News Video

Kisah Inspiratif, Dua Mahasiswi Asal Asahan Merajut Usaha Boneka di Masa Pandemi

Memanfaatkan waktu luang belajar online, dua orang mahasiswi asal Kabupaten Asahan berhasil menciptakan peluang usaha baru.

TRIBUN-MEDAN-WIKI.COM - Memanfaatkan waktu luang belajar online, dua orang mahasiswi asal Kabupaten Asahan berhasil menciptakan peluang usaha baru.

Dinda Ariska (20) Mahasiswi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Reni Vionita (19) Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Riau (UNRI) ini berhasil membuka peluang usaha baru dalam bidang merajut.

Dimana, dua orang bersaudara ini belajar merajut sejak mulai duduk dibangku Sekolah Menengah Atas(SMA). Dimana saat itu Dinda hanya menjalankan hobinya saja.

Namun, saat itu dirinya belum merasa percaya diri terhadap hasil karyanya tersebut. Dikarenakan hobi, Dinda terus menekuni dan belajar memperdalam cara merajut.

Kini, sembari kuliah secara daring, Dinda bersama saudaranya berhasil meraup omset jutaan rupiah dalam sebulan.

Saat di jumpai tribun-medan.com, dua bersaudara ini sedang sibuk merajut boneka pesanan dari pelanggannya.

"Sebenarnya belajar merajut ini sudah lama, tapi baru di tekuni setelah pandemi covid-19 ini. Pertama yang belajar Dinda, kemudian saya ikut belajar," ujar Vita, Rabu(28/7/2021).

Katanya, dalam merajut tersebut mereka belajar secara otodidak dengan menonton youtube. Selanjutnya membeli peralatan rajut dan langsung memperaktekan.

"Gaada belajar, dari youtube aja. Lihatnya menarik jadi langsung dibeli jarum dan kainnya," saut Dinda kepada tribun-medan.com.

Bahkan menurut Dinda, saat pertama kali ia mempelajari rajut, kedua orang tuanya tidak mengetahui hal tersebut. Bahkan saat pelanggan untuk membeli ibunya juga tidak mengetahui hal tersebut.

"Orang tua bahkan ga tau kalau saat itu sedang merajut. Karena buatnya di kamar. Pas ada pemesan baru kasi tunjuk," katanya kepada tribun-medan.com.

Produk yang dijual oleh dua bersaudara ini adalah boneka dan tas rajut yang sangat cantik dan unik.

Lanjutnya, untuk penjualan produk rajutnya tersebut dapat di pesan melalui media sosial Instagram TinyCrochet atau melalui pesan singkat Whatsapp di nomor 082285450585.

"Untuk harga bervariatif. Mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 180 ribu. Bahkan untuk yang kecil itu lebih mahal bang, karena rumit," katanya.

Dijelaskannya, yang membuat rumit adalah setiap rajut memiliki hitungan yang tidak sama. Bila salah hitung, maka bentuk tidak keluar.

Orang tua Dinda, Asih mengatakan bersyukur anaknya dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat serta menghasilkan uang.

"Memang ga nyangka awalnya. Bahkan ga tau, tapi ya syukur anak saya bisa mandiri sekarang, dia sudah bisa memiliki penghasilan sendiri," ujarnya.

(cr2/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved