ANAK Medan Ukir Sejarah, Doremi Jadi Mahasiswa Terbaik Northeastern University USA dan Bawa Pidato

Laporan Wartawan TRIBUN-MEDAN.com/ Angel Aginta Sembiring

TRIBUN-MEDAN.com, Medan - Armaya Doremi, perempuan kelahiran Medan yang mendapat beasiswa dan menjadi mahasiswa terbaik di Northeastern University jurusan Corporate and Organizational Communication, Boston,  United State of America (USA).

Boleh dikata, perempuan bersapaan karib Doremi ini merupakan sosok perempuan inspiratif bagi kawula muda atawa generasi millenial.

Sempat dikucilkan dan dipandang keliru langkag oleh orang-orang di sekitarnya lantaran memiliki latar belakang disk jockey (DJ), Doremi mampu menepis pandangan buruk yang disematkan padanya.

Kini, D oremi menjadi satu-satunya yang mendapat kesempatan menjadi Student Commencement Speaker atau orang yang terpilih menyampaikan pidato di acara wisudanya

Kesempatan gemilang itu ia lakoni pada pukul 19.00 waktu Boston, Amerika, Sabtu (8/5/2021) atau pukul 06.00 WIB di Indonesia, Minggu (9/5/2021).

Menariknya dalam acara wisuda, Deoremi mengenakan pakaian dan senada dengan rok batik khas Indonesia sambil menyanggulkan rambutnya.

Dalam pidato yang disampaikan bertema "Kesempatan", perempuan hebat ini memberikan motivasi luar biasa kepada anak muda untuk mengambil peluang yang diberikan.

Mengulik cerita tentang perjalanan Doremi, Ia bahkan tidak pernah kepikiran untuk sekolah di luar negeri karena berasal dari keluarga sederhana.

Ia bahkan melakoni berbagai pekerjaan untuk membantu keluarganya mulai dari sales promotion girl (SPG) di mal, penyanyi di kafe, Master of Ceremony (MC), penari, hingga DJ.

Ia juga pernah berjualan makanan.

"Aku pertama kali kerja jadi SPG di Plaza Medan Fair. Setiap dapat uang aku bagi uangnya ke orang tua. Setelah bagi uangnya ke orang tua aku merasa rezekinya makin ada terus. Itu membuat aku termotivasi agar bisa membantu orang tua selalu," katanya.

Perempuan yang pernah ikut Indonesian Idol ini juga menjelaskan dahulu Ia tidak fasih sedikit pun dalam berbahasa Inggris.

Namun, ketika suatu waktu Ia mendapat tawaran beasiswa ketika Ia bekerja selama lima tahun dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat.