Konsultasi Ramadan 2021

Makna dari Kewajiban bagi Orang-orang yang Beriman untuk Berpuasa di Bulan Ramadan

Makna ini akan semakin terasa jika kita mengikutinya dengan sungguh-sungguh penuh keimanan dengan menghadirkan Allah subhanahu wa ta’ala.

kolase/People Png/youtube/skakvac
Ilustrasi Doa Puasa Ramadan. (kolase/People Png/youtube/skakvac) 

Makna dari Kewajiban bagi Orang-Orang Yang Beriman untuk Berpuasa di Bulan Ramadan

Laporan Wartawan TRIBUN-MEDAN.COM/ Dian Nur Utama Saragih

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 183, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

Ilustrasi Doa Puasa Ramadan  -
Ilustrasi Doa Puasa Ramadan - (kolase/People Png/youtube/skakvac)

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, sebagaimana seruan Allah subhanahu wata’ala dalam ayat ini,

1.      Orang yang diseru dalam ayat tersebut adalah orang yang beriman, maka melaksanakan puasa ramadhan merupakan bukti bahwa kita beriman.

Jika tanpa uzur yang dibenarkan oleh agama, kita tidak melaksanakan puasa ramadhan, ini bermakna bahwa kita terang-terangan menentang perintah Allah tersebut, lalu di mana kita letakkan iman kita, dan kemana iman kita?

2.      Berpuasa bukanlah hal baru, karena telah pernah orang-orang sebelum kamu itu berpuasa.

Orang-orang sebelum kamu itu berpuasa tentunya mengikuti sistem mereka.

Tetapi berpuasa menurut sistem Islam (karena Islam sebagai agama juga sebagai sistem ajaran yang ada tata aturannya sendiri), maka puasa tersebut mengacu kepada perintah Allah subhanahu wata’ala dan sesuai dengan yang disunnahkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Aturan puasanya orang Islam mengacu kepada Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 184 “(Yaitu) beberapa hari tertentu.

Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.

Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 

Di dalam ayat ini diatur beberapa hari tertentu,  yakni puasa yang diwajibkan itu dilaksanakan pada beberapa hari dalam setahun yaitu pada bulan Ramadan menurut jumlah hari dalam sistem penanggalan qamariyah (mengikuti peredaran bulan) 29 atau 30 hari.

Maknanya bahwa sepanjang tahun hanya 1 bulan dilaksanakan untuk melatih dan menguatkan iman untuk 11 bulan berikutnya, dimana sepanjang 11 bulan sebelumnya mungkin saja terjadi pelemahan dalam keimanan kita, maka 1 bulan ramadhan merupakan "charge battery” keimanan kita untuk perjalanan kehidupan 11 bulan berikutnya, demikian seterusnya tahun demi tahun dalam kehidupan kita.

Makna ini akan semakin terasa jika kita mengikutinya dengan sungguh-sungguh penuh keimanan dengan menghadirkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam tutur kata dan setiap gerak langkah perilaku jiwa dan raga kita, kita jaga diri dari semua hal yang dapat membatalkan atau mengurangi kesempurnaan puasa kita.

Kesadaran akan kesertaan Allah ini kita sadari dengan penuh keimanan bahwa Maha Mendengar setiap tutur kata kita dan Allah Mahatahu dan Maha Melihat perilaku fisik dan hati kita kita lahir dan bathin.

3.      Tujuan kita berpuasa adalah membentuk pribadi yang bertaqwa.

Orang bertaqwa bagus akhlaknya. Akhlak terhadap Allah subhanahu wata’ala, akhlak terhadap

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, terhadap orangtua, terhadap semua orang bahkan semua makhluk Allah.

Maknanya latihan menghadirkan Allah dalam kehidupan keseharian kita, sehingga tidak hanya saat kita berpuasa, akan membentuk pribadi yang paripurna yakni berakhlak mulia.

Kita latih diri kita untuk berakhlak mulia, seperti shabar dalam setiap keadaan (suka maupun duka, saat susah maupun saat diberi kenikmatan), tahu berterimakasih, pemaaf dan tidak segan minta maaf, tidak sombong atau dengan ego yang berlebihan terhadap orang lain apalagi terhadap Allah,  tidak berprasangka buruk terhadap siapa pun (apalagi kepada Allah), tidak berbohong padahal dia yakin sekali bahwa Allah Maha Mengetahui, tidak mencuri/mengambil yang bukan haknya atau hak orang lain, tidak ghibah (menggunjing) apalagi membulyi orang lain, berjudi, menyukai kekerasan, dan tidak melakukan semua akhlak buruk lainnya.

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1442 H atau Ramadan 2021 -
Ramadan. (Freeapik)

Dengan demikian sebagai orang bertaqwa dengan landasan keimanannya maka dalam setiap ucapan, perilaku fisik dan hati kita senantiasa;

  • Mu’ahadah atau menyadari janji-janji kita kepada Allah, seperti dalam syahadat kita, dalam shalat kita dengan Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin (hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami minta tolong)
  • Muraqabah yakni mampu merasakan kesertaan Allah
  • Muhasabah atau introspeksi diri dan memperhitungkan semua ucapan dan perbuatan kita
  • Jika perlu kita bermu’aqabah yakni  memberi sanksi dengan sesuatu yang dibolehkan oleh syara’ (agama) seperti misalnya terlambat shalat ashar karena panen lebih banyak, maka sebagai sanksinya bersedekah lebih banyak hari itu
  • Mengoptimalkan (mujahadah) setiap perlaku ibadah kita dengan penuh harap (raja’) untuk diterima Allah dan khauf (rasa takut) akan tidak diterimaNya amala kita.

4.      Makna yang paling penting tentunya mendapatkan rahmat, keampunan, dan surganya Allah.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “Siapa yang mempuasakan ramadhan dengan iman dan ihtisab penuh perhitungan, diampunkan Allah dosanya yang telah lalu”.  

Dengan rahmat Allah kita akan merasakan kehidupan yang baik dan nyaman, dengan keampunan Allah akan senang hidup di dunia karena semua permintaan akan dikabulkan Allah, dan dengan keduanya rahmat dan keampunan ini orang berpuasa akan memasuki surga yang luasnya seluas langit dan bumi (QS. Ali Imran 133). 

Seseorang mendapat keampunan dan juga masuk surga adalah karena rahmat Allah. Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita senantiasa diberi keberkahan. Aamiiin

Konsultasi Ramadan Disuguhkan Oleh

KONSULTASI RAMADAN - Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS. Dosen dan Guru Besar Universitas Medan Area, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Al-Jam’iyatul Washliyah Periode 2021-2026. (Tribun-medan.com/HO)
KONSULTASI RAMADAN - Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS. Dosen dan Guru Besar Universitas Medan Area, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Al-Jam’iyatul Washliyah Periode 2021-2026. (Tribun-medan.com/HO) (Tribun-medan.com/HO)

Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS

Profil Ringkas

Dosen dan Guru Besar Universitas Medan Area

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Al-Jam’iyatul Washliyah Periode 2021-2026.

(Cr15/ tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved