Chelsea, Bocah 5 Tahun Idap Kelainan Tulang Langka, Butuh Uluran Tangan untuk Pengobatan

Berbeda dengan adiknya yang normal dan aktif seperti anak pada umumnya, Chelsea juga terlihat seperti selayaknya seorang kakak.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ FADLI
Chelsea saat dipangkuan neneknya M Boru Pakpahan, saat disambangi di kediamannya, Jumat (11/6/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN-Chelsea, bocah berusia 5 tahun yang kini dirawat neneknya bernama M Boru Pakpahan (52) Jalan Serawak 5, Dusun XVI, Desa Bandar Klipa, Kecamatan Percutseituan Kabupaten Deliserdang, membutuhkan uluran tangan dermawan.

Bocah yang mengidap kelainan tulang langkah ini, diamatinya saat dirinya masih di dalam kandungan.

M Boru Pakpahan yang ditemui Tribun Medan di kediamannya mengatakan, kondisi Chelsea semenjak lahir sudah begini. 

Baca juga: Ombudsman RI Nilai Petugas Pencatat Pemakaian Oksigen RS Pirngadi Tidak Kompeten

"Sebelumnya, saat masih dikandungan, memang sudah diberi tahu adanya kelainan. Namun mamanya tetap bersyukur apa yang diberikan Tuhan," ujarnya, Jumat (11/6/2021).

Tekad kuat yang dimiliki sang ibu yang diketahui bernama Elshaday Boru Tinambunan, tetap memperjuangkan Chelsea untuk lahir ke dunia, meski telah disarankan untuk digugurkan saat di dalam kandungan.

Lanjut Boru Pakpahan ini, mamanya Chelsea juga sudah dianjurkan untuk digugurkan, namun mamanya tetap bersyukur apapun yang diberikan Tuhan.

"Beberapa waktu lalu, cucu saya ini sempat tidak bersama dengan saya karena ikut mamanya di Jakarta. Namun karena masa pandemi, keekonomian juga terganggu, maka saya ke Jakarta untuk menjemput Chelsea dan di bawa ke sini," ungkapnya.

Chelsea Gracia Manullang merupakan anak pertama dari pasangan Charles Antoni Manullang Elshaday Boru Tinambunan.

Saat ditemui Tribun Medan di kediamannya, Chelsea terlihat bermain dengan mobil-mobilannya dan unta plastik miliknya.

Ia tak bisa berjalan dikarenakan selaput di kedua lututnya tidak dapat terbuka seperti normal.

Baca juga: 13 Titik Panas Terpantau di Sumut, BMKG Imbau Warga tak Bakar Hutan

Chelsea juga disebut susah untuk makan, sampai usainya yang memasuki umur 5 tahun ini, ia cuma bisa meminum susu dan bubur encer.

Untuk memberi makannya, nenek Chelsea mengatakan membutuhkan waktu dua jam.

"Karena kondisi tulangnya bengkok, begitu juga di bagian dadanya. Jadi harus pelan-pelan mengasih ia makan. Kalau tidak ia menangis karena sesak di bagian dadanya," ucapnya.

Sehari-hari Chelsea hanya ditemani adiknya yang berusia setahun di bawahnya.

Berbeda dengan adiknya yang normal dan aktif seperti anak pada umumnya, Chelsea juga terlihat seperti selayaknya seorang kakak.

Ia kerap mengalah untuk memberikan permainan kepada adiknya. Meski terkadang duduk dan ngesot di lantai rumah neneknya yang juga dijadikan gereja.

Lanjut Boru M Pakpahan, dirinya juga terkendala biaya Chelsea yang sepekan bisa menghabiskan uang Rp 1 juta rupiah.

"Karena ia tidak bisa makan. Jadi susu saja dibeli. Seminggu untuk ia sendiri lebih dari Rp 1 juta. Saya terkadang juga bingung mencari uang di mana. Saya berharap adanya bantuan dari dermawan yang tergerak hatinya melihat kondisi cucu saya ini," bebernya.

Baca juga: Kurir Ganja 148 Kg Diamankan Petugas Koramil di Jalan Tembung, Terkuak Saat Tabrak Pasutri

Untuk menggeser tubuhnya, Chelsea terkadang menggunakan lututnya.

Tak jarang, bekas luka baik memar, goresan hingga menghitam terlihat di lutut bocah berusia 5 tahun.

Chelsea juga terbilang ramah, ia tetap menegur siapa yang berkunjung ke rumahnya. Keceriaan anak-anak terlihat di wajah Chelsea meskipun ia tak menyadari adanya kondisi berbeda di dirinya.

Chelsea juga kerap mengajak tamu yang datang untuk berkomunikasi dengan dirinya.

Beberapa kali Chelsea mengajak kru Tribun Medan untuk berkomunikasi. Sesekali ia mengangkat tangannya untuk ber-cas (saling menempelkan telapak tangan).

Meski kondisi Chelsea tidak seperti bayi berusia 5 tahun pada umumnya, nenek Chelsea meyakini apa yang diamanahkan Tuhan kepada keluarganya merupakan suatu anugerah.

"Saya yakin dan percaya. Tuhan pasti memberikan mukjizat kepada keluarga kami. Karena Tuhan tahu mana yang terbaik untuk kami. Dan kami yakin itu," katanya.

Dalam segi perobatan M Boru Pakpahan menuturkan bahwa untuk di Indonesia, belum ada yang mampu menangani kasus yang dialami cucunya itu.

Baca juga: Bercinta di Semak-semak, Pasangan Kekasih Ini Kehilangan Sepeda Motor

"Saya rasa di Indonesia belum mampu. Karena menurut informasi yang saya cari-cari, baru negara Germany yang mampu mengobati cucu saya.

Namun kan biayanya tidak sedikit. Untuk sehari-hari saja terkadang memiliki kendala. Apalagi untuk berobat ke Germany sana," ucapnya.

(mft/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved