Taliban Tidak Sekuat yang Dikira Orang, Ratusan Pasukannya Tewas dan Ditawan di Lembah Panjshir
Akun twitter Northern Alliance @NA2NRF mengunggah postingan 120 pasukan Taliban ditawan pasukan perlawanan Anti-Taliban.
TRIBUN-MEDAN.COM - Lembah Panjshir yang menjadi pusat perlawanan Anti-Taliban kembali menjadi sandungan buat Taliban yang kini tengah menyusun pemerintahan baru di Afghanistan.
Saat Taliban berkuasa sebelum ditumbangkan 2001, Taliban selalu gagal menundukkan Lembah Panjshir yang hanya berjarak 120 km dari Kabul.
Kini kejadian serupa terulang saat Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah Amerika angkat kaki 31 Agustus 2021.
Perlawanan dipimpin Ahmad Massoud yang berusia 32 tahun, putra pemimpin perlawanan yang dihormati dari tahun 1980-an dan 90-an, Ahmad Shah Massoud.
Perlawanan Anti-Taliban ini tergabung dalam National Resistance Front ( NRF ) atau Front Perlawanan Nasional atau Aliansi Utara ( Northern Alliance ) yang didukung anggota tentara Afghanistan (Afghan National Defense and Security Forces/ANSDF), pasukan khusus Afghanistan serta eks Wapres Amrullah Saleh.
Pertempuran sudah berlangsung dua hari Senin 31 Agustus saat Amerika meninggalkan Afghanistan dan masih berlangsung hingga Rabu 1 Agustus 2021 malam (2 Agustus WIB) dini hari.
Taliban mengkonfirmasi bahwa pertempuran telah berlangsung dua hari dan kedua belah pihak telah menderita korban.
“Mujahidin Emirat Islam diserang dari beberapa kalangan di Panjshir yang sebelumnya menggertak dan mengatakan mereka akan melawan. Mujahidin bereaksi terhadap serangan itu dan akibatnya pihak lain menderita banyak korban,” kata Anaamullah Samangani, anggota Komisi Budaya Taliban seperti dilansir Tolonews.

Warga di sekitar lokasi pertempuran di daerah Nasaji-Gulbahar, yang berada tepat di luar lembah Panjshir, mengatakan pertempuran berlanjut Rabu malam dan masih berlangsung.
Menurut penduduk setempat, sebagian besar orang telah meninggalkan daerah itu.
“Pertempuran dimulai pukul 10 malam tadi malam dan masih berlangsung,” kata Baba Shirin, seorang penduduk daerah tersebut.
Kelompok perlawanan Anti-Taliban mengatakan mereka mengagalkan serangan Taliban di Panjshir dan mengklaim Taliban menderita banyak korban.
“Dalam 40 jam terakhir, Taliban melancarkan beberapa serangan di Khaawak dari lembah Andarab di Baghlan. Dari pihak kami, ada pasukan lokal dari berbagai distrik Andarab, pasukan lokal Panjshir serta pasukan Afghan National Defense and Security Forces (ANSDF). Mereka mengalahkan Taliban di front itu. Taliban kehilangan 40 personelnya, 35 lainnya terluka, ” kata Fahim Dashti, juru bicara front perlawanan.
Sedangkan akun twitter Northern Alliance @NA2NRF mengunggah postingan 120 pasukan Taliban ditawan pasukan perlawanan Anti-Taliban.
Admin akun twitter Northern Alliance @NA2NRF menyatakan tawanan pasukan Taliban ini dibiarkan hidup karena belas kasih Ahmad Massoud.
''Tetapi jika mengikuti kehendak saya, saya akan dengan senang hati menyaksikan mereka dibakar hidup-hidup di tiang pancang. Sehingga semua daging dan tulangnya terbakar dan berubah menjadi abu dari pada abunya dicampur dengan kotoran anjing,'' katanya.
Selain itu, pemimpin perlawanan Ahmad Massoud mengatakan Taliban tidak sekuat yang diyakini banyak orang. Katanya, pemerintahan Afghanistan jatuh karena kelemahan pemerintah dan kepemimpinan militer Afghanistan. Sayangnya, mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani malah menyingkirkan jenderal dan perwira bersih.
Sebelumnya pemimpin Taliban Mullah Amir Khan Motaqi mengakui negosiasi dengan para tetua dan pemimpin suku gagal dan tidak mencapai kesepakatan.
Motaqi mengatakan merupakan kebanggaan besar bagi seluruh bangsa Afghanistan bahwa pendudukan berakhir tetapi orang-orang di Panjshir masih menentang Taliban.
Motaqi berbicara kepada orang-orang Panjshir mengatakan kepada mereka bahwa jangan biarkan mereka yang mendukung perang harus diusir dari provinsi tersebut.
"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Afghanistan, pemerintah yang baru mengumumkan amnesti umum dan mengapa rakyat Panjshir masih berada dalam masalah dan mereka tidak memanfaatkan kebebasan itu sendiri," kata Motaqi.
Sebaliknya mantan Wapres Amrullah Saleh dalam posting Facebook-nya pada hari Rabu, 1 September 2021 menyerukan perlawanan anti-Taliban berbasis di Provinsi Panjshir tetapi tidak terbatas pada Provinsi Panjshir saja, tapi untuk seluruh bangsa Afghanistan.
Amrullah Saleh mengatakan perlawanan anti-Taliban yang berbasis di Provinsi Panjshir adalah satu-satunya harapan bagi rakyat Afghanistan yang menentang kekejaman, penjarahan, balas dendam, dan diskriminasi.
Taliban Dipimpin Mullah Hebatullah Akhundzada
Anamullah Samangani, anggota Komisi Budaya Taliban, mengatakan bahwa Mullah Hebatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi Taliban, juga akan menjadi pemimpin pemerintahan baru Emirat islam Afghanistan.
“Konsultasi hampir selesai tentang pemerintahan baru, dan diskusi yang diperlukan juga telah diadakan tentang kabinet. Pemerintah Islam yang akan kami umumkan akan menjadi ... model bagi rakyat. Tak perlu diragukan lagi kehadiran Amirul Mukminin (Akhunzada) di pemerintahan. Dia akan menjadi pemimpin pemerintahan dan seharusnya tidak ada pertanyaan tentang ini, ” kata Samangani.
“Nama sistem baru seharusnya bukan republik atau emirat. Ini harus menjadi sesuatu seperti pemerintahan Islam. Hebatullah harus berada di puncak pemerintahan, dan dia tidak akan menjadi presiden. Dia akan menjadi pemimpin Afghanistan. Di bawahnya akan ada perdana menteri atau presiden yang akan bekerja di bawah pengawasannya,” kata Mohammad Hasan Haqyar, pengamat politik.
Taliban telah menunjuk gubernur, kepala polisi dan komandan polisi untuk provinsi dan distrik.
“Emirat Islam aktif di setiap provinsi. Ada gubernur di setiap provinsi yang sudah mulai bekerja. Ada gubernur distrik untuk setiap distrik dan seorang kepala polisi di setiap provinsi yang bekerja untuk rakyat, ” kata Abdul Hanan Haqqani, seorang anggota Taliban.
Meskipun begitu Taliban menyebut bendera nasional atau lagu kebangsaan pemerintahan baru Afghanistan.
Dilindungi Benteng Alam
Lembah Panjshir yang diapit menara batu khas pegunungan Hindu Kush punya reputasi anker sebagai benteng alam yang tidak bisa ditembus.
Kondisi geografisnya membuat seisi lembah mudah dipertahankan dengan jumlah pasukan yang kecil.
Kawasan lembah yang didiami etnis Tajik itu dulu melindungi Mujahiddin Afganistan dari gempuran Uni Sovyet pada dekade 1970an, dan kini dijadikan markas baru sisa koalisi anti-Taliban.
Bahkan selama era Republik Islam Afganistan, kawasan ini diakui sebagai yang paling aman, di mana warga asing bisa berkegiatan di luar tanpa dikawal pasukan bersenjata.
"Kami tidak akan membiarkan Taliban memasuki Panjshir, dan akan melawan dengan semua daya dan upaya," kata seorang warga lokal kepada AFP.

Man
Dihuni Orang-orang 'berani'
Setidaknya 150.000 hingga 200.000 orang dilaporkan tinggal di Lembah Panjshir. Mayoritas mereka bertutur dalam bahasa Dari, salah satu bahasa utama Afghanistan. Mereka berlatar etnis Tajik.
Seperempat populasi Afghanistan yang total berjumlah 38 juta orang adalah enits Tajik. Meski begitu warga Panjshir tidak memiliki kaitan erat dengan Tajikistan, tetangga Afghanistan di sisi utara. Mereka memiliki identitas lokal sendiri.
Shakib Sharifi, mantan direktur jenderal perencanaan di Kementerian Pertanian Afghanistan, menyebut penduduk di Lembah Panjshir sebagai orang-orang "yang mungkin paling berani di Afghanistan".
Dia berkata, penduduk lembah itu tidak dapat didamaikan dengan Taliban. Mereka saling bermusuhan, "tapi dalam cara yang 'positif".
Kemenangan bersejarah melawan pasukan Inggris, Uni Soviet, dan Taliban, kata Sharifi, membuat mereka semakin berani.
Setelah kekalahan Taliban pada tahun 2001, status lembah itu naik dari distrik menjadi provinsi. Ini salah satu provinsi terkecil di Afghanistan.
"Keputusan untuk menjadikannya sebagai provinsi kontroversial," kata Dr Antonio Giustozzi, peneliti senior di Royal United Services Institute (RUSI).

Giustozzi berkata, milisi Panjshir memiliki banyak kekuatan di awal dekade 2000-an. Mereka terlibat dalam upaya merebut Kabul dan menjadi "pemangku kepentingan nomor satu".
Para pemimpin Panjshir diberi posisi penting di pemerintahan dan militer. Lembah itu menjadi otonom dan merupakan satu-satunya provinsi yang gubernurnya ditunjuk dan harus berstatus warga lokal.
"Biasanya, gubernur harus terlihat lebih loyal kepada pemerintah daripada penduduk lokal," kata Giustozzi. "Aturan Panjshir berbeda."
Penting dan strategis
Giustozzi memperkirakan terdapat ratusan lembah serupa di Afghanistan. Tapi kedekatan lembah dengan jalan utama utara dari Kabul "memberikan kepentingan strategis yang besar" untuk Panjshir.
Pintu masuk lembah tidak jauh dari tempat jalan raya utama dari Kabul, mengarah ke dataran datar lalu menanjak ke pegunungan menuju Salang Pass. Ini adalah terowongan yang mengarah ke kota di bagian utara seperti Kunduz dan Mazar-i-Sharif.
Sharifi mengatakan, posisi penting Panjshir didasarkan pada kombinasi faktor yang kuat.
"Ini bukan hanya karena puluhan posisi pertempuran terpencil di lembah, bukan hanya karena geografi pegunungan, bukan hanya karena kebanggaan besar yang dimiliki orang-orang Panjshir, tapi semuanya," ujarnya.
"Faktor-faktor tadi dapat berlaku untuk banyak tempat di Afghanistan," kata Sharifi.
Dalam pergolakan baru-baru ini, lembah itu diyakini juga menjadi tempat penyimpanan senjata dalam jumlah besar.
Pejuang yang berbasis di lembah itu tadinya akan dibubarkan dalam 20 tahun terakhir dan diminta menyerahkan senjata mereka.
"Meski begitu masih ada stok senjata di sana," kata Giustozzi.
"Pejabat Afghanistan yang memiliki koneksi ke Panjshir juga memindahkan lebih banyak senjata ke sana.
"Alasannya, mereka cemas pada kebijakan Hamid Karzai dan Asrah Ghani. Tapi pada akhirnya Taliban adalah yang perlu mereka khawatirkan," ujar Giustozzi. ( tolonews/bbc/twitter)