PLAZA Millenium ICT Medan Tutup Imbas PPKM Darurat, Puluhan Tukang Servis HP Turun ke Jalan

Puluhan tukang servis dan sales handphone turun ke Jalanan Kapten Muslim, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia.

Tribun-medan.com/Victory
Puluhan tukang servis dan sales handphone turun ke Jalanan Kapten Muslim, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia akibat Plaza Millenium ICT Medan tutup di Masa PPKM Darurat, Senin (19/7/2021). 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Puluhan tukang servis dan sales handphone turun ke Jalanan Kapten Muslim, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia akibat Plaza Millenium ICT Medan tutup di Masa PPKM Darurat, Senin (19/7/2021).

Sekitar pukul 12.00 WIB, tepat di depan Plaza Melenium puluhan sales ponsel membagikan brosur penjualan handphone dan spanduk harga handphone ke pengendara yang lewat di tengah terik matahari.

Dengan bermodalkan payung para sales baik wanita dan pria ini mencoba menjajaki para pengendara yang lewat.

Para penyedia jasa servis handphone juga tampak menjajaki jasa layanannya dengan mengajak warga yang lewat.

Dengan spanduk di kardus bertuliskan "Mari service HP, bisa ditunggu ya bos," tulis warga.

Sebagian tukang servis telah menunggu di dalam mobil.

Seorang tukang servis, Herman warga Medan Johor menyebutkan dirinya sudah sejak seminggu turun ke jalanan untuk bisa bertahan hidup untuk makan.

"Ya karena gedung ditutup kita enggak bisa bekerja. Aalagi pendapatan kita sehari-hari, jadi mau cari makan dimana kalau enggak begini. Jadi kita inisiatif begini untuk mencari sesuap nasi," ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa sejak PPKM, warga sudah sepi untuk menservis handphonenya.

"Sepi yang datang sejak seminggu ini karena mereka takut juga melepas barang mereka karena ada yang percaya ada yang enggak," tuturnya.

Bagi warga yang hendak menservis, Hendra menjelaskan warga bisa menunggu di tempat namun bukan di lokasi tersebut.

"Bisa ditunggu juga, tapi nunggunya tidak di tempat ini. Jadi dicari tempat masing-masing karena kita mengikuti prokes juga, tidak boleh berkerumun," bebernya.

Yang lebih miris, ia menjelaskan bahwa dampak dari penutupan mal akibat PPKM ini membuat dirinya dan keluarga semakin sulit.

Bahkan untuk sarapan pagi dirinya tak memiliki uang.

"Dampak ke kita ya ginilah bang, mau makan aja enggak bisa. Dari pagi belum sarapan. Karena makin sepi. Kalau yang bagi punya gaji bulanan itu sih gampang bang, bisa mengikuti sesuai yang dianjurkan pemerintah. Tapi kita enggak bisa, mau makan darimana, kecuali pemerintah memberikan bantuan. Sampai hari ini tidak ada bantuan ke kita makanya hari ini kita buat seperti ini supaya makan anak istri," pungkasnya.

Hendra menjelaskan dirinya sudah menjajaki jasa servis handphone sejak pagi hingga sore hari namun begitupun sedikit warga yang datang.

Bahkan hari ini masih satu orang pelanggan yang datang sudah menunggu setengah hari.

(vic/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved