Wawancara Eksklusif
Suka Duka Fadjroel sebagai Penyambung Lidah Presiden, Saya Sakit Kepala kalau Ditanya soal Reshuffle
Sebagai seseorang yang bertugas di lingkungan Istana, tentunya Fadjroel tahu agenda pelantikan dan reshuffle. Namun, Fadjroel harus meunggu isntruksi
Semua kebijakan kemeterian, lembaga, sepanjang kebjakan Presiden, kami akan viralkan melalui media sosial atau ke komunitas, ke semua pihak..
Jadi sebenarnya ada lima. Orang menyangka juru bicara itu hanya frontlining. Padahal frontlining cuma 1/5 dari kerjaan jubir.

Krusial poin apa yang biasanya terjadi, ketika menyampaikan lima konteks itu?
Frontlining paling berat. Sebelum pandemi Covid-19, kami bisa langsung ketemu wartawan di pilar Istana. Ketika keluar lingkungan Istana, kami langsung bertemu sama teman-teman wartawan.
Tapi, pada masa pandemi ini tidak bisa lagi. Terpaksa harus melalui webinar.
Kadang-kadang melalui WhatsApp. Saking banyaknya, kadang-kadang saya menjawabnya beberapa kalimat, dan mengarahkan ke kementerian, ataulembaga terkait.
Kalau analizing kan bisa mengamati. Kami sering dibantu Dirjen Aptika. Dibantu mesin-mesin tertentu, memberitahu apa yang menjadi isu di media.
Apa yang paling membuat Anda sakit kepala selama menjabat staf khusus presiden?
Praktis berjalan biasa. Tidak ada yang terlalu membuat kami kesulitan. Cuma kadang ada masalah waktu saja untuk menyampaikan sesuatu.
Kami kebetulan membuat organisasi dengan flowchart yang sudah jelas.
Baca juga: Terekam CCTV, Seorang Pria Curi Sepatu di Masjid Shalatul Falah Tanjung Morawa
Baca juga: SUDAH 50 Persen Masyarakat Binjai Divaksin, Berikut Keterangan Kadis Kesehatan Sugianto
Jadi, betul-betul semuanya berjalan tidak mendadak. Itu yang penting. Jadi, semuanya sebenarnya biasa saja.
Walau kadang ada kesulitan di sana-sini, karena ada keharusan kecepatan.Anda dan Presiden pernah curhat dalam konteks pribadi?
Lebih dalam urusan pekerjaan saja. Saya senang kalau jalan ke luar kota, karena suasananya lebih santai.
Kalau di Istana saya harus tahu diri kursinya ditempatkan di mana. Kalau berdiri itu kalau ada Presiden saya di belakangnya.
Tapi, kalau ada Wakil Presiden saya di belakangnya lagi. Kalau ada menteri saya di belakangnya lagi.
Protokol itu tidak pernah saya pahami sebelumnya. Waktu jadi komisaris ada protokol, tapi saya langgar. Kalau di Istana kan tidak boleh. Kalau mendampingi Presiden ke luar kota itu asyik.
Makan diajak satu meja, diskusi, ngobrol, kadang-kadang kalau resmi kita tidak berani makan dekat Presiden.
Kalau Beliau ajak ngobrol di warung, restoran, saya izin Pak mau ngambil ini. Jadi lebih enak kalau jalan ke luar kota.
Karena Beliau senang makan di warung, restoran milik publik, kemudian orang berkumpul. (tribun network/denis destryawan)
Jubir Fadjroel: Diawasi Pemda Masing-masing
Fadjroel Rachman Diangkat sebagai Juru Bicara Pres
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman
tribunmedan
LBH Medan Pertanyakan Kehadiran Personel TNI AD Turun saat Pembongkaran Rumah Pensiunan PTPN II |
![]() |
---|
Kisah Pilu Ferdinan Tarigan, Korban Longsor Sibolangit Terjepit Selama 2 Jam, Sudah Pasrah Meninggal |
![]() |
---|
Bupati Taput Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur, Desa dan Dusun Harus Merdeka dari Ketertutupan |
![]() |
---|
Fenomena Tidak Percaya Covid-19 Bukan hanya di Indonesia, Wapres: Ada Orang Ingin Mengacau |
![]() |
---|
Suka Duka Fadjroel sebagai Penyambung Lidah Presiden, Saya Bicara Setelah Jokowi Bicara |
![]() |
---|