Pernah Dicuri, Terungkap Asal-usul Hajar Aswad, Ilmuwan Inggris Ini Sampai Ucap Syahadat
Batu yang terdapat di sudut sisi tenggara Kakbah ini, biasanya akan disentuh dan dicium atau hanya sekedar melambaikan tangan tanda hormat.
Hajar Aswad memiliki warna hitam kemerahan, dengan diameter 30 cm.
Batu Hajar Aswad ditemukan di sudut tenggara Kakbah, dan berbentuk mirip dengan mangkuk minum.
Hajar Aswad dikelilingi oleh bingkai perak murni di bagian sekitar batu.
Menurut riwayat Said bin Jubair ra, dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka’ab ra, Hajar Aswad diturunkan oleh malaikat dari langit ke dunia.
Ahli sejarah dan penulis pertama sejarah Makkah, Abu Al-Walid Muhammad bin Abdul bin Ahmad Al-Azraki (224H/837M) juga mengatakan hal yang sama.
Dikutip dari islamiclandmarks.com, pada zaman dahulu ketika orang Quraisy menghancurkan Kakbah Suci untuk dibangun kembali, timbul perselisihan ketika bangunan tersebut mencapai tingkat Hajar Aswad.
Mereka memiliki perbedaan pendapat tentang siapa yang berhak mengembalikan Hajar Aswad ke tempat asalnya.
Banu Abdu'd-Dar membawa semangkuk penuh darah dan semua suku memasukkan tangan mereka ke dalamnya, yang berarti mereka telah memutuskan untuk bertarung satu sama lain.
Tetapi Abu Umayya Ibn al-Mugheera, sesepuh mereka, meminta orang Quraisy untuk menyetujui penilaian orang pertama yang datang melalui Gerbang Bani Shaybah dan mereka semua menyetujui saran ini.
Dan orang pertama yang datang melalui gerbang ini adalah Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Dia meletakkan Hajar Aswad di tengah selembar kain, dan meminta perwakilan dari masing-masing suku untuk memegang salah satu ujung kain dan mengangkatnya ke tempatnya.
Kemudian Nabi mengambilnya dengan tangan bangsawannya sendiri dan mengembalikannya ke tempat asalnya.
Hal tersebut menjadi cara Nabi dalam mencegah pecahnya perang di antara kaum Quraisy pada saat itu.
Orang-orang berlomba-lomba untuk dapat mencium dan memgang batu hajar Aswad karena dianggap sebagai batu suci dari surga.
Hal tersebut sesuai dengan hadist riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, yang mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda: