponegoro
Kiai Mojo bergabung sejak hari pertama pasukan Diponegoro tiba di Gua Selarong (terletak di Pajangan, Bantul, Yogyakarta) untuk menjalankan siasat perang gerilya melawan Belanda.
Ia juga menjadi wakil Diponegoro dalam perundingan penting dengan Belanda pada 29 Agustus 1827 di Klaten.
Dalam upaya diplomasinya, Kiai Mojo dengan tegas mengajukan sejumlah tuntutan.
Sejak bergabung dengan Diponegoro, Kiai Madja berhasil merekrut banyak tokoh berpengaruh, termasuk 88 orang kiai desa, 11 orang syekh, 18 orang pejabat urusan agama (penghulu, khatib, juru kunci, dan lain-lain), 15 orang guru mengaji, juga puluhan orang ulama dari Bagelen, Kedu, Mataram, Pajang, Madiun, Ponorogo, dan seterusnya, serta beberapa orang santri perempuan.
Setelah berjuang bersama selama sekitar tiga tahun, Kiai Madja mulai tidak sepaham ketika Pangeran Diponegoro mulai menggunakan cara-cara yang dianggapnya menyimpang dari Islam untuk menarik simpati rakyat demi menambah kekuatannya
Diponegoro memakai sentimen budaya Jawa melalui konsep Ratu Adil atau juru selamat dalam kampanye merekrut pasukan.
Pada 12 November 1828, Kiai Mojo dan para pengikutnya disergap di daerah Mlangi, Sleman, dekat Sungai Bedog, kemudian dibawa ke Salatiga.
Dalam penahanannya, Kiai Mojo meminta agar para pengikutnya dibebaskan dan menerima apapun keputusan Belanda terhadap dirinya.
Belanda mengabulkan permintaan tersebut dan hanya menyisakan Kiai Madja beserta orang-orang dekatnya dan beberapa tokoh berpengaruh, sementara sebagian besar pengikutnya dilepaskan.
Baru pada 17 November 1828, Kyai Mojo beserta orang-orang yang masih menyertainya dikirim ke Batavia dan diputuskan akan diasingkan ke Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Di tanah pembuangan, Kyai Mojo terus berdakwah hingga wafat pada 20 Desember 1849 di usianya yang ke 57 tahun.
Perang Jawa sendiri berakhir dua tahun setelah hengkangnya kubu Kiai Mojo dari pasukan Diponegoro.
Jawa Tondano
Semua pengikut Kiai Madja yang dibuang ke Tondano adalah laki-laki.
Mereka kemudian menikahi perempuan setempat.
Dari dua kebudayaan itu lahirlah Kampung Jawa Tondano.
Mereka mendirikan Masjid Al-Falah dan mengislamkan beberapa perempuan Minahasa dan menyisakan tradisi-tradisi Islam Jawa hingga kini.
Penerus keturunan Kiai Madja biasa memakai nama Kiai Mojo.
Salah satunya adalah dosen Bahasa Jerman di Universitas Sam Ratulangi, Julaiha Kiay Modjo.
Ia berkata tak tahu lagi di mana orang-orang dengan nama marga Kiay Modjo tinggal di Kampung Jawa Tondano.
Banyak juga marga Kiay Modjo yang tinggal di Gorontalo.
Itulah garis keturunan dan kakek buyut Duta Sheila on 7 yang ternyata bukan orang sembarangan.
(*/ Tribun-Medan.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Kisah Duta Sheila On 7 yang Ramah Hingga Mau Traktir Penggemar Beli Gorengan Viral di Media Sosial.