Penanganan Banjir Kota Medan Jadi Program Prioritas Bobby Nasution
Wali Kota Medan, Bobby Nasution menyusuri Sungai Deli sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan Taman Edukasi Bencana
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Wali Kota Medan, Bobby Nasution menyusuri Sungai Deli sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan Taman Edukasi Bencana dan Dinding Penahan Tanah di pinggiran Sungai Deli, Jalan Perdana, Medan Barat.
Seusai menyusuri Sungai Deli, ia menyampaikan penanganan banjir di Kota Medan merupakan program prioritas sehingga harus dilakukan pembenahan drainase.
Dan, mengoptimalkan fungsi kanal dan melakukan program normalisasi sungai.
Mantu Presiden Joko Widodo ini juga memerintahkan para camat dan lurah untuk melakukan edukasi dan mengajak masyarakat menjaga kebersihan sungai.
Saat ini, ada tiga sungai yang menjadi fokus Pemerintah Kota Medan untuk mengatasi persoalan banjir di Medan.
Ketiganya adalah Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Bederah.
Untuk menangani ketiga sungai yang membelah Kota Medan ini, Pemko Medan juga telah menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II.
“Kami juga telah menyiapkan anggaran pembebasan lahan untuk mendukung program normalisasi sungai,” ujar Bobby Nasution beberapa waktu lalu.
Menyediakan anggaran pembebasan lahan membuktikan keseriusan Bobby Nasution untuk mendukung Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II menormalisasi sungai.
Pendangkalan dan penyempitan badan sungai yang menyebabkan banjir saat curah hujan tinggi dapat diatasi dengan normalisasi. Dan normalisasi akan berjalan bila pembebasan lahan berlangsung dengan baik.
Camat Medan Petisah, M. Agha Novrian, saat ditemui kemarin di ruang kerjanya, mengamini pentingnya normalisasi ini untuk mengatasi pendangkalan dan penyempitan badan sungai.
“Normalisasi merupakan salah satu solusi penanganan banjir,” ucapnya seraya mengungkapkan, selain di Sungai Deli pendangkalan juga terjadi di Sungai Babura dan Sungai Putih yang juga melintas di wilayah Kecamatan Medan Petisah.
Untuk memuluskan normalisasi ini, lanjutnya, memang dibutuhkan pembebasan lahan.
Agha menyampaikan, di pinggiran sungai, terutama di Sungai Babura, masih terdapat rumah-rumah panggung terbuat dari kayu yang memang tidak ada izinnya.
“Sangat berbahaya. Apabila air naik, rumah itu terjebak di tengah banjir,” ucapnya seraya mengatakan rumah-rumah di pinggiran sungai itu banyak terdapat di Kelurahan Petisah Tengah Lingkungan III dan beberapa di Lingkungan VII.