News Video
Dilecehkan dan Dianiaya 10 Pria, Sang Ibu Menangis Tersedu Ceritakan Petaka yang Menimpa Anaknya
PA mengawal RAP untuk mengikuti tes psikologi ke Minauli Consultin, Jalan Mayjen DI Panjaitan, Sei Sikambing, Medan, Sabtu (4/9/2021).
Dilecehkan dan Dianiaya 10 Pria, Sang Ibu Menangis Tersedu Ceritakan Petaka yang Menimpa Anaknya
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - PA, ibu dari RAP, menangis tersedu-sedu menceritakan kejadian yang dialami anaknya. RAP diketahui menjadi korban pelecehan dan penganiayaan diduga 10 pria di kawasan Medan Amplas.
Kini PA sedang berada di Minauli Consulting, Jalan Mayjen DI Panjaitan, Sei Sikambing, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/9/2021).
Ia mengawal RAP untuk mengikuti tes psikologi ke Minauli Consulting. PA pun ditemani oleh pendamping hukumnya dari Kantor Pengacara Irwansyah Nasution serta Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Deliserdang.
Awalnya PA menceritakan sosok anaknya saat bersosial dengan masyarakat dan teman-teman di sekolahnya.
"Keseharian RAP sebelum terjadi kekerasan seksual adalah orang yang ceria. Mudah berteman dan sangat suka bergaul ke orang lain," kata PA kepada Tribun Medan.
Namun sejak RAP terkena musibah, secara psikologi sifatnya berubah drastis.
RAP menjadi sosok yang pemurung dan tidak mau keluar rumah.
Bahkan RAP memilih untuk mengurung diri di rumah. Padahal di sekolah, RAP juga dikenal orang yang suka menolong dengan teman sepergaulannya.
"RAP turut perintah orang tua dan rajin sholat juga," ujarnya.
Petaka yang didapati RAP pun terjadi pada 23 Agustus 2021. Saat itu, RAP keluar rumah mau beli jajanan ke warung.
Lalu ada sekelompok orang dalam mobil pick up menculiknya. PA mengaku meninggalkan anaknya sewaktu kerja sekitar pukul 12.00 WIB.
Keterangan RAP ke PA, kejadian buruk itu berlangsung persisnya habis sholat Dzuhur. Jarak dari rumah ke warung sekitar 700 meter.
RAP diculik oleh para pria bertopeng. RAP mendapati kekerasan seksual. Sewaktu PA pulang, RAP awalnya tidak ada menceritakan apa pun.
Tetapi kondisi psikisnya tampak murung dan menandakan seperti ada kejadian buruk yang dialaminya.
Belakangan diketahui rupanya ia diancam oleh para lelaki itu akan membunuh PA bila RAP menceritakan kejadian tersebut.
"Katanya, pelaku bilang ke PA, nanti pas saya kerja ditangkap orang itu lalu saya dibunuh katanya," ujar PA.
Walhasil, RAP pun sangat ketakutan untuk menceritakan kejahatan para pria yang menculiknya.
"Jadi, kalau RAP cerita, katanya saya akan dibunuh. Lalu RAP akan diperlakukan serupa seperti di dalam mobil tersebut," bebernya.
RAP pun merasa trauma makanya sempat tidak ingin menceritakannya kejadian itu ke ibunya. Dari parasnya kentara benar RAP murung dan sedih sekali.
Bahkan ketika PA tanyakan apa yang terjadi, RAP hanya menangis tersedu-sendu saat menatap mata ibunya. Air matanya terus keluar sembari memeluk PA.
RAP terlihat sangat ingin berbicara namun takut ancaman yang berbayang di kepalanya. RAP membisu karena terkungkung oleh rasa teramat takut.
"Malah RAP menitip pesan padaku kalau punya teman yang baik tolong dititipkan di sana. Saya tidak mau di sini. Saat itu saya tidak tahu apa yang dialami dia," ungkapnya sembari meneteskan air matanya.
PA mulai menangis menceritakan momen-momen tersebut. Berlinang air matanya.
Sesekali diusap air matanya sembari memperbaiki posisi masker yang dikenakannya.
"Baru malamnya ia cerita ke saya. Dia cerita diperlakukan tidak wajar. Dia dipaksa dan kakinya disulut api rokok. Diancam pakai pisau. Dia sangat ketakutan," sebutnya dengan nada yang teramat bergetar.
Kini, kondisi RAP kian membaik katanya. Meski begitu masih terdapat efek traumatik yang dialami RAP. Bahkan sampai saat ini ia merasa takut bila melihat mobil yang serupa.
"Ketemu orang juga masih takut dan belum berani. Saya berharap Polrestabes Medan dapat menangkap pelaku secepatnya," tutupnya.
(cr8/tribun-medan.com)