Khazanah Islam

BOLEHKAH Minta Doa dan Obat Kesembuhan ke Kyai atau Ulama? Simak Penjelasan Buya Yahya Ini

"Dikit-dikit langsung kena sihir, kan dokter punya ilmu terbatas, sehingga kita bisa datang

Editor: Dedy Kurniawan
Ist
buya ayahya al 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebagian orang punya keyakinan kuat kepada kyai, ulama atau orang saleh yang kuat agamanya.

Sehingga ketika sakit pun meminta doa kepada kyai, ulama atau orang-orang yang mereka anggap berilmu pengetahuan dan hebat ilmu agamanya. 

Tak sedikit dari mereka meminta didoakan agar penyakit mereka segera sembuh.

Karena dipercaya orang saleh doanya lebih dekat dengan Allah. Doa dan zikirnya mujarab untuk kesembuhan. 

Baca juga: Ajarkan Juga Pada Keluarga, Surat Al Quran Ini Terdapat Rahasia Kekayaan dan Kunci Rezeki

Apalagi Al Quran disebut Allah sebagai Asy Syifa atau penyembuh. Bahkan Nabi Muhammad pun mengajarkan ayat dan surat dalam Al Quran tertentu untuk menyembuhkan sakit. 

Baca juga: Doa Kunci Melepas Utang, Baca Ayat Seribu Dinar, Ini Lah Rahasia Cara Mengamalkannya

Bahkan, ada yang sampai meminum air yang telah dibacakan ayat, zikir atau doa oleh kyai tersebut.

Bagaimana hal tersebut dalam pandangan Islam?

Apakah meminta doa kyai agar penyakit sembuh merupakan perbuatan musyrik?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya di video yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya mengingatkan untuk tak berprasangka buruk ketika sedang menderita penyakit.

Baca juga: BARU Juga Lahiran, Nella Kharisma Bikin Fans Ngilu, Aksi Nekadnya Undang Rasa Was-was

"Jika menurut dokter dilihat ternyata tidak punya sakit, itu berarti dokternya belum menemukan, jelas anda sakit kok dibilang tidak ada penyakit," ujar Buya Yahya.

"Nggak usah mengambinghitamkan setan, jin sama genderuwo, bila dokter belum menemukan sakit itu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya juga menegaskan untuk tak berprasangka buruk terhadap orang lain saat menderita penyakit.

"Dikit-dikit langsung kena sihir, kan dokter punya ilmu terbatas,

sehingga kita bisa datang ke dokter si A tidak menemukan penyakit, ke dokter B menemukan penyakit," ungkapnya.

"Jadi kalau anda menduga ini bukan penyakit fisik, tapi diarahkan ke non fisik.

Ingat jangan prasangka buruk kepada siapapun dari bangsa manusia," sambungnya.

Buya Yahya mengungkapkan boleh mendatangi kyai asalkan tidak berprasangka buruk dengan orang lain.

Di sisi lain, saat menderita penyakit, kita juga perlu memeriksakan diri kepada orang yang ahli dalam hal kesehatan.

Dengan kata lain, kita tak boleh langsung mempercayai bahwa penyakit yang kita derita berasal dari hal-hal gaib seperti santet dan lain-lain.

"Makanya perlu datang kepada orang sholeh, bukan syirik, tujuannya yang benar asalkan tidak prasangka buruk kepada siapapun," ujarnya.

"Tapi jangan lupa untuk menjalankan sunatullah, tanya pada ahlinya ilmu kesehatan.

Dua-duanya diambil, jangan meninggalkan ilmu kesehatan, langsung 'wah ini kena jin, santet dan sebagainya'," pungkasnya. 

Benarkah orang yang sudah meninggal bisa mendengar percakapan mereka yang masih hidup?

Buya Yahya pun memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Seperti kita ketahui, orang yang sudah meninggal secara kasat mata tak lagi bergerak.

Baca juga: Pasangan Artis Ini Mendadak Terbang ke Medan : Tunggu Ade, Ya Ayah, Pengin Peluk

Kita mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya.

Lalu, kita meninggalkannya dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari.

Kita mungkin tak bisa melihat arwah orang meninggal secara kasat mata, namun apakah mereka bisa melihat orang yang masih hidup

Apakah orang yang sudah meninggal tersebut bisa melihat aktivitas kita sehari-hari dan bahkan mendengar percakapan kita?

Buya Yahya mengungkapkan ada perbedaan pendapat terkait hal tersebut.

Sebagian orang yang menyebut orang yang sudah meninggal tak bisa mendengar percakapan mereka yang masih hidup.

Buya Yahya kemudian menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW pasca perang Badar.

Disebutkan Buya Yahya, Nabi Muhammad SAW pernah mengungkapkan bahwa orang-orang yang sudah meninggal bisa mendengar perkataan mereka yang masih hidup.

"Masalah orang meninggal mendengar orang yang hidup hampir disepakati, memang ada perbedaan sebagian berkata tidak mendengar," ujar Buya Yahya seperti dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, 16 Oktober 2018.

"Tapi Nabi Muhammad SAW pernah menyeru waktu selesai perang Badar.

'Ya Rasulullah mereka tidak mendengar, mereka sudah mati' sampai Nabi menjawab 'engkau tidak lebih mendengar dari mereka', artinya mereka mendengar," imbuhnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menyinggung soal adab saat ziarah kubur.

Seperti diketahui, kita dianjurkan untuk mengucap salam saat berziarah kubur.

Menurut Buya Yahya, hal itu mengisyaratkan bahwa orang yang sudah meninggal mendengar ucapan mereka yang masih hidup.

"Kemudian juga kita disunnahkan saat ziarah kubur mengucapkan Assalamualaikum,

berarti ini mengisyaratkan bahwa mereka mendengar. Mereka mendengar salam kita," jelas Buya Yahya.

"Bahkan dalam hadits juga waktu mengubur, dia akan mendengar terompah kaki berjalannya," lanjutnya.

Di kesempatan itu, Buya Yahya juga membeberkan perbedaan alam barzakh dan alam kubur.

"Alam barzakh bukan di kubur itu, kubur itu menyimpan jasadnya.

Alam barzakh ini digambarkan ya alam, jadi ada alam tuh ada alam rahim, alam dunia, ada alam barzakh ada alam akhirat nanti," pungkasnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved