Taliban Rayakan Kemenangan, Rusia dan China Sindir AS: Mereka Tak Sekuat yang Dipikirkan Orang

Milisi Taliban berhasil menggulingkan pemerintahan Afghanistan hanya dalam waktu 10 hari saja.

Editor: AbdiTumanggor
afp
Pemimpin Taliban memberikan sambutan di depan pasukan khusus Badri 313 di Bandara Kabul dengan latar belakang pesawat yang ditinggal Amerika 31 Agustus 2021. 

Ada yang tengah mengobrak-abrik hanggar yang penuh dengan peralatan yang dibuang dan helikopter yang ditinggalkan Amerika.

"Ini harus menjadi pelajaran bagi dunia," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid saat mengomentari mundurnya pasukan Barat dari Afghanistan.

"Selamat untuk Afghanistan...kemenangan ini milik kita semua," katanya dari bandara Kabul, kemarin pagi, seperti dilansir Express, Rabu (1/9/2021).

"Ini adalah hari bersejarah dan momen bersejarah. Kami bangga dengan momen-momen ini, bahwa kami membebaskan negara kami dari kekuatan besar," lanjutnya.

Baca juga: Apa yang Diincar China dari Taliban? Ternyata Bumi Afghanistan Kandung Mineral Paling Dicari

Baca juga: Taliban Berhasil Kuasai Afghanistan, Terkuak Masuknya Aliansi China

Pasukan Khusus Taliban Badri 313 berjaga di sekitar pesawat yang ditinggalkan Amerika di Bandara Kabul, 31 Agustus 2021
Pasukan Khusus Taliban Badri 313 berjaga di sekitar pesawat yang ditinggalkan As di Kabul, 31 Agustus 2021 (afp)

AS Hancurkan 150 Lebih Kendaraan dan Pesawat

Terkait peralatan militer yang tertinggal di bandara, Jenderal Kenneth F. McKenzie, kepala Komando Pusat (CENTCOM) AS, mengatakan ada yang dibawa keluar.

Sistem lain, kata Kenneth F. McKenzie, adalah "demiliterisasi," yang berarti pasukan AS sengaja menghancurkannya untuk mencegah agar tidak digunakan Taliban

Sistem anti roket, artileri, dan mortir (C-RAM), yang digunakan untuk menangkis serangan roket di bandara pada hari Senin, dibiarkan tetap online sampai menit terakhir dan kemudian demiliterisasi.

"Kami mendemiliterisasi sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan lagi," kata McKenzie.

"Kami merasa lebih penting untuk melindungi pasukan kami daripada mengembalikan sistem itu," jelasnya.

McKenzie menjelaskan bahwa peralatan demiliterisasi termasuk 70 kendaraan anti-ranjau yang dilindungi (MRAP), 27 Humvee, dan 73 pesawat. Banyak dari pesawat itu tidak mampu melakukan misi.

"Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun lagi," tegasnya.

Namun, McKenzie mengatakan, bahwa ada beberapa sistem, seperti truk pemadam kebakaran dan front-end loader, dibiarkan beroperasi agar bandara Kabul dapat memulai kembali operasi sesegera mungkin.

Baca juga: China Negara Pertama Akui Taliban sebagai Penguasa Afghanistan yang Dinamai Emirat Islam Afghanistan

Baca juga: Amerika Semakin Waspada setelah Bersatunya Kekuatan Militer China dan Rusia

Pesawat serang ringan A-29 Super Tucano di Afghanistan
Pesawat serang ringan A-29 Super Tucano di Afghanistan (twitter)

Respon Rusia

Namun, berbeda dengan pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu yang mengklaim bahwa milisi Taliban telah memperoleh lebih dari 100 sistem rudal anti-tank portabel Javelin AS yang ditinggalkan di Afghanistan.

Bahkan, menurutnya, kelompok militan itu kini lebih baik dari Angkatan Darat (AD) Ukraina.

"Ini berarti bahwa Taliban sekarang memiliki lebih banyak dari mereka daripada Angkatan Darat Ukraina," imbuh Shoigu kepada Russia Today, Senin (30/8/2021).

Javelin adalah rudal anti-tank fire-and-forget portabel yang menggunakan panduan inframerah otomatis.

Ini telah digunakan secara luas dalam perang di Afghanistan, serta di Iran, Suriah, dan Libya.

Menurut Shoigu, sejumlah besar senjata yang sekarang dimiliki Taliban merupakan ancaman besar.

Selain Javelin, kelompok militan itu sekarang memiliki akses ke helikopter Black Hawk, pesawat Hercules, dan ribuan Humvee, di antara kendaraan lainnya.

Mereka juga memiliki ribuan senapan dan sejumlah besar senjata api lainnya.

Melalui saluran YouTube Solovyov Live, bahwa gudang senjata dan kendaraan teroris yang cukup besar, merupakan risiko besar bagi Afghanistan. “Javelin dipasok ke Ukraina dari Amerika Serikat,” kata Shoigu.

"Saya tidak ingat berapa banyak, beberapa lusin, atau lebih," lanjutnya.

Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Kirby mengakui bahwa pemerintah AS tidak mengetahui inventaris yang telah diambil oleh Taliban.

Baca juga: Timor Leste Lalui Fase Terburuk Covid-19, Dibiarkan Sekarat Gara-gara China-Australia Saling Sikut

Baca juga: Seret Gejolak Afghanistan dan Laut China Selatan, China-AS Berpotensi Perang Nuklir, Indonesia Siap?

Pasukan Taliban memperkuat pengawasan di sekitar Bandara Kabul
Pasukan Taliban memperkuat pengawasan di sekitar Bandara Kabul (afp)

Disindir Media China

Sementara, media pemerintah China turut mengomentari proses penarikan mundur pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan.

Mereka mencap perang Afghanistan sebagai "pelajaran menyakitkan" bagi Amerika Serikat dan Sekutunya.

Editor tabloid Partai Komunis China (PKC) Global Times, Hu Xijin, mengatakan perang di Afghanistan harus diingat sebagai pelajaran menyakitkan dalam sejarah AS.

"AS tidak sekuat yang dipikirkan orang Amerika sendiri," tulisnya dalam postingan terpisah di Twitter dan Weibo.

"Mereka tidak dapat mengubah dunia; mereka harus belajar untuk rendah hati dan melepaskan gagasan gila tentang Amerika sebagai 'suar demokrasi'," lanjutnya, Selasa (31/8/2021).

Sementara itu pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, perwakilan China Geng Shuang mengatakan kekacauan baru-baru ini di Afghanistan adalah akibat langsung dari penarikan pasukan asing yang tergesa-gesa dan tidak teratur dari negara itu.

“Kami berharap negara-negara terkait menyadari bahwa penarikan bukanlah akhir dari tanggung jawab tetapi awal dari refleksi dan koreksi,” tegasnya.

"Tindakan pasukan asing di Afghanistan selama 20 tahun terakhir, termasuk pertanggungjawaban pidana atas pembunuhan sembarangan warga Afghanistan oleh pasukan AS dan Sekutunya, tidak dapat dihapuskan dan harus diselidiki," imbuhnya.

Perwakilan China Geng Shuang  dan Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia memilih abstain ketika 13 dari 15 anggota dewan memberikan suara mendukung resolusi yang menuntut agar Afghanistan tidak digunakan sebagai tempat perlindungan bagi terorisme, sesuatu yang telah dijanjikan Taliban secara terbuka sejak mengambil alih kendali negara itu.

Baca juga: Pasukan Taliban Kini Telah Berdinas Rapi, Momen Haru Kawal Pesawat Terakhir AS sebelum Berangkat

Baca juga: Detik-detik Perpisahan Militer AS dengan Taliban yang Berakhir dengan Kembang Api di Langit

(*/tribunmedan/ aljazeera)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved