Lia Ungkap Perubahan Sikap Aneh Sang Anak Setelah Digigit Anjing : Anak Saya Kejankejang
Lia menjelaskan sehari - hari anaknya memang sering bermain ke rumah kakeknya. Hanya pada Sabtu dan Minggu MRA pulang ke rumahnya.
Lia pun semakin cemas. Rasa khawatirnya memuncak. MRA pun langsung dilarikan ke RSUP Adam Malik. Sesampainya di sana, MRA langsung di Swab dan darahnya diambil.
Setelah ditunggu beberapa lama, ia kembali mendapatkan berita tidak mengenakkan.
Rupa-rupanya stok vaksin Anti rabies yang ada di RSUP Adam Malik sedang kosong. Lia pun disarankan pihak rumah sakit untuk untuk mencari vaksin tersebut ke Klinik Bestari yang ada di Petisah.
Tidak ingin patah semangat untuk mengobati anaknya, ia pun langsung melarikan anaknya ke lokasi rujukan tersebut.
Baca juga: Pengendara Land Cruiser Hilang Misterius, Keluarga Herlan Gurning Kumpul di Jembatan Lau Biang
Sayangnya, Lia kembali diperhadapkan pada kondisi serupa. Stok vaksin Anti rabies di klinik tersebut sedang kosong.
"Dari Klinik Bestari itu menyarankan untuk mencari ke klinik- klinik lainnya, mana tahu ada. Tapi kami tidak dapat juga di hari itu," ucapnya.
Hari itu pun ia menutup hari tanpa mendapatkan vaksin anti rabies. Rabu (12/6/2021) Lia tidak menyerah. Ia kembali bergegas untuk mencari vaksin tersebut.
Tapi di hari itu MRA tidak lagi ikut, sebab sang anak berada dalam kondisi yang semakin buruk. Ibu dari uda orang anak ini pun pergi ke Klinik Tuntungan, tapi juga gak kunjung mendapatkan vaksin.
"Dari Klinik Tuntungan disuruh cari ke apotik - apotik. Dan mereka bilang kalau sudah dapat vaksin dapat disuntikkan ke kliniknya," sebutnya.
Baca juga: Kabar Terbaru Pemasok Senjata ke KKB Papua, Ketua DPRD dan Pemkab Diduga Berikan Dana ke KKB
Lia pun kembali mencari ke apotek yang ada di Kota Medan. Sampai lah ia di Kimia Farma 107 sekitar Carefour.
Pencahariannya pun menemukan titik terang. Didapatkannya dua vial vaksin anti rabies.
"Kita beli dua vaksin karena dibutuhkan untuk hari itu. Lalu saya jemput anak saya dan dibawa ke klinik Afianti untuk disuntik vaksin," bebernya.
Setelah divaksin, Lia sempat merasa lega. MRA pun kembali dibawa ke rumah kakeknya. Tidak selang berapa lama, Lia kembali gusar melihat anaknya.
MRA rupanya jadi seperti lumpuh dan lemas. Dilihat anaknya tersebut bawaannya ingin terus tertidur serta tidak bisa duduk normal. Selain itu, air liurnya juga terus keluar. Semakin menyerupai tingkah laku seekor anjing.
"Sampai hari Minggu (13/6/2021) dia terus bertingkah laku seperti itu. Tetapi semakin lama, semakin lasak. Kadang - kadang melolong, dan mengendus - ngendus," ucapnya.