TRIBUNWIKI
Batukarang Karo, Desa Penghasil Tembakau, Salah Satu Bahan untuk Menyuntil
Tembakau yang telah kering kemudian dijual ke distributor atau pengepul, setelag terlebih dulu mereka olah dengan cara mengiris tembakau dengan pisau.
TRIBUN-MEDAN.com, KARO- Desa Batukarang merupakan satu dari 259 desa yang ada di Kabupaten Karo.
Berada di Kecamatan Payung, letaknya hanya berada pada radius 8 kilometer arah Barat Daya Gunung Sinabung.
Di desa tersebut, tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas andalan yang biasa ditanami warga. Dan sejak dahulu kawasan tersebut dikenal sebagai sentra produksi tembakau di Tanah Karo.
Bila mendatangi Desa Batukarang, maka di kiri maupun di kanan jalan terdapat ladang tembakau milik warga setempat.
Begitu juga ketika melintasi rumah-rumah warga, biasanya di depannya terdapat tatakan kayu yang dipergunakan untuk menjemur tembakau.
Baca juga: Menikmati Putu Mayong Sebagai Menu Jadul Berbuka Puasa

Ada dua warna tembakau yang dijemur di sana, yakni hijau dan kuning.
Seorang warga Ruspida menyebutkan, ia bersama suami, Fernando biasa mengumpulkan daun tembakau, mengiris lalu menjemurnya hingga kering.
Tembakau yang telah kering kemudian dijual ke distributor atau pengepul, setelag terlebih dulu mereka olah dengan cara mengiris tembakau dengan pisau.
Bila Ruspida bertugas menyusun tembakau di atas tatakan agar bisa terjemur secara merata, maka sang suami yang mengiris tembakau dengan pisau.
Baca juga: Tamara Bleszynski Beri Jawaban Menohok, Saat Lihat Komentar Haters Gegara Sering Pakai Celana Pendek
"Kan banyak juga yang tidak tahu cara mengiris, jadi mereka cuma berladang. Tembakaunya kami yang mengolah," kata Ruspida.
Cuaca turut mempengaruhi produksi tembakau yang mereka olah, lantaran pengeringan tembakau masih bergantung pada panas matahari.
"Tergantung cuaca. Kalau matahari terik makin cepat kering, makin banyak yang bisa dijual," ujarnya.
Diketahui, tembakau yang diproduksi di Desa Batukarang, oleh masyarakat Kabupaten Karo, merupakan salah satu bahan untuk menyuntil atau makan sirih.
Selain tembakau, bahan lain untuk menyuntil yang dipakai yakni gambir dan buah pinang.

Baca juga: Jalani Vaksinasi Artis, Arya Saloka & Isyana Sarasvati Alami Ini, Digagas Menparekraf Sandiaga Uno
Kegiatan menyuntil atau makan sirih diketahui telah membudaya di Kabupaten Karo.
Umumnya dilakukan saat tengah menggelar pesta-pesta adat.
(ind/tribun-medan.com)