Demi Wujudkan Kota Medan Bebas Sampah Plastik, Sasude Buat Gerakan Ecobrick
Demi mewujudkan kota Medan bebas dari sampah plastik, Sanggar Anak Sungai Deli (Sasude) gelar program Ecobrick guna pelestarian lingkungan dari limbah
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Liska Rahayu
Laporan Wartawan TRIBUN-MEDAN.com, Angel Aginta Sembiring
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Demi mewujudkan kota Medan bebas dari sampah plastik, Sanggar Anak Sungai Deli (Sasude) gelar program Ecobrick guna pelestarian lingkungan dari limbah plastik.
Program ini telah dilakukan selama tiga tahun dan telah teruji ketahanannya. Sehingga ecobrick ini sangat direkomendasikan untuk menjadi penggantu batu bata.
Ecobrick ini digalakkan oleh Lukman Hakim Siagian, Founder Sahabat Alam Sumatera Utara dan pendiri Sasude serta mengajak seluruh masyarakat tepian sungai Deli untuk mensukseskan program seni meminimalisir sampah ini.
"Kita tahu kan, sampah plastik terurainya sangat lama yaitu 200 tahun, jadi mending kita nabung sampah plastiknya di dalam botol daripada terus menerus membuang sampah sembarangan yang menganggu ekosistem sungai," katanya kepada Tribun Medan.
Baca juga: Jalur Gaza Dikepung Israel, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Kirim Surat ke Presiden Jokowi
Baca juga: Berkarier di Hollywood, Ternyata Begini Tampilan Apartemen Cinta Laura, Sederhana dan Minimalis
Baca juga: Foto-foto dan Video Suzy Eshkuntana (6), Gadis Cilik Palestina Selamat dari Serangan Udara Israel
Lanjutnya, apabila diberikan sebuah contoh dari tas dari pelaku usaha daur ulang sampah dan tas bemerek lainnya.
Maka pastinya orang akan memilih tas bermerk, sehingga akhirnya program daur ulang sampah menjadi gagal dan justru akan menjadi sampah baru lagi.
Dalam mensukseskan program ecobrick, masyarakat yang berperan juga mendapat reward atas perolehan yaitu 12 botol ecobrick yang berisi 500 gram sampah akan digantikan dengan sembako yaitu beras 5Kg.
Hal ini membuat masyarakat khususnya para orang tua yang berada di tepian sungai Deli semangat untuk membantu meminimalisir sampah tersebut.
"Yang melakukan seluruh masyarakat tepian sungai deli, 1 botol ecobrick diharagi Rp 5000, begitu pula dengan anak-anak akan diberikan alat tulis. Jadi mending gini aja deh, ini simple, gak ribet ngajarinnya, gak susah juga tinggal padatin sampah plastik kedalam tapi berdampak baik untuk lingkungan," tegasnya.

Program reward yang diberikan oleh Sahabat Alam Sumatera Utara ini juga melalui open donasi guna mensukseskan program tersebut.
"Hingga kini, telah ada pesanan 2000 botol untuk Juli nantinya. Isinya 500 gram sampah plastik dalam sebotol yang diselamatkan. Mungkin untuk makanan ringan anak-anak bisa sekitar 900 pack dalam sebotol," sambungnya.
Lanjutnya, target program ini kedepannya sampai tidak ada lagi sampah plastik yang tersebar di sembarang tempat.
Bahkan, Ia juga berencana akan membuat tepian sungai Deli menjadi kampung ecobrick secara perlahan.
Baca juga: Arti Mimpi Jumpa Artis Cantik yang Sering Muncul di TV, Bisa Jadi Pertanda Bahagia
Baca juga: Bolak-balik Dijodohkan dengan BCL, Ariel NOAH Ungkap Tipe Wanita Idealnya Harus Punya Kemampuan Ini
Baca juga: Bacaan Doa Agar Dijauhkan dari Utang dan Doa Mudah Melunasi Utang, Latin dan Terjemahan
Namun memang karena gerakan ini secara swadaya hingga tidak memiliki anggaran yang besar, maka program tersebut bergerak secara perlahan.