News Video
MALAPETAKA Koperasi Simpan Pinjam, Uang Miliaran Dibawa Kabur, Padahal Untuk Kebutuhan Anak Sekolah
Kesaksian para orang tua yang menjadi korban penipuan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sari Asih Nusantara (SAN) yang mencapai total angka hingga miliaran
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: M.Andimaz Kahfi
MALAPETAKA Koperasi Simpan Pinjam, Uang Miliaran Dibawa Kabur, Padahal Untuk Kebutuhan Anak Sekolah
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kesaksian para orang tua yang menjadi korban penipuan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sari Asih Nusantara (SAN) yang mencapai total angka hingga miliaran rupiah
Seusai menggeruduk kantor pusat di Jalan Bilal Ujung Komplek Villa Harmonis No. 10, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur, para orangtua satu persatu memberikan pengalaman yang uangnya tak kunjung dicairkan.
Ibu Riama Manullang warga Kelurahan Simalingkar B menuturkan bahwa dirinya harusnya sudah menarik uang Rp 4 juta di bulan ini.
Uang tersebut akan digunakannya untuk anaknya yang akan masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Mau pencairan untuk anak sekolah karena kan anak saya mau tamat SD , dibilang sama sekolah baru bisa diambil katanya jadi ini udah 5 tahun. Harusnya cair nya keluar SKHU cair bulan Juni inilah, saya bayar perbulan Rp 50 ribu, ikut bunga 4-5 juta lah," tuturnya.
Ia meminta agar kasus ini segera selesai dan uangnya dibayarkan karena anaknya akan masuk sekolah.
"Dengan kasus ini harapannya cepat baliklah uang nya. Anak saya mau sekolah itukan perlu untuk anak sekolah bukan apa-apa. Baru 5 tahun saya nabung, mau narik ini baru terkendala, beginilah kasusnya," tuturnya.
Ibu Naima (36) Warga Simalingkar B juga mengalami kasus yang sama bahwa dirinya harusnya menarik uang Rp 7 juta untuk uang masuk anaknya ke SMA.
"Saya menuntut hak saya, saya datang ke kantor cabang yang di Padang Bulan. Itu masih lagi dikutip uang saya di bulan Mei sama Ibu Bina dibilangnya kalau pencairan uang itu 7 juta di bulan depan. Kalau ibu mau bulan ini dipotong KCU 1 juta jadi 6 juta saya enggak mau. Katanya bakal dibayar di Bulan 7 tanggal 10," bebernya.
Ia meminta agar kasus ini segera diselesaikan segera mungkin dan uangnya dikembalikan.
"Rupanya saya lihat di Facebook tadi pagi ada ribut masalah ini. Jadi saya datang kesini karena kantor cabang sudah tutup di Simalingkar B, anak saya mau masuk SMA, dari sinilah maksudnya uang. Saya minta ini sesegera mungkin dibayarkan," bebernya.
Seorang ibu Henni Lubis Warga Kota Medan menegaskan bahwa jumlah kerugian hingga miliaran di Provinsi Sumut.
"Sudah miliaran kerugiannya ada lah, untuk Sumut aja miliaranlah kerugian nya. Kami enggak bisa lagi nangis yang ada emosi yang ada. Kami minta uang kami kembalikan, kembalikan uang kami," tuturnya, Senin (28/6/2021).
Ia menuturkan bahwa pencairan yang dialaminya mencapai angka 15 juta.
"Uang saya harusnya cair di Bulan Juni ini sekitar Rp 15 juta uang saya. Saya perbulan bayar 400 ribu jadi ini sudah 3 tahun. Segera kembalikan uang kami, anak saya ini mau kuliah," teriaknya.
Ia menegaskan bahwa belum ada kejelasan dari pihak KSP Sari Asih Nusantara belum ada memberikan penjelasan terhadap para nasabah apa yang terjadi sehingga tidak ada pencairan.
"Belum ada penjelasan dari pihak yang bersangkutan. Bulan ini masih dikutip tapi udah tutup, tidak tau lah udah di mana orangnya. Penipu orang ini memang," teriaknya.
Hennu menuturkan bahwa saat ini mencari uang sangat sulit hingga menyebabkan dirinya sakit.
"Mau nyari uang seribu perak aja sekarang susah, awak nabung untuk pendidikan anak saya, awak sampai enggak makan. Laki awak enggak kerja karena covid, uang untuk pendidikan anak awak pun enggak ada, mana bisa enggak ada uang. Uang penghasilan awak bukan nya banyak perbulan. Aku sakit 2 hari ini mikirkan itu aja bang." teriknya kepada kuasa hukum tersebut.
Robert Simbolon warga Medan Amplas menegaskan bahwa setelah ini ratusan korban ini akan segera membuat laporan ke Polda Sumut terkait penipuan dan penggelapan uang nasabah ini.
"Jadi jatuh tempo pencairan tidak tanggung jawab jadi sampai kemanapun akan kami tuntut. Jadi kami berencana melaporkan ke pihak berwajib di Polda Sumut," jelasnya.
Ia membeberkan akan ada ratusan korban yang melaporkan ke Polda.
"Kami ini ada ratusan ini untuk di Medan ini saja, besok kami akan datang ke Polda agar segera ditanggapi," tegas Robert.
Amatan tribunmedan.com, terlihat puluhan orang yang didominasi oleh ibu-ibu tampak berdebat dengan kuasa hukum dari pihak KSP Sari Asih Nusantara.
Para orangtua yang mulai emosional tersebut tidak terima dengan pencarian uang tabungan pendidikan anak yang tak kunjung diterima yang harusnya diterima pada pertengahan Juni 2021.
Para orang tua yang berteriak mencerca Kuasa Hukum pihak Yayasan KSP Sari Asih Nusantara yang berdiri depan kantor. "Di mana uang kami, kembalikan uang kami, anak kami mau sekolah," teriak ibu-ibu beramai-ramai.
Saat didesak oleh para orang tua, Kuasa Hukum Yayasan KSP Sari Asih Nusantara menyebutkan bahwa pihaknya hanya bisa menjelaskan terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Saya hanya memberi penjelasan mengenai PKPU nya, sebatas kuasa saya hanya mengajukan penundaan pembayaran kita. Nanti ada pihak pengurus oleh pihak pengadilan," cetusnya.
Ia menegaskan bahwa mau dipaksapun pihaknya tidak bisa membayar uang tersebut untuk dikembalikan.
"Mau dipaksapun pihak yayasan sekarang uangnya tidak ada. Saya tidak tahu dia di mana. Saya tidak melindungi," pungkasnya.
(vic/tribunmedan.com)