News Video
Identitas Polisi Batak yang Marahi Togu Simorangkir, Namanya Pernah Disebut di Sidang Rizieq Shihab
Warganet menyebut petugas yang marahi Togu Simorangki adalah perwira berpangkat AKBP yang bertugas di Polres Jakarta Pusat
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok petugas yang cekcok dengan Togu Simorangkir di Jakarta, Selasa (27/7/2021), membuat banyak orang penasaran.
Pasalnya petugas tersebut marah-marah kepada Togu, bahkan menyebut, "Gak ada pemikiran Toba lestari."
Peristiwa berawal saat petugas menanyakan alasan Togu membawa anaknya, Bumi Simorangkir, ikut Aksi Jalan Kaki Tutup TPL.
Bumi juga disematkan bendera Sisingamangaraja XII.
"Ini (Sisingamangaraja) opung saya," jawab Togu Simorangkir.
"Saya juga orang Batak," kata petugas dengan suara keras.
"Laporkan aja aku, marga apa Lae, tandai dulu aku, Ini untuk Toba Lestari," ucap Togu lagi.
Baca juga: Alasan Togu Simorangkir Menolak Tawaran Bertemu Presiden Joko Widodo
Sosok petugas itu mulai dicari banyak orang, khususnya pendukung Aksi Jalan Kaki Tutup TPL.
Bagaimana tidak, live facebook yang dilakukan Togu Simorangkir disaksikan hingga 5000 orang secara realtime.
Warganet mengaitkan petugas itu sebagai perwira berpangkat AKBP berinisial FT yang bertugas di Polres Jakarta Pusat.
Namun hingga kini Tribun Medan belum dapat mengonfirmasi kebenaran ini kepada FT.
Nama FT sempat ramai dibicarakan dalam kasus Rizieq Shihab.
Mantan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto bersaksi di pengadilan, menyebut ia bersama AKBP FT menemui 'tangan kanan' Rizieq Shihab meminta acara Maulid Nabi di Petamburan dibatalkan.
Pertemuan itu berlangsung di sebuah hotel pada 14 November 2020.
Tolak Tawaran Bertemu Presiden
Meski sempat berurusan dengan polisi, Togu dkk sudah berada dalam satu apartemen.
Mereka sedang menunggu jawaban Presiden Joko Widodo atas surat yang mereka layangkan.
Togu sempat menolak bertemu presiden karena yang diperbolehkan hanya tiga orang: Togu Simorangkir, Anita Hutagalung, dan Irwandi Sirait.
"Aku tolak karena kita 11 orang, harusnya bersama Aliansi Gerak Tutup TPL karena kita ingin menyerahkan bukti-buktinya," terangnya.

Ia juga mengirim file yang sudah disusun okeh pihak Kelompok Studi Pengembangan dan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) soal kejahatan yang dilakukan oleh pihak PT TPL.
"Belum, pagi ini mereka menghubungi aku, pihak istana minta bukti-bukti kejahatan TPL, aku bilang itu yang mau kita serahkan kepada Presiden. Tapi ada slide yang disiapkan Rocky Pasaribu dari KSPPM, itu yang kuserahkan ke pihak istana," terangnya
"Surat tulis tanganku sudah di istana. Kita tinggal menunggu jawaban dari Pak Presiden aja kapan beliau punya waktu untuk bertemu dengan Tim 11," sambungnya.
Ia juga mengatakan bahwa timnya tidak kembali ke Toba sebelum bertemu dan menyampaikan aspirasi Tutup TPL ke Presiden Jokowi.
"Tim 11 akan stay di Jakarta sampai Pak Presiden punya waktu untuk bertemu. Kalau enggak ketemu, ya enggak pulang kami. Kalau aku akan terus menunggu," ungkapnya.
"Ini soal kedaulatan Bangsa Batak. Apalah artinya menunggu satu bulan dibandingkan puluhan tahun kita tersiksa dan masa depan kita akan suram di Danau Toba," sambungnya.
Hingga kini, seluruh anggota tim dalam keadaan sehat dan terus menunggu jawaban resmi dari pihak Istana Presiden Joko Widodo.
"Kami nanti PCR setelah ada jawaban aja kapan Presiden akan ketemu. Dan sekarang masih di apartemen yang ada di Jakarta Selatan bersama Tim 11," pungkasnya.
(hen/tribun-medan.com)