TRIBUNWIKI

PROFIL Letda Sudjono, Pahlawan dan Korban Keganasan PKI di Simalungun Masa Lalu

Anak keempat Peltu Sudjono, Joko Umboro dalam sebuah wawancara dengan HumasSumut Pemprov Sumut beberapa waktu lalu mengenang memori.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIJA
Tugu Letda Sudjono menjadi spot wisata sejarah masyarakat Simalungun dan sekitarnya. 

TRIBUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN-Sudjono merupakan seorang Bintara Tinggi dengan pangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu). Namanya dikenal sebagai pahlawan sekaligus korban kekejaman komunis di PTPN III Kebun Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun (dahulu bernama PNP Karet IX) pada 14 Mei 1965.

Baca juga: Kasus Pendeta Cabul Benyamin Sitepu Dilimpahkan ke Kejaksaan, Para Korban Minta Segera Disidang

Kegigihan Sudjono mempertahankan areal perkebunan Bandar Betsy membuatnya menjadi sasaran keroyok dari sekitar 200 orang anggota Barisan Tani Indonesia (BTI), organisasi sayap Partai Komunis Indonesia (PKI) masa itu.

Ia pun meninggal dunia dengan luka di sekujur tubuhnya.

Anak keempat Peltu Sudjono, Joko Umboro dalam sebuah wawancara dengan HumasSumut Pemprov Sumut beberapa waktu lalu mengenang memori peristiwa meninggalnya sang ayah.

"Waktu itu, saya masih kelas 3 SMA. Bapak saat itu udah jadi perwira pengawas di Bandar Betsy. Dia bilang kamu sekolah yang serius jangan nggak sekolah," kata Joko.

Joko menyebut, pada hari Jumat, ayahnya pulang dengan membawa senjatanya. Kemudian pergi lagi keluar rumah tanpa membawa senjata karena dijeput oleh sekelompok orang.

"Alah, cuma mau ke sana aja, kok. Jadi dijeput sama PKI. Ternyata sudah ada rencana komunis itu tadi," cerita Joko.

Baca juga: Cerita Suami Annisa Trihapsari saat Butuh Uang Beli Susu Anak hingga Minta Pekerjaan pada Sutradara

Peltu Sudjono kemudian menjadi bulan-bulanan oleh kelompok komunis di Bandar Betsy.

Kabar penganiayaan hingga meninggal ini kemudian sampai ke telinga ibunda mereka, istri Peltu Sudjono.

Joko mengatakan, setelah kejadian itu keluarga mengungsi ke rumah nenek mereka. Sementara ibunda mengurus jenazah Peltu Sudjono yang sudah meninggal dunia dengan kepala yang sudah dibungkus.

Kemudian keluarga mengungsi ke asrama Kowilhan Jalan Sudirman Medan selama dua bulan, lantaran khawatir masih ada ancaman terhadap keselamatan keluarga Peltu Sudjono.

Untuk mengenang aksi heroik Peltu Sudjono, pemerintah menganugerahkan penghargaan berupa kenaikan pangkat dari sebutan Peltu Sudjono menjadi Letnan Dua (Anumerta) Sudjono dan menggelari Sudjono sebagai Pahlawan Pembangunan.

Baca juga: 4 Cara Simpel Ngurus Sim Card Telkomsel Yang Hilang Agar Dapat Kartu Baru & Nomor Sama

Kemudian dibuatlah Tugu Letda Sudjono pada 1970-an di Kebun Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, dan pada tahun 1997 dibuat pula tambahan patung 7 Pahlawan Revolusi di belakangnya dengan latar ornamen Garuda Pancasila.

Masa kini, Tugu Letda Sudjono kerap ramai saat upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.

Tugu Letda Sudjono menjadi spot wisata sejarah masyarakat Simalungun dan sekitarnya.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved