Demo Kepsek Cabul di Medan
Puluhan Ibu-ibu Demo Kepsek Cabul, Sang Istri Datang dan Sebut Suaminya Sudah Dipecat
Ia menyebutkan bahwa kepala sekolah berinisial BS tersebut sudah dinonaktifkan sejak kasus ini bergulir di kepolisian.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Istri Kepsek cabul Benyamin Sitepu, Inawati Bangun yang juga kepala sekolah TK Galilea Hosana School tiba-tiba datang mendatangi para massa aksi di depan sekolah, Jumat (16/4/2021)
Saat puluhan orangtua berorasi di depan sekolah yang berada di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Medan Selayang.
Ia datang dari dalam sekolah menuju ke pintu gerbang sekolah yang terkunci rapat oleh petugas keamanan sekolah.
Ia tiba-tiba berteriak kepada para orang tua bahwa suaminya tersebut sudah tidak masuk sekolah sejak seminggu
"Sejak seminggu kemarin Sir Benny tidak pernah lagi kesini dan tidak pernah masuk lagi," cetusnya.
Namun istrinya tersebut tak dapat menjawab permintaan para ibu-ibu dan hanya memberikan kode telapak tangan kedepan menandakan tidak bisa.
Ina juga menyebutkan bahwa suaminya yang kepala sekolah SD sudah dipecat. "Dan dia juga tidak lagi kepala sekolah di sini," tuturnya.
Namun, para massa aksi tampak tak terima dan meminta supaya tetap dihadirkan. "Kami tidak terima, kami enggak mau tahu, hadirkan di sini," teriak ibu-ibu.
Senada, Perwakilan dari Yayasan Herlen Triple Dadodi yang membawahi sekolah GHS yang menjabat sebagai Pengawas Yayasan bernama Borong Sitepu menemui ibu-ibu yang berorasi tersebut.
Ia menyebutkan bahwa kepala sekolah berinisial BS tersebut sudah dinonaktifkan sejak kasus ini bergulir di kepolisian.
"Jadi dari pihak pengurus yayasan See Benny sudah kita non-aktifkan sebagai kepala sekolah yang kedua kita sudah serahkan kepada ranah hukum," ungkap pria berbaju batik ini.

Ia menegaskan bahwa nantinya hukum yang akan memutuskan nasib dari anggotanya tersebut. Borong juga meminta semua orang tua bersabar.
"Jadi hukum yang akan memutuskan bagaimana ini selanjutnya bapak ibu, jadi mohon bersabar. Karena ini sudah kita serahkan pada pihak yang berwajib. Jadi segala sesuatu kita tunggu saja segara proses hukum secara baik," tegasnya.
Namun, para orang tua tersebut tetap tidak terima dengan statement dari pihak yayasan tersebut karena oknum kepala sekolah BS tersebut masih ada di dalam grup sekolah.
"Kami tidak terima karena si BS itu masih di grup sekolah, kami minta dia dipecat dari sekolah ini. Kami tidak kenal siapa kau dari yayasan," teriaknya.
Amatan tribunmedan.com, para ibu-ibu tersebut menuntut dipecatnya kepala sekolah yang telah dilaporkan ke Polda Sumut terkait kasus pencabulan terhadap 7 siswi di SD Swasta tersebut.
Ibu-ibu tersebut berorasi menggunkan toak dan menuliskan tuntutannnya di spanduk karton bertuliskan 'Mari selamatkan anak-anak kita dari seks, hukum predator!' Berikan kami keadilan, hukum predator anak, bela yang benar, demi masa depan anak bangsa, buat hukuman yang pantas buat kepsek cabul' dan 'Stop pelecehan seksual anak, dunia pendidikan tegakkan dunia pendidikan.
Para ibu-ibu juga berteriak "Hukum predator anak yang telah cabuli anak-anak, potong kemaluannya," teriak ibu-ibu tersebut.
Seorang orator dari para ibu Lani dari pengeras suara berteriak 'Kami wali murid korban pelecehan seksual menuntut kepala sekolah agar segera dipecat!," teriaknya sambil disambut sorakan para guru.
"Kami menyekolahkan anak kami untuk dididik dengan baik, bukan untuk diperlakukan tidak senonoh," teriaknya.
"Bahwa institusi pendidikan atau sekolah bukanlah tempat menyalurkan hasrat sek bagi pendidikan," ungkap Lani.
Ia juga menyebutkan bahwa pelaku jangan jadikan identitas agama dan pendidikan untuk menutupi kejahatan yang keji terhadap anak-anak kami.
"Jangan rusak sekolah Kristen ini dengan perbuatan cabul dari pimpinannya," tuturnya.
(vic/tribunmedan.com)