News Video

Setahun Kasus Perampokan dan Pembunuhan di Tanjungmorawa tak Terungkap

Usnan (21) tewas di kamarnya. Kejadian tragis itu terjadi pada 1 Oktober 2020 lalu. Bahkan hingga 1 tahun setelah kejadian, pelaku masih berkeliaran.

Setahun Kasus Perampokan dan Pembunuhan di Tanjungmorawa tak Terungkap

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Jono pria berusia 50 tahun, yang merupakan warga Jalan Brigjen Hamid ini tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kejadian yang dialami anaknya, Kamis (28/10/2021).

Ditemui Tribun Medan di kediamannya, Jono menceritakan kejadian tragis yang dialami anaknya yang menjadi korban perampokan dan pembunuhan saat mereka tinggal di Gang Harapan Dusun V, Buntu Bedimbar, Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Usnan (21) tewas di kamarnya dengan luka memar dan ada bercak darah di bagian leher belakangnya.

Kejadian tragis itu terjadi pada 1 Oktober 2020 lalu. Bahkan hingga 1 tahun setelah kejadian, pelaku masih berkeliaran.

Jono mengatakan saat kejadian dirinya dan istri pergi bekerja. Ia mengetahui bahwa anaknya telah dibunuh saat pulang bekerja.

"Saya dan istri kan sama-sama bekerja. Jadi anak semata wayang kami ini menjaga rumah. Kami berangkat pagi dan siangnya kembali ke rumah untuk makan siang. Jadi sebelum kembali lagi ke tempat kerja, saya titip pesan ke anak agar jangan membuka pintu kalau ada yang mencari atau memanggil. Jadi kamu di rumah saja," ujarnya.

Lanjut pria paruh baya ini, setelah ia dan istrinya bekerja dan kembali ke rumah sorenya. Kondisi pintu rumah itu terkunci.

"Saya gedor tapi anak saya gak membuka pintu. Perasaan saya sudah mulai gak tenang sehingga saya menyuruh istri pinjam tang ke tetangga untuk membuka kaca nako dan mencoba buka pintu dari dalam. Usaha itu pun berhasil. Kami masuk tapi kok kondisi rumah berbeda. Kami panggil anak saya tidak menyahut hingga kami cari ke dalam kamar," ungkapnya.

Begitu pintu kamar terbuka, sambung Jono, ia melihat anaknya sudah tak bernyawa berbaring di tempat tidur.

"Saya memanggil, menggoyang-goyang tubuh anak saya kok tidak bergerak. Kami dilihat bagian belakang lehernya sudah lembam lalu di dalam kamar ada kayu balok dan martil," bebernya.

Jono yang tak sanggup melihat anaknya itu pun berlari ke tempat kerjaannya dan meminta bantuan dengan bosnya.

"Saya sudah seperti tidak memiliki jantung. Dada sesak. Sudah tidak tahu apa yang mau dibuat, saya minta tolong ke bos tempat saya bekerja. Barulah ramai di rumah dan tetangga juga mengetahui kalau anak saya sudah tiada," jelasnya.

Pasca kejadian, Jono pun membuat laporan ke polisi Polsek Tanjung Morawa. Namun hingga kini laporan yang tertuang dalam Nomor: LP/105/X/2020/SU/RES DS/ SEK TG MORAWA tanggal 1 Oktober 2020, tak jelas perkembangannya.

Jono berharap polisi tangkap pelaku pembunuhan anaknya itu.

"Saya berharap kasus ini cepatlah diselesaikan. Karena pelaku masih bebas berkeliaran," katanya.

Terpisah, Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Sawangin yang dikonfirmasi terkait perkembangan kasus pembunuhan dan perampokan hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

(mft/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved