Pantas Joe Biden Ancam Isolasi China, Ternyata Covid-19 Sudah Menyebar di Tiongkok Sejak Bulan Ini

Pantas saja Presiden Amerika Serikat Joe Biden baru-baru ini mengancam mengisolasi China jika melawan.

Kolase/Tribunjambi.com
Xi Jinping vs Joe Biden - Pantas Joe Biden Ancam Isolasi China, Ternyata Covid-19 Sudah Menyebar di Tiongkok Sejak Bulan Ini 

TRIBUN-MEDAN.com - Pantas saja Presiden Amerika Serikat Joe Biden baru-baru ini mengancam mengisolasi China jika melawan.

Sebelumnya, China dianggap tidak terbuka terkait apa yang terjadi di Laboratorium Wuhan. Atas hal itu, Amerika menyerukan penyilidikan paksa di laboratorium itu.

Ternyata, satu studi terbaru mengatakan kemungkinan Covid-19 muncul lebih awal dari waktu yang dikatakan oleh China.

Virus penyebab Covid-19 kemungkinan sudah menyebar di China dua bulan sebelum kasus pertama diidentifikasi di pusat kota Wuhan.

Paper ilmiah para peneliti dari Universitas Kent Inggris yang diterbitkan jurnal PLOS Pathogens awal pekan ini memaparkan perkiraan tersebut.

Para peneliti menggunakan metode konservasi.

Mereka memperkirakan bahwa SARS-CoV-2 pertama kali muncul di China sejak awal Oktober hingga pertengahan November 2019.

Baca juga: BOCOR Misi Rahasia Amerika, Pentagon Kirim Dana Jutaan Dolar ke NIH untuk Institut Virologi Wuhan

Masyarakat China dengan sedikit yang menggunakan masker saat menonton Strawberry Music Festival di Wuhan pada Sabtu (1/5/2021). [STR/AFP](STR/AFP)
Masyarakat China dengan sedikit yang menggunakan masker saat menonton Strawberry Music Festival di Wuhan pada Sabtu (1/5/2021). 

Menurut perkiraan mereka, tanggal kemunculan virus tersebut yang paling mungkin adalah 17 November 2019.

Dan mungkin sudah menyebar secara global pada Januari 2020.

China secara resmi mengumumkan kasus Covid-19 pertama pada Desember 2019.

Kemunculan virus tersebut dikaitkan dengan pasar seafood Huanan di Wuhan, sebagaimana dilansir Reuters.

Namun, setelah diteliti, sejumlah kasus awal tidak memiliki hubungan dengan Huanan.

Ini menyiratkan bahwa SARS-CoV-2 sudah beredar sebelum mencapai pasar seafood itu.

Sebuah studi bersama yang diterbitkan oleh China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Maret mengakui, kemungkinan ada infeksi virus pada manusia sebelum wabah Wuhan.

Sementara itu, Jesse Bloom dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle, Amerika Serikat (AS), menemukan adanya data pengurutan yang dihapus pada kasus awal Covid-19 di China.

Baca juga: 16 Kasus Baru Sehari Sebelum Konser, Ini 6 Fakta Wuhan Jadi Covid-19 Pertama Muncul di Pasar Hewan

Penduduk muda Wuhan belakangan ini sudah bisa menjelajahi malam ditengah kerumunan orang.
Penduduk muda Wuhan belakangan ini sudah bisa menjelajahi malam ditengah kerumunan orang. (AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL)

Temuan tersebut dipaparkan dalam sebuah paper yang dirilis pekan ini sebagai versi pracetak.

Disebutkan bahwa Covid-19 awal yang diselidiki oleh WHO tidak sepenuhnya mewakili jenis virus yang beredar di bulan-bulan pertama.

Penghapusan data adalah bukti lebih lanjut bahwa China berusaha menutupi asal-usul Covid-19, kata kritikus.

Seorang peneliti di Harvard's Broad Institute Alina Chan menulis di Twitter bahwa dia tidak habis pikir mengapa data penting tersebut dihapus.

Chan menambahkan, "Itu adalah pertanyaan yang bisa kamu jawab sendiri.”

Kuat dugaan bahwa, Covid-19 Terbang dari Laboratorium Wuhan

Sementera, Joe Bidan tak sendiri untuk melakukan penyelidikan kepada Cina, tetapi beberapa negara lainnya juga mendukung sikap Gedung Putih tersebut.

AS bahkan sudah memberikan tekanan diplomatik kepada Cina jika menolak dilakukan penyelidikan.

Foto Kolase Presiden AS Joe Biden dan Lab Wuhan -
Foto Kolase Presiden AS Joe Biden dan Lab Wuhan - (IST)

Terkait dengan hal ini, diungkapkan oleh Jake Sullivan, bahwa dugaan adanya Virus yang terlepas dari Wuhan memang harus dibuktikan dengan penyidian indefendent gabungan dari berebagai negara.

Sullivan menyatakan AS akan memberikan tekanan dan isolasi kepada Cina, jika menolak untuk diselidi.

"Ini adalah persiapan diplomatik mengummpulkan negara-negara di dunia, memaksakan tekanan politik dan diplomatik kepada China, itu adlaah bagian intin untuk menghadapi penolakan China," ujar Sullivan.

Sebab, Sullivan tahu, dipastikan seperti sebelumnya China akan menolak dilakukan penelitian dan penyidikan.

"Tetapi AS dan negara-negara pendukung akan memberikan tekanan secara khusus. Jika menolak maka mereka akan menghadapi isolasi di komunitas internasional," kata Sullivan.

China Dalam Tekanan

Seperti diketahui, tekanan akan dilakukan dengan cara melakukan isolasi dari komunitas global. Sebab negara-negara anggota Komunitas Global telah memberikan perhatian khusus.

Hal ini ditegaskan oleh Jen Psaki Sekretaris Gedung Putih, pada Senin, bahwa China memang kurang transaparan, hal ini membuat khawatir terutama pemerinta AS dalam hal ini Joe Biden.

"Kami akan bekerjasama untuk memberikan tekanan yang diperlukan kepada China, untuk menjadi peserta dan menyediakan data dan akses yang transparan dalam kasus ini (Kebocoran Laboratorium Wuhan)" ujarnya.

Terkait dengan pernyataannya ini, Komunitas inteleijen AS akan langsung bergerak cepat melakukan penyidikan untuk membuktikan tuduhan yang mereka layangkan.

Warga Wuhan saat menggelar festival di masa pandemi tanpa protokol kesehatan
Warga Wuhan saat menggelar festival di masa pandemi tanpa protokol kesehatan (Capture Star News)

China Melawan

Namun, China akan melawan. Perseteruan dua negara Adikuasa ini memang memanas.

Persaingan sebagai negara dengan kekuatan ekonomi luar biasa ini, memang memuncak.

Alasan dugaan bahwa Laboratorium Wuhan bocor itu akan menjadi alasan penting Amerika Serikat.

Namun China tak tinggal diam dan melawan, melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negara China Zaho Lijian langsung bertindak dan menyatakan apa yang diungkapkan AS sangat tak masuk akal.

Sebab menurut Zhao yang mengutip laporan WHO. Bahwa tidak ada istilah kebocaran dari Institus Virologi Wuhan.

Zhao bahwa menuding Amerika Serikat sengaja membangun stigma dan manipuasi politik untuk mengalahkan kesalahan.

"Mereka tidak menghormati sains, tidak bertanggungjawab terhadapi kehidupan orang, kontraproduktif terhadap upaya global bersama untuk memerangi virus," kata Zhao.

Dukungan Inggris

Setelah Biden memerintahkan komunitas intelijen AS untuk meningkatkan upaya penyelidikan tentang asal-usul Covid, China mengecam Washington.

Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan pada bulan Mei bahwa "sangat tidak mungkin" virus itu berasal dari kebocoran dari Institut Virologi Wuhan, mengutip laporan WHO.

Dia menambahkan: “Salah satu tujuan (AS) adalah menggunakan pandemi untuk mengejar stigmatisasi dan manipulasi politik untuk mengalihkan kesalahan.

“Mereka tidak menghormati sains, tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan orang, dan kontraproduktif terhadap upaya global bersama untuk memerangi virus.”

Zhao juga mengecam komunitas intelijen AS karena memiliki "rekam jejak yang terkenal".

Namun sanggahan Zhao agaknya tidak memberikan efek. Sebab, Ilmuwan Inggris dan anggota komite SAGE juga mendukung seruan untuk penyelidikan lain.

Dikatakan oleh Profesor Wendy Barclay bahwa, teori kebocoran laboratorium tidak dapat dikesampingkan.

Selain itu, dia mengatakan kepada anggota parlemen pada awal Juni ketika ditanya tentang teori kebocoran laboratorium:

“Saya tidak dapat mengesampingkan kemungkinan itu. Tetapi saya akan menunjukkan bahwa kita memiliki contoh enam virus corona lain yang muncul ke dalam populasi manusia di mana kita tidak berpikir demikian."

“Pada kemungkinan, saya akan mengatakan itu jauh lebih mungkin, mengetahui di mana virus berada dan pasar hidup dengan hewan bercampur.” jelasnya.

Sejauh ini Amerika Serikat melalui pemerintahan Joe Biden meminta China membuka diri, agar dugaan Laborotium Wuhan yang bocar itu segara diselidi dan diperlukan bukti kebenarannya.

(*/ Tribun-Medan.com)

Sebagian Artikel ini sudah tayang di BangkaPos

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved