Khazanah Islam
Ibadah Satu Ini Sangat Penting, Jika Salah Melakukannya Semua Ibadah Tidak Sah dan Tiada Pahala
memahami cara tepat untuk mandi junub agar najis di tubuh bisa dibersihkan dengan maksimal.
TRIBUN-MEDAN.com - Mandi junub atau sering disebut mandi wajib merupakan bahasan penting dalam ajaran Islam.
Hukum bersuci merupakan ajaran pokok yang sangat mendasar, sebelum masuk ke bab hukum.
Satu di antaranya tentang membersihkan diri dengan mandi usai berhubungan antara suami istri.
Baca juga: Doa Nabi Muhammad Memulai Hari, Inilah Keutamaan Zikir Pagi Usai Sholat Subuh
Mandi ini hal yang wajib untuk dilakukan oleh setiap muslim.
Dengan membersihkan secara tepat dan menyeluruh dapat memberikan pahala serta keberkahan.
Lantas bagaimana cara mandi wajib yang diajarkan Nabi Muhammad?
Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berhubungan dimulai dengan momen tepat yang dilakukan bersama pasangan.
Baca juga: Pernah Sok Ngaku Harta Tak Habis 20 Tahun, Tarif Nikita Dibocorkan Angel Lelga, Ternyata
Dalam sunnahnya, Nabi Muhammad selalu berhubungan setiap malam hari, dan tak pernah ada riwayat yang mengatakan beliau berhubungan di siang hari.
"Usahakan semaksimal mungkin berhubungan (senggama) di malam hari sesuai sunnah. Tidak ada larangan untuk melakukannya di siang hari tapi kalau mau mengkuti sunnah nabi, lakukanlah di malam hari," ujar Ustadz Adi Hidayat dalam tayangan Youtube.
Baca juga: Rutin Baca Dua Ayat Pendek Ini, Siap Siap Rezeki Datang dari Arah Tak Disangka-sangka
Usai berhubungan senggama, Nabi SAW selalu langsung membersihkan diri. Adalah mandi junub, cara membersihkan yang Islami usai berhubungan suami istri.
Kendati demikian, banyak yang belum memahami cara tepat untuk mandi junub agar najis di tubuh bisa dibersihkan dengan maksimal.
Menurut ustaz Adi Hidayat, mandi junub berasal dari kata janab, yang berarti semua sisi tersapu bersih.
Artinya, mandi junub harus mampu membersihkan setiap kotoran sekecil apapun yang ada di sela-sela terkecil di bagian tubuh.
"Mandi itu semua sisi bagian harus tersapu dengan air. Bukan seperti mandi biasa, tapi semua sisi mesti terbasuh," terangnya.
Lantas, bagaimana tahapannya?
Menurut hadist dari istri nabi, Aisyah, ada empat tahapan dalam melakukan mandi junub.
Pertama, mengambil air di gayung lalu membasuh kedua tangan.
Kedua, Nabi SAW selalu berwudhu seperti untuk shalat.
Ketiga, tuang air di gayung ke tangan lalu gunakan untuk mebasahi sela-sela rambutnya.
Terakhir, membasuh badan secara keseluruhan.
"Tidak bisa langsung menyiram air ke kepala. Lakukan tahapan itu dulu baru boleh ambil air lalu siram ke kepala keseluruhannya," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Sementara menurut Hadist istri nabi lainnya, Maimunah, terdapat empat cara juga, namun ada sedikit perbedaan.
Pertama, ambil air untuk membasuh kemaluan dengan tangan kiri.
Kedua, membasahi sela-sela rambut. Bagi perempuan, boleh diikat untuk kemudian diguyur agar merata.
Ketiga setelah itu, berwudhu namun tidak sampai kaki.
Keempat siram kepala dan badan secara menyeluruh.
Dari dua riwayat tersebut, maka ulama menggabungkannya dengan beberapa tahapan yang lebih komplit. Pertama, mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian, basuh kemaluan dengan tangan kiri. Setelahnya, cuci tangan pakai sabun.
Lalu, basahi sela-sela rambut, kemudian basuh kepala. Selanjutnya wudhu seperti layaknya untuk shalat, sampai kaki.
"Baru setelah itu dibasuh secara keseluruhan, mandi dengan rapi, dan tidak perlu berwudhu lagi," terang Ustaz Adi Hidayat.
(*/Tribun-Medan.com)