Konsultasi Ramadan 2021
Makna dari Kewajiban bagi Orang-orang yang Beriman untuk Berpuasa di Bulan Ramadan
Makna ini akan semakin terasa jika kita mengikutinya dengan sungguh-sungguh penuh keimanan dengan menghadirkan Allah subhanahu wa ta’ala.
Makna dari Kewajiban bagi Orang-Orang Yang Beriman untuk Berpuasa di Bulan Ramadan
Laporan Wartawan TRIBUN-MEDAN.COM/ Dian Nur Utama Saragih
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 183, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, sebagaimana seruan Allah subhanahu wata’ala dalam ayat ini,
1. Orang yang diseru dalam ayat tersebut adalah orang yang beriman, maka melaksanakan puasa ramadhan merupakan bukti bahwa kita beriman.
Jika tanpa uzur yang dibenarkan oleh agama, kita tidak melaksanakan puasa ramadhan, ini bermakna bahwa kita terang-terangan menentang perintah Allah tersebut, lalu di mana kita letakkan iman kita, dan kemana iman kita?
2. Berpuasa bukanlah hal baru, karena telah pernah orang-orang sebelum kamu itu berpuasa.
Orang-orang sebelum kamu itu berpuasa tentunya mengikuti sistem mereka.
Tetapi berpuasa menurut sistem Islam (karena Islam sebagai agama juga sebagai sistem ajaran yang ada tata aturannya sendiri), maka puasa tersebut mengacu kepada perintah Allah subhanahu wata’ala dan sesuai dengan yang disunnahkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Aturan puasanya orang Islam mengacu kepada Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 184 “(Yaitu) beberapa hari tertentu.
Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.
Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.
Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Di dalam ayat ini diatur beberapa hari tertentu, yakni puasa yang diwajibkan itu dilaksanakan pada beberapa hari dalam setahun yaitu pada bulan Ramadan menurut jumlah hari dalam sistem penanggalan qamariyah (mengikuti peredaran bulan) 29 atau 30 hari.
Maknanya bahwa sepanjang tahun hanya 1 bulan dilaksanakan untuk melatih dan menguatkan iman untuk 11 bulan berikutnya, dimana sepanjang 11 bulan sebelumnya mungkin saja terjadi pelemahan dalam keimanan kita, maka 1 bulan ramadhan merupakan "charge battery” keimanan kita untuk perjalanan kehidupan 11 bulan berikutnya, demikian seterusnya tahun demi tahun dalam kehidupan kita.