Taliban Rayakan Kemenangan, Rusia dan China Sindir AS: Mereka Tak Sekuat yang Dipikirkan Orang

Milisi Taliban berhasil menggulingkan pemerintahan Afghanistan hanya dalam waktu 10 hari saja.

Editor: AbdiTumanggor
afp
Pemimpin Taliban memberikan sambutan di depan pasukan khusus Badri 313 di Bandara Kabul dengan latar belakang pesawat yang ditinggal Amerika 31 Agustus 2021. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Amerika resmi mengakhiri pendudukan 20 tahun Afghanistan yang diklaim Taliban sebagai kemerdekaan penuh, 31 Agustus 2021.

Kini, Pemerintahan Afghanistan resmi beralih kekuasaan ke tangan Taliban.

Milisi Taliban diketahui berhasil menggulingkan pemerintahan Afghanistan hanya dalam waktu 10 hari saja.

Sejak kekuasaan di tangan Taliban, Amerika Serikat dan sekuturnya langsung berpacu dengan waktu untuk berusaha mengevakuasi seluruh rakyatnya dari negara tersebut meski sempat diganggu oleh ISIS.

Kini dikutip dari Kompas.com, Pentagon merilis foto tentara terakhir yang meninggalkan negara Afghanistan.

Kepergian ini menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika setelah 20 tahun keterlibatan militernya.

Pesawat angkut militer Amerika meninggalkan Bandara Kabul
Pesawat angkut militer Amerika meninggalkan Bandara Kabul (afp)

Foto yang diposting Departemen Pertahanan, menunjukkan Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-82, menaiki C-17 Angkatan Udara AS pada Senin (30/8/2021).

Pentagon mengatakan bahwa naiknya Mayor Jenderal Chris Donahue ke pesawat militer menandai "berakhirnya misi AS di Kabul" secara resmi.

Menurut kepala Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie, pesawat militer C-17 terakhir meninggalkan bandara Kabul pada pukul 15.29 waktu setempat.

Itu adalah satu menit sebelum tengah malam Selasa di Afghanistan, yang merupakan tenggat waktu Presiden Biden untuk memindahkan semua pasukan AS keluar dari negara itu.

"Saya di sini untuk mengumumkan selesainya penarikan pasukan kami dari Afghanistan dan berakhirnya misi untuk mengevakuasi warga Amerika, warga negara ketiga, dan warga Afghanistan yang rentan," kata McKenzie kepada wartawan di Washington.

"Setiap anggota layanan AS sekarang keluar dari Afghanistan," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin malam menambahkan pernyataan.

"Ratusan warga Amerika masih berada di Afghanistan. Para pejabat masih bekerja untuk mengetahui jumlah pastinya," ujarnya.

Keberangkatan terakhir C-17 juga menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.

Itu juga mengakhiri proses evakuasi dan penarikan yang kacau beberapa hari lalu saat merenggut nyawa 13 pasukan militer AS yang tewas setelah ledakan bom bunuh diri di gerbang bandara Kabul.

McKenzie mengatakan bahwa sementara fase militer dari operasi telah berakhir, sekuel diplomatik untuk itu sekarang akan dimulai.

"Saya percaya Departemen Luar Negeri kami akan bekerja sangat keras untuk memulangkan warga Amerika yang tersisa di Afghanistan," ujarnya.

"Kami pikir warga yang belum dikeluarkan jumlahnya sangat sedikit, hanya ratusan. Saya percaya bahwa kita bisa mengeluarkan orang-orang itu."

"Saya pikir kami juga akan bernegosiasi dengan sangat keras, sangat agresif, untuk mengeluarkan mitra Afghanistan kami yang lain." "Senjata baru saja bergeser, jika Anda mau, dari ranah militer ke ranah diplomatik," tambahnya.

Tentara Amerika terakhir meninggalkan <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/afghanistan' title='Afghanistan'>Afghanistan</a>.

Tentara Amerika terakhir meninggalkan Afghanistan. The Frontier Post

Kebahagiaan Pasukan Taliban

Keberangkatan pesawat kargo AS menandai berakhirnya evakuasi udara besar-besaran di mana puluhan ribu orang kabur dari Afghanistan, takut akan kembalinya kekuasaan Taliban.

"Lima pesawat terakhir telah pergi, sudah berakhir!" kata Hemad Sherzad, seorang pasukan Taliban yang ditempatkan di Bandara Internasional Kabul.

“Saya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya dengan kata-kata. ... Pengorbanan kami selama 20 tahun berhasil.”

Di Washington, Jenderal Frank McKenzie, Kepala Komando Pusat AS, mengumumkan penyelesaian perang terpanjang Amerika dan upaya evakuasi, dengan mengatakan pesawat terakhir lepas landas dari bandara Kabul pada pukul 15.29. EDT — satu menit sebelum Senin tengah malam di Kabul.

Dia mengatakan jumlah warga Amerika, kemungkinan berjumlah "ratusan sangat rendah," tertinggal, dan dia yakin mereka masih bisa meninggalkan negara itu.

Menurut perkiraan, lebih dari 122.000 orang telah diterbangkan dari Kabul sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban mengambil alih Kabul.

Dalam foto yang dibagikan oleh Departemen Pertahanan, Mayor Jenderal Angkatan Darat Chris Donahue adalah tentara AS terakhir keluar dari Afghanistan.

Sebuah foto yang menggunakan optik penglihatan malam menunjukkan Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan Divisi Lintas Udara ke-82, berjalan masuk ke pesawat pengangkut yang disebut Korps Lintas Udara XVIII sebagai prajurit terakhir yang meninggalkan Kabul.

Mayor Jenderal Chris Donahue menjadi tentara Amerika yang terakhir meninggalkan Afghanistan
Mayor Jenderal Chris Donahue menjadi tentara Amerika yang terakhir meninggalkan Afghanistan (twitter)

Keberangkatan pesawat terakhir Amerika disambut gegap gempita oleh Taliban yang memproklamasikan "kemerdekaan penuh" untuk Afghanistan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Selasa pagi bahwa "tentara Amerika meninggalkan bandara Kabul, dan negara kita mendapatkan kemerdekaan penuh."

Pasukan Taliban menyaksikan pesawat AS terakhir menghilang ke langit malam sekitar tengah malam Senin dan kemudian menembakkan senjata mereka ke udara dan menyalakan kembang api.

Mereka merayakan kemenangan setelah pemberontakan 20 tahun di Afghanistan yang mengusir militer paling kuat di dunia dari salah satu negara yang termiskin.

Pasukan AS Tinggalkan Afghanistan. Tampak dari dalam pesawat dikeluarkan kembang api di langit Afghanistan.
AS Tinggalkan Afghanistan. Dari dalam pesawat dikeluarkan kembang api di langit Afghanistan. (Youtube.com)

Laporan aljazeera, pihak Taliban mengatakan, telah membunuh ribuan tentara dan menimbulkan krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ahmadullah Wasiq, wakil kepala komisi budaya Taliban, mengatakan, "Pasukan pendudukan AS ditarik dari Afghanistan setelah misi militer 20 tahun, membunuh dan melukai ribuan tentara dan menimbulkan kerugian finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Juru bicara Taliban Qari Yusuf mengatakan, "Tentara AS terakhir telah meninggalkan bandara Kabul dan negara kami memperoleh kemerdekaan penuh."

Namun, diperkirakan masih ada 100 orang warga Amerika yang masih terdampar di Afghanistan dan ribuan orang yang ingin meninggalkan Afghanistan

Sementara, juru bicara Zabihullah Mujahid mengatakan mereka ingin membangun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat meskipun dua dekade permusuhan.

Terkait warga yang tertinggal, mungkin akan dievakuasi lanjutan setelah memenuhi syarat.

Tonton videonya, detik-detik keberangkatan pesawat terakhir AS dan pasukan khusus Taliban Badri 313 dengan senjata laras panjang di tangannya mengawal bandara Kabul.

Taliban menunjukkan korps pasukan khususnya di lapangan Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul.

Pasukan khusus Taliban ini diberi nama Pasukan Badri 313.

Mereka tampak mengawal bandara dan juga pesawat militer AS yang terakhir yang akan mau berangkat pada malam harinya dari bumi Afghanistan.

Sementara milisi lainnya yang tidak berpakaian khusus berpatroli di kota-kota.

Ada yang tengah mengobrak-abrik hanggar yang penuh dengan peralatan yang dibuang dan helikopter yang ditinggalkan Amerika.

"Ini harus menjadi pelajaran bagi dunia," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid saat mengomentari mundurnya pasukan Barat dari Afghanistan.

"Selamat untuk Afghanistan...kemenangan ini milik kita semua," katanya dari bandara Kabul, kemarin pagi, seperti dilansir Express, Rabu (1/9/2021).

"Ini adalah hari bersejarah dan momen bersejarah. Kami bangga dengan momen-momen ini, bahwa kami membebaskan negara kami dari kekuatan besar," lanjutnya.

Baca juga: Apa yang Diincar China dari Taliban? Ternyata Bumi Afghanistan Kandung Mineral Paling Dicari

Baca juga: Taliban Berhasil Kuasai Afghanistan, Terkuak Masuknya Aliansi China

Pasukan Khusus Taliban Badri 313 berjaga di sekitar pesawat yang ditinggalkan Amerika di Bandara Kabul, 31 Agustus 2021
Pasukan Khusus Taliban Badri 313 berjaga di sekitar pesawat yang ditinggalkan As di Kabul, 31 Agustus 2021 (afp)

AS Hancurkan 150 Lebih Kendaraan dan Pesawat

Terkait peralatan militer yang tertinggal di bandara, Jenderal Kenneth F. McKenzie, kepala Komando Pusat (CENTCOM) AS, mengatakan ada yang dibawa keluar.

Sistem lain, kata Kenneth F. McKenzie, adalah "demiliterisasi," yang berarti pasukan AS sengaja menghancurkannya untuk mencegah agar tidak digunakan Taliban

Sistem anti roket, artileri, dan mortir (C-RAM), yang digunakan untuk menangkis serangan roket di bandara pada hari Senin, dibiarkan tetap online sampai menit terakhir dan kemudian demiliterisasi.

"Kami mendemiliterisasi sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan lagi," kata McKenzie.

"Kami merasa lebih penting untuk melindungi pasukan kami daripada mengembalikan sistem itu," jelasnya.

McKenzie menjelaskan bahwa peralatan demiliterisasi termasuk 70 kendaraan anti-ranjau yang dilindungi (MRAP), 27 Humvee, dan 73 pesawat. Banyak dari pesawat itu tidak mampu melakukan misi.

"Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun lagi," tegasnya.

Namun, McKenzie mengatakan, bahwa ada beberapa sistem, seperti truk pemadam kebakaran dan front-end loader, dibiarkan beroperasi agar bandara Kabul dapat memulai kembali operasi sesegera mungkin.

Baca juga: China Negara Pertama Akui Taliban sebagai Penguasa Afghanistan yang Dinamai Emirat Islam Afghanistan

Baca juga: Amerika Semakin Waspada setelah Bersatunya Kekuatan Militer China dan Rusia

Pesawat serang ringan A-29 Super Tucano di Afghanistan
Pesawat serang ringan A-29 Super Tucano di Afghanistan (twitter)

Respon Rusia

Namun, berbeda dengan pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu yang mengklaim bahwa milisi Taliban telah memperoleh lebih dari 100 sistem rudal anti-tank portabel Javelin AS yang ditinggalkan di Afghanistan.

Bahkan, menurutnya, kelompok militan itu kini lebih baik dari Angkatan Darat (AD) Ukraina.

"Ini berarti bahwa Taliban sekarang memiliki lebih banyak dari mereka daripada Angkatan Darat Ukraina," imbuh Shoigu kepada Russia Today, Senin (30/8/2021).

Javelin adalah rudal anti-tank fire-and-forget portabel yang menggunakan panduan inframerah otomatis.

Ini telah digunakan secara luas dalam perang di Afghanistan, serta di Iran, Suriah, dan Libya.

Menurut Shoigu, sejumlah besar senjata yang sekarang dimiliki Taliban merupakan ancaman besar.

Selain Javelin, kelompok militan itu sekarang memiliki akses ke helikopter Black Hawk, pesawat Hercules, dan ribuan Humvee, di antara kendaraan lainnya.

Mereka juga memiliki ribuan senapan dan sejumlah besar senjata api lainnya.

Melalui saluran YouTube Solovyov Live, bahwa gudang senjata dan kendaraan teroris yang cukup besar, merupakan risiko besar bagi Afghanistan. “Javelin dipasok ke Ukraina dari Amerika Serikat,” kata Shoigu.

"Saya tidak ingat berapa banyak, beberapa lusin, atau lebih," lanjutnya.

Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Kirby mengakui bahwa pemerintah AS tidak mengetahui inventaris yang telah diambil oleh Taliban.

Baca juga: Timor Leste Lalui Fase Terburuk Covid-19, Dibiarkan Sekarat Gara-gara China-Australia Saling Sikut

Baca juga: Seret Gejolak Afghanistan dan Laut China Selatan, China-AS Berpotensi Perang Nuklir, Indonesia Siap?

Pasukan Taliban memperkuat pengawasan di sekitar Bandara Kabul
Pasukan Taliban memperkuat pengawasan di sekitar Bandara Kabul (afp)

Disindir Media China

Sementara, media pemerintah China turut mengomentari proses penarikan mundur pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan.

Mereka mencap perang Afghanistan sebagai "pelajaran menyakitkan" bagi Amerika Serikat dan Sekutunya.

Editor tabloid Partai Komunis China (PKC) Global Times, Hu Xijin, mengatakan perang di Afghanistan harus diingat sebagai pelajaran menyakitkan dalam sejarah AS.

"AS tidak sekuat yang dipikirkan orang Amerika sendiri," tulisnya dalam postingan terpisah di Twitter dan Weibo.

"Mereka tidak dapat mengubah dunia; mereka harus belajar untuk rendah hati dan melepaskan gagasan gila tentang Amerika sebagai 'suar demokrasi'," lanjutnya, Selasa (31/8/2021).

Sementara itu pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, perwakilan China Geng Shuang mengatakan kekacauan baru-baru ini di Afghanistan adalah akibat langsung dari penarikan pasukan asing yang tergesa-gesa dan tidak teratur dari negara itu.

“Kami berharap negara-negara terkait menyadari bahwa penarikan bukanlah akhir dari tanggung jawab tetapi awal dari refleksi dan koreksi,” tegasnya.

"Tindakan pasukan asing di Afghanistan selama 20 tahun terakhir, termasuk pertanggungjawaban pidana atas pembunuhan sembarangan warga Afghanistan oleh pasukan AS dan Sekutunya, tidak dapat dihapuskan dan harus diselidiki," imbuhnya.

Perwakilan China Geng Shuang  dan Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia memilih abstain ketika 13 dari 15 anggota dewan memberikan suara mendukung resolusi yang menuntut agar Afghanistan tidak digunakan sebagai tempat perlindungan bagi terorisme, sesuatu yang telah dijanjikan Taliban secara terbuka sejak mengambil alih kendali negara itu.

Baca juga: Pasukan Taliban Kini Telah Berdinas Rapi, Momen Haru Kawal Pesawat Terakhir AS sebelum Berangkat

Baca juga: Detik-detik Perpisahan Militer AS dengan Taliban yang Berakhir dengan Kembang Api di Langit

(*/tribunmedan/ aljazeera)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved