HEBOH Video Tabung Oksigen Kosong, DPRD Medan Panggil Pihak RS Pirngadi Pekan Depan

Heboh video kemarahan keluarga pasien terkait dugaan tabung oksigen kosong di Rumah Sakit Pirngadi mendapat atensi dari DPRD Kota Medan.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/TANGKAPAN LAYAR VIDEO
Perawat RS Pirngadi Medan (kiri) dan pasien yang tengah kejang-kejang dan meninggal dunia. 

TRIBUN-MEDAN.com - Heboh video kemarahan keluarga pasien terkait tabung oksigen kosong di Rumah Sakit Pirngadi mendapat atensi dari DPRD Medan.

Dalam waktu dekat, DPRD Medan akan memanggil manajemen RS Pirngadi untuk ikut rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi II DPRD.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari, mengatakan rapat itu dijadwalkan pada pekan depan, tepatnya hari Senin tanggal 7 Juni 2021.

Ia pun menegaskan rapat ini telah dikonsultasikan dengan Ketua Komisi II Suriyanto.  

"Dalam waktu dekat ini kita akan memanggil pihak Rumah Sakit Pirngadi untuk rapat di Komisi II, dan ini sudah kita konsultasikan dengan pimpinan Komisi II. Sudah kita agendakan, kemungkinan Senin depan tanggal 7," ujar Sudari, Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Video Ini Viral, Diduga Tabung Oksigen Kosong Sebabkan Pasien Meninggal, Ini Kata Pihak RS Pirngadi

Dalam RDP nanti Komisi II DPRD Medan akan meminta keterangan dari pihak RSUD Pirngadi terkait video viral kasus kelalaian perawat RSUD Pirngadi.

Jika kejadian tersebut memang benar adanya, Komisi II DPRD Medan akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu.

"Jadi akan segera kita minta keterangan apakah video viral tersebut memang benar adanya dan nanti kita akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu. Kalau bisa perawat yang saat itu bertugas segera diganti," kata Sudari.

Nantinya Komisi II DPRD Medan akan meninjau ulang dan melakukan pengawasan terhadap rumah sakit khususnya milik daerah.

"Pertama kita akan melihat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di rumah sakit apakah memang benar-benar sudah sesuai dengan ketentuan pelayanan rumah sakit. Kedua, kalau seandainya memang benar SOP nya dilanggar segera dilakukan tindakan tegas kepada petugas yang bertugas saat itu," tegasnya.

Baca juga: VIRAL Pasien Meninggal lantaran Tabung Oksigen Kosong, Begini Kabar Terkini Sang Perawat

Komisi II DPRD Medan juga akan memastikan apakah di rumah sakit tersebut sudah ada pengawas internal, untuk antisipasi agar tidak terjadi hal serupa.

"Kita lihat struktur organisasinya di sana, apakah ada bagan tersendiri untuk mengawasi, seperti pengawas internal dari rumah sakitnya sendiri. Kalau tidak ada, kita minta segera bentuk tim pengawas internal terhadap kegiatan yang ada di rumah sakit," kata Sudari.

Ombudsman Minta RSUD Pirngadi Perbaiki Unit Pengaduan

Terpisah, Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara gelar aksi cepat tanggap ke RS Pirngadi terkait video viral pasien yang meninggal dunia akibat pelayanan buruk.

"Setelah melihat video itu kita lakukan reaksi cepat dari Ombudsman RI Perwakilan Sumut terkait pelanggaran pelayanan publik," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar saat diwawancara usai bertemu Direktur RSUD Pirngadi, Sabtu (29/5/2021).

Dia pun menyampaikan pertemuan hari ini untuk mengklarifikasi atas dugaan pelanggaran pelayanan publik yang muncul dalam video viral tersebut.

"Tentu beliau tadi membantah segalanya tidak benar. Ini kemudian masih menjadi catatan dari Ombudsman," katanya.

Abyadi menjelaskan atas video viral itu, Ombudsman mengingatkan ke RSUD Pirngadi untuk meningkatkan pelayanan. Terkhususnya di pihak manajemen unit layanan yang ada di RS Pirngadi.

"Kita lihat terjadinya soal pelayanan antara pasien dan pihak manajemen mungkin karena kurangnya pos pengaduan. Makanya kita minta seluruh informasi tentang pengaduan di Pirngadi agar terinternalisasi secara masif di seluruh ruang rawat inap," ujarnya.

Jika hal itu sudah berjalan dengan baik, menurutnya, setiap persoalan yang dihadapi pasien bisa tersampaikan kepada ke unit manajemen pelayanan pengaduan agar bisa diselesaikan.

"Ketika ini bisa berjalan dengan baik di unit pengaduan saya kira pasti clear dan tidak sampai seperti ini," jelasnya.

Baca juga: MENOHOK Pernyataan Selebgram Ratu Entok soal Perawat RS Pirngadi dan Tabung Oksigen Kosong

Sementara itu Direktur RSUD Dr Pirngadi Suryadi Panjaitan mengatakan pasien yang berada dalam video viral tersebut Unregister.

"Artinya semua pelayanan dan pembiayaan itu ditanggung Pemerintah Kota Medan dari APBD. Makanya kita langsung bentuk tim mulai dari dokter penyakit dalam, paru, dan bedah tulang," sebut Suryadi.

"Jadi masalah dibilang infus, saya rasa tidak benar. Kenapa waktu sekarang baru dikeluhkan. Padahal pasien masuk mulai dari kemarin tidak ada. Kita layani pengobatannya, dokternya, dan lain-lain. Saya rasa mengeluh itu tidak pantaslah," lanjutnya.

Selain itu, untuk masalah laporan ke kepolisian atas arahan dari Wali Kota Medan pihaknya membatalkan. Dia menjelaskan kemungkin keluarga terlalu emosional karena kehilangan orangtua sehingga membuat pernyataan viral tersebut.

"Tapi lain kali, saya harap itu tidak terjadi lagi. Karena banyak dampaknya, bukan hanya keluarga tapi ke masyarakat sekitar juga," ujarnya.

"Memang sempat mau dilapor cuma karena ada saran dari pak pimpinan sehingga kita batalkan. Ya kita mau bilang Pirngadi sudah berusaha memberikan yang terbaik," tandasnya.

Menurut Suryadi, soal tabung oksigen kosong tidak benar. Karena menurutnya tabung oksigen tersebut masih berisi 250 liter. Dia imbau seharusnya jika ada persoalan serupa diselesaikan terlebih dahulu di unit pengaduan untuk mengajukan komplain.

Sebelumnya diberitakan, beredar video viral berdurasi 56 detik di salah satu akun di Instagram yang menyebutkan bahwa seorang pasien mendapatkan pelayanan buruk di RS Pirngadi Medan, Rabu (26/5/2021).

Baca juga: Detik-detik Jeritan Pilu Melihat Sang Ibu Kritis karena Tabung Oksigen Kosong, Tanggapan RS Pirngadi

Dalam video tersebut, orang yang merupakan anak pasien berteriak bahwa ibunya meninggal dunia karena petugas rumah sakit tidak mengganti tabung oksigen.

Rawi, anak pasien, menegaskan bahwa tabung oksigen yang dipasang pada ibunya itu memang tak berfungsi dengan baik.

Ia membuktikannya sendiri dengan memasang alat bantu pernapasan itu ke mulut dan hidungnya. Saat dicobanya, ia tidak merasakan adanya udara dari tabung dan selang tersebut.

Ia bahkan mendengar seorang dokter bernama Sony mengatakan bahwa tabung oksigen itu memang kosong.

"Tidak ada penanganan. Cuma dr Sony yang menekan-nekan sampai keringatan. Dia bilang enggak ada ini pak oksigennya. Dia bilang, 'Sabar, Pak," kata Rawi, Jumat (28/5/2021) malam.

(Cr17/cr8/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved