Kini Punya Harta Rp 4.79 Triliun, Sepak Terjang Achmad Zaky Besarkan Bukalapak dan Melantai di BEI
Forbes mencatat kekayaan Achmad Zaky dari kepemilikan sahamnya di e-commerce tersebut mencapai 330 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,785 triliun.
TRIBUN-MEDAN.COM - Bukalapak menjadi perusahaan teknologi unicorn pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 6 Agustus 2021.
Dilansir dari Forbes, Sabtu 7 Agustus 2021, Bukalapak berhasil meraup dana senilai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 21,9 triliun melalui Initial Public Offering (IPO).
Saat ini, valuasi pasar Bukalapak tercatat mencapai 7,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 110,2 triliun.
Harga saham Bukalapak pun sempat melesat hingga 24,71 persen atau menyentuh batas atas auto rejection (ARA) pada perdagangan hari pertama kemarin.
Saat pembukaan, harga saham Bukalapak pada IPO adalah Rp 850 per lembar saham, dan kini berada di harga Rp 1.060 per saham.
Lonjakan harga saham Bukalapak mendongkrak harta kekayaan sang pendiri unicorn ini, Achmad Zaky.
Achmad Zaky tercatat memiliki 4,3 persen dari keseluruhan saham Bukalapak.
Forbes mencatat, saat ini kekayaan Achmad Zaky yang berasal dari kepemilikan sahamnya di e-commerce tersebut mencapai 330 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,785 triliun.
Saat Achmad Zaky masih menjabat sebagai CEO, Bukalapak masuk kelompok perusahaan berstatus unicorn, atau perusahaan yang mencapai valuasi di atas 1 miliar dollar AS pada 2017.

6 Januari 2020, Zaky memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak yang saat ini diduduki oleh Rachmat Kaimuddin.
Seiring dengan pergantian itu, Achmad Zaky kemudian berposisi sebagai penasihat Bukalapak, Tech Startup Mentor.
Selain itu, dia juga akan menjadi pemimpin Yayasan Achmad Zaky.
Dengan perubahan ini, maka komposisi petinggi Bukalapak terdiri dari:
Rachmat Kaimuddin sebagai CEO,
Fajrin Rasyid sebagai Presiden dan Co-Founder,
Nugroho Herucahyono sebagai Chief Technical Officer (CTO) dan Co-Founder,
Willix Halim sebagai Chief Operating Officer,
Natalia Firmansyah sebagai Chief Financial Officer,
Teddy Oetomo sebagai Chief Strategy Officer
“Kami memulai Bukalapak dengan semangat pribadi untuk menciptakan dampak positif bagi UMKM. Saya bangga dalam waktu 10 tahun, Bukalapak dikenal di peta dunia sebagai e-commerce Indonesia yang terkemuka. Sekarang, kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi," ucap Achmad Zaky melalui keterangan persnya Senin (09/12/2019).
Setelah meninggalkan Bukalapak, Achmad Zaky kini sedang mengembangkan sebuah perusahaan modal ventura bernama Init 6, yang bertujuan untuk mengembangkan perusahaan rintisan atau start up tahap awal.
Sepak terjang Achmad Zaky
Achmad Zaky kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986, sudah menunjukan ketertarikannya dengan komputer sejak umur 11 tahun.
Saat itu ia sudah bisa mengoperasikan komputer dengan bantuan dari pamannya.
Ketertarikannya dengan komputer sukses membuatnya menjadi juara pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang komputer.
Bahkan, dirinya menang hingga tingkat nasional saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Untuk melanjutkan kecintaannya di bidang komputer, Achmad Zaky melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung di jurusan Teknik Informatika pada tahun 2004.
Selama kuliah, Achmad Zaky juga menyempatkan waktu untuk mendirikan beberapa organisasi kemahasiswaan di kampusnya.
Achmad Zaky berkontribusi dalam menggagas ShARE Global Student Think-Tank bersama teman-temannya yang lain.
Diketahui, dia juga mendirikan Entrepreneur Club ITB yang sekarang lebih dikenal dengan Technoentrepreneur Club (TEC ITB).
Achmad Zaky pun aktif dalam organisasi Amateur Radio Club (ARC) ITB.
Tak sampai di situ, semasa kuliah Achmad Zaky juga memiliki prestasi cemerlang.
Dirinya sering menjuarai berbagai kompetisi tingkat nasional. Salah satunya, pada tahun 2007 Achmad Zakyberhasil menyabet juara II dalam kompetisi Indosat Wireless Innovation Contest.
Dalam perlombaan tersebut, Achmad Zaky menciptakan perangkat lunak yang ia beri nama MobiSurveyor, yang berfungsi untuk mempermudah aktivitas manusia khususnya dalam perhitungan survei secara cepat.
Berkat karyanya tersebut, Achmad Zaky dianugerahi Merit Award dalam kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) pada tahun 2008.
Prestasi lain adalah, Achmad Zaky juga sempat mengenyam pendidikan di Oregon State University selama dua bulan berkat beasiswa yang dia dapat dari pemerintah Amerika Serikat.
Selang satu tahun kemudian, Achmad Zaky kembali terbang ke Negeri Paman Sam untuk mewakili kampusnya dalam ajang Harvard National Model United Nations 2009.
Achmad Zaky mulai mencoba peruntungan dengan Bukalapak pada tahun 2010 bersama rekan kuliahnya, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid.
Achmad Zaky cukup percaya diri meskipun dia harus membangun usahanya dari bawah.
Awal berdirinya usahanya itu mungkin tidak begitu berkembang.
Namun Achmad Zaky dengan tekun mengembangkannya.
Ia mengakui bahwa ia sempat menyembunyikan situs rintisannya tersebut dari orang tuanya .
Awal mulanya Achmad Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di Bukalapak.
Namun, saat itu usaha startup yang terhitung masih belum familiar rupanya sedikit menyulitkan Achmad Zaky.
Pelapak pertama yang ia dapat hanyalah pedagang kecil yang mengaku dagangannya di toko kurang laku.
Achmad Zaky kemudian mulai melihat peluang dari pedagang yang usahanya belum berkembang untuk bergabung di Bukalapak.
Kemajuan internet pada saat itu yang mulai berkembang, mengantarkan Achmad Zaky yang pada awalnya hanya merintis Bukalapak di mall menjadi semakin berkembang dan mampu memikat minat investor untuk menanamkan modalnya.
Suksesnya Bukalapak menjadi satu dari beberapa startup unicorn di Indonesia tak lepas dari kerja keras Achmad Zaky.
Pada pertengahan tahun 2018, majalah Globe Asia mempublikasikan daftar 150 orang terkaya di Indonesia. Kerja keras Achmad Zaky menuntunnya masuk sebagai satu dari beberapa anak muda pendiri startup yang ada di daftar tersebut.
Mengutip dari daftar yang dibuat Globe Asia, jumlah kekayaan Achmad Zaky diperkirakan sebanyak 100 juta dollar AS atau setara sekira Rp 1,4 triliun saat daftar itu dibuat.
Achmad Zaky juga sempat tercatat masuk dalam jajaran 10 pengusaha muda berusia di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia Tenggara periode tahun 2015 yang dibuat oleh media online Tech in Asia.
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul Saham Bukalapak Melejit, Harta Achmad Zaky Tembus Rp 4,79 Triliun, Melihat Sepak Terjang Achmad Zaky Mendirikan Bukalapak