Bobby Nasution Minta BUMD Kota Medan Tidak Manja Terkait Penyertaan Modal

Ia juga mengatakan, para direksi seharusnya tidak hanya menggerakkan usaha dengan pendanaan yang berasal dari pemerintah daerah.

TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Wali Kota Medan Bobby Nasution saat ditemui usai Rapat Paripurna di gedung DPRD Medan, Selasa (28/9/2021).(TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA) 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Medan dinilai masih belum mampu memberi sumbangsih terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan

Selama bertahun-tahun, BUMD Kota Medan justru lebih banyak mengalami kerugian. 

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan pihaknya meminta direksi BUMD untuk tidak hanya meminta suntikan modal dari dana APBD Pemko Medan. 

Bobby menegaskan direksi BUMD tidak boleh manja dan harus berinovasi. 

"Modal itu ataupun untuk perbaikan suatu usaha kami pandang harus bisa berinovasi. Perusahaan daerah yang kami pandang tidak boleh manja, inovasi ini sangat diperlukan bagaimana dia bisa bersaing, karena sudah banyak juga jenis-jenis perusahaan seperti perusahaan daerah kita," ujar Bobby, Selasa (28/9/2021).

Ia juga mengatakan, para direksi seharusnya tidak hanya menggerakkan usaha dengan pendanaan yang berasal dari pemerintah daerah. 

"Harus bisa bersaing dan memiliki ide-ide yang baik sehingga pendanaan itu jangan hanya mengharapkan dari suntikan pemerintah daerah. Bisa dari investor, bisa dari kerjasama, hal-hal ini yang harus bisa dimiliki oleh direksi-direksi yang baru kita lantik atau kita kukuhkan," katanya.

Dikatakan Bobby, BUMD Kota Medan dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dan investor untuk dapat meningkatkan nilai usahanya. 

"Jadi jangan hanya berharap dari uang daerah tapi bagaimana nilai usahanya itu bisa lebih tinggi sehingga bisa mendatangkan pemodal dari luar daerah," tuturnya. 

Terkait permasalahan Harimau di Medan Zoo yang sempat viral, Bobby pun berdalih jika ukuran tubuh Harimau bisa berbeda-beda tergantung jenis masing-masing. 

"Pertama kita jangan samakan semua jenis Harimau, Harimau Benggala jangan disamakan semua jenis dan ukurannya, karena beda-beda, kalau harimau benggala itu lebih besar, harimau sumatera itu lebih kecil. Tapi kemarin ada yang bilang kurus atau segala macam kadang beda jenis beda juga bentuk tubuhnya," katanya.

Ia pun mengaku jika pemasukan Medan Zoo sempat menurun terlebih harus tutup saat penerapan PPKM darurat dan PPKM Level 4.

"Namun ini tetap jadi perhatian kita. Harusnya Medan Zoo ini bisa menghasilkan PAD, tapi sampai hari ini belum, terlebih di masa pandemi Covid-19. Kita paham kita tidak bisa serta-merta menyalahkan Medan Zoo nya. Karena memang saat PPKM level 4 dan darurat itu memang tidak boleh dibuka jadi tidak ada pemasukan sama sekali dari ticketing," ujar Bobby.

Dikatakannya, pihak Medan Zoo boleh membuka peluang seluas-luasnya untuk bekerjasama dengan investor untuk pemanfaatan lahan yang masih belum maksimal. 

"Sekarang sudah boleh buka lagi, silakan dikembangkan seluas-luasnya. Apalagi Medan Zoo itu lahannya luas, kami bilang kemarin silakan kalau mau dikembangkan dengan bekerjasama dengan pihak ketiga silakan, jangan menutup diri. Harus bisa bekerjasama untuk meningkatkan nilai usahanya," pungkasnya. 

(cr14/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved