News Video
Pemulung Tewas Digilas Kereta Api, Tubuhnya Terpisah Sejauh 50 Meter di Jalan Thamrin Medan
Adapun Daniel diketahui terakhir sedang tidur di bawah fly over dekat rel kreta api. Jadi, diduga Daniel diserempet saat masih baru bangun tidur.
Pemulung Tewas Digilas Kereta Api, Tubuhnya Terpisah Sejauh 50 Meter di Jalan Thamrin Medan
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Seorang pria tewas digilas kereta api barang dari arah Kota Medan menuju Tebingtinggi, di Jalan Thamrin, Kecamatan Medan Kota, Rabu (5/9/2021).
"Iya kejadiannya mulai pukul 04.30 WIB," kata Sertu Hasmer Sirait dari petugas piket dari Koramil 04 Medan Kota kepada Tribun Medan di lokasi.
Dia menjelaskan berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat dan pihak keluarga, korban bernama Daniel Hutagalung berumur 28 tahun.
Adapun Daniel diketahui terakhir sedang tidur di bawah fly over dekat rel kreta api. Jadi, diduga Daniel diserempet saat masih baru bangun tidur.
"Nah, dia kan tinggal di bawah fly over ini beberapa hari ini. Kemungkinan dia mau melintas ke kamar mandi. Lalu diserempet kreta api," ujarnya.
"Kalau saksi mata di pagi buta seperti itu engga ada," sambungnya.
Hasmer mengatakan sudah tiga hari belakangan Daniel ini ditinggal istrinya. Kondisi Daniel saat ditemukan sudah tidak bernyawa.
Dikatakannya tubuh Daniel hancur. Bahkan, organ tubuhnya terpisah sejauh 50 meter.
"Tadi kondisinya kakinya putus dan badannya terseret jauh," ungkapnya.
Sementara itu, abang kandungnya, Bostonni Hutagalung mengaku tidak mengetahui kronologis kejadian secara lengkap.
Sebab, saat itu, ia tidak sedang bersama adiknya yang tidur di bawah fly over di dekat rel kreta api.
"Jadi tadi aku dapat informasi adiknya tewas sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah itu baru datang ke sini," kata Bostonni kepada Tribun Medan, Rabu (15/9/2021).
Dia menjelaskan sehari-hari adiknya bekerja sebagai pemulung. Dikatakan Daniel aturannya tinggal di Jalan Yos Sudarso, lingkungan 3, Kelurahan Glugur, kecamatan Medan Barat.
"Tapi biasanya juga sering tidur di bawah fly over ini. Main - mainnya memang di sini," ungkapnya.
Dia menjelaskan saat tiba di lokasi, sudah melihat kondisi fisik adiknya terpisah antara kaki dan tubuh.
"Otaknya terburai, kakinya putus, mata pun hilang satu," sebutnya.
Bostonni pun mengungkapkan Daniel sehari - hari dikenal orangnya tidak terlalu baik atau pun nakal. Meski begitu, ia mengaku nakal tapi masih bisa diatur dan sering juga menolong.
"Saya sayang sama dia meski nakal. Saya tidka menduga kejadian ini. Makanya kami keluarga terkejut mendengar kabar dia sudah meninggal dunia," tutupnya.
Amatan Tribun Medan, saat ini Daniel telah dibawa ke rumah sakit Bhayangkara. Pihak keluarga pun turut ikut bersama ambulance.
Sementara itu Abang kandung Daniel saat ini telah berangkat memberi keterangan ke kantor polisi terdekat.
Ada pun warga yang sebelumnya berkumpul untuk menyaksikan kejadian ini saat ini berangsur meninggalkan lokasi.
(cr8/tribun-medan.com)