Optimalkan Penyaluran ZISWAF, BSI Gandeng Masjid Operasikan ATM Beras untuk Warga Tak Mampu
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mengoptimalkan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) kepada masyarakat.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mengoptimalkan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) kepada masyarakat.
Berdasarkan catatan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada tahun 2020, jumlah dana ZISWAF yang terkumpul diperkirakan mencapai Rp12,5 triliun. Angka ini meningkat dibanding tahun 2019 yang berhasil mengumpulkan Rp10,6 triliun.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menilai bahwa ZISWAF dapat terus didongkrak lagi penghimpunan dananya yang memiliki potensi hingga Rp300 triliun.
Dengan semakin teroptimalisiasi Dana himpunan ini, Hery meyakini ZISWAF akan mampu menjadi pendanaan besar untuk sektor dari segi pendidikan, ekonomi, dan kegiatan sosial lainnya.
Funding & Transaction Business Deputy PT. Bank Syariah Indonesia Tbk Region 2/Medan Silvia Permata Sari menatakan,a dalam mengelola dana ZISWAF ini, BSI Region 2 Medan turut bekerjasama dengan mitra untuk penyaluran kepada penerima manfaat.
"Untuk pengelolaan dana ZISWAF ini kita mengarah untuk kegiatan sosial yang lebih banyak. Contohnya seperti bantuan Covid dan kita juga ada bina untuk Rumah Tahfiz. Selain itu juga ada pegawai BSI yang mewakafkan rumahnya untuk kegiatan di Rumah Tahfiz ini," ungkap Silvia, Rabu (12/8/2021).
Dalam kemitraan untuk Rumah Tahfiz ini, BSI menggandeng Dauruut Tauhiid (DT) Peduli Cabang Medan dengan membina 20 santri di Baitul Qur'an Sahabat Shalihah, Jalan Sepakat No.2A, Tanjung Rejo, Medan Sunggal.
Silvi juga mengatakan bahwa saat ini BSI Region 2/Medan juga gencar untuk memakmurkan masjid dengan menghadirkan ATM Beras dengan bermitra di tiga masjid di kota Medan dan sekitarnya.
Tiga masjid itu adalah Masjid Darul Jalal, Jalan Taut/Sukaria No. 29, Kel. Sidorejo, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Masjid Al-Ilham, Jalan Mistar No.34, Medan, dan Masjid Al-Muhajirin, Delitua, Deliserdang dengan total penerima seratus pemegang kartu untuk tiap masjid.
"Ada juga program untuk ATM beras. Kalau untuk ATM beras ini kita beri kepada satu keluarga kurang mampu dan dia bisa ambil tiga liter untuk setiap minggunya," ujarnya.
BSI memilih masjid yang dapat mengelola ATM Beras ini dengan baik lalu memberi subsidi hingga satu tahun pertama hingga akhirnya masjid dapat mandiri untuk terus menyalurkan beras kepada masyarakat kurang mampu.
"Jadi ini upaya untuk menghidupkan masjid. ATM Beras ini sepenuhnya dikelola oleh masjid. Untuk satu tahun pertama kita subsidi untuk dana berasnya dan setelah itu nanti masjid yang akan mandiri menjalankannya," jelasnya.
Teranyar, ATM Beras hadir di Masjid Darul Jalal yang diresmikan langsung oleh Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Kepala Kemenag kota Medan, dan Ketua MUI kota Medan pada bulan Mei lalu.
Dengan hadirnya ATM Beras ini, Bobby menaruh perhatian besar agar mesin ini mampu mengaktifkan fungsi masjid tak hanya ibadah, namun membantu perekonomian masyarakat yang kurang mampu.
"Tentunya kami dari pemerintah kota membutuhkan sinergi yang baik dari seluruh stakeholders agar peran masjid mandiri menjadi pusat kebaikan terwujud," harap Bobby.
Pendataan Penerima Menggunakan KK
Kehadiran ATM Beras yang diinisiasi BSI perlahan tapi pasti mampu meringankan beban ekonomi masyarakat sekitar, seperti di Masjid Al-Ilham, Jalan Mistar No.34 Medan yang kini sudah berjalan secara mandiri.
"Kami sangat bersyukur ada bantuan dari BSI untuk ATM beras ini dan sekarang kita sudah mandiri untuk penyaluran berasnya yang kita dapat dari dana infaq masyarakat," ungkap Sekretaris BKM Masjid Al-Ilham, Budi.
Selama masih disubsidi oleh BSI, Budi turut memastikan jumlah kebutuhan yang dirinya dapat ajukan untuk pengambilan dana ke BSI.
"Awal kami diberi kepercayaan oleh BSI, kami diberikan uang namun hanya boleh ambil untuk kebutuhan untuk per bulan. Tidak bisa sekaligus. Jadi akan ditanya berapa keperluannya, dan akan diberikan sesuai jumlah yang dibutuhkan," ujarnya.
Setelah mandiri untuk mengelola ATM Beras ini, pengurus masjid menghimpun dana dengan menyediakan wadah sumbangan baik secara tunai maupun secara digital dengan sistem QRIS.
Tercatat, hingga saat ini ada 115 pemegang kartu untuk penerima manfaat ATM Beras, yang terdiri dari 100 pemegang kartu ATM dan 15 pengguna KTP elektronik dan bantuan tiga liter beras per Minggu.
115 pemegang kartu ini sebelumnya juga sudah diseleksi oleh pihak masjid dengan memprioritaskan keadaan ekonomi, diantaranya fakir miskin dan janda.
"Kami prioritaskan masyarakat yang kurang mampu. Karena jemaah kita tahu situasinya atau dia seorang janda. Kami mendata berdasarkan Kartu Keluarga," ujar Budi.
Lanjutnya, untuk pengambilan beras ini, pengurus masjid mengatur jadwalnya agar tidak terjadi kerumunan dan mencegah beras kehabisan stok mendadak.
Jadwal yang ditetapkan untuk pengambilan beras adalah Senin hingga Kamis dan Sabtu-Minggu mulai pukul 05.00-07.00 WIB dan Jumat pukul 13.00-15.00 WIB.
"Tujuan dibuat jadwal ini agar jamaah dapat meramaikan masjid. Ini terbukti walaupun awalnya kita harus mensosialisasikan kepada masyarakat. Jadi awalnya ini sebagai pancingan untuk memakmurkan masjid dan lama-kelamaan para jamaah ini sudah terbiasa bukan hanya sekedar untuk mengambil beras saja," kata Budi.
Pengambilan beras melalui ATM Beras ini terbilang cukup mudah. Cukup menempelkan kartu ATM beras atau KTP yang sudah masuk daftar, para penerima cukup membawa wadah untuk dapat mengangkut beras.
Seperti yang dilakukan oleh Ali, marbot masjid yang juga sebagai penerima bantuan beras. Tinggal tak jauh dari masjid, Ali didampingi oleh Budi melakukan pengambilan beras.
"Adanya ATM beras ini sangat membantu lah. Kalau bisa, ATM ini dapat terus aktif agar dapat membantu masyarakat sekitar yang kesulitan," kata Ali.
Dengan adanya bantuan beras dari ATM Beras sebanyak tiga liter beras per Minggu, Ali mampu menghemat hingga 50 persen pengeluaran untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras.
"Biasa kita satu Minggu beli beras tujuh kali, ini hanya tiga atau empat kali. Kalau dari ATM beras ini, kita bisa habiskan selama empat hari," ucapnya.
Kehadiran ATM Beras kini tidak hanya meringankan ekonomi masyarakat namun juga membuka kesempatan masyarakat untuk bersedekah.
Dikatakan Budi, beberapa waktu lalu ada beberapa masyarakat yang menyumbang tak hanya uang tunai namun juga memberikan sekitar 30 karung beras agar dapat membantu masyarakat.
"Waktu itu ada juga yang beri langsung 30 karung beras. Kita juga turut bersyukur karena ATM Beras ini juga sebagai wadah untuk ummat melakukan sedekah dan juga sebagai amal jariyah untuk semua," pungkasnya.(cr13/tribun-medan.com)