TRIBUNWIKI
Ndikkar, Pencak Silat Ala Suku Karo, Pertahanan Diri Tradisional
Ndikkar juga bisa dibilang sebagai bentuk pertahanan diri tradisional Karo saat akan bertarung melawan musuh.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Ndikkar atau Mayan merupakan olahraga atau seni bela diri masyarakat suku Karo yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Ndikkar juga bisa dibilang sebagai bentuk pertahanan diri tradisional Karo saat akan bertarung melawan musuh.
Dalam praktiknya Ndikkar memiliki berbagai jurus serta identik dengan gerakan yang lambat dan lembut.
Namun di saat-saat tertentu gerakan Ndikkar akan terlihat keras dan cepat.
Pandikkar adalah sebutan bagi orang yang menguasai ataupun mendalami Seni Ndikkar.
Baca juga: Resep dan Cara Mudah Buat Babi Goreng Krispi Ala Rumahan
Adapun jurus Silat Karo ini terdiri dari 48 jurus mayan, adapun jurus-jurus dasar Ndikkar antara lain jurus pertahanen (pertahanan), langkah 2, langkah 7, tare-tare bintang, jile-jile sarudung, pertahanen harimau, pertahanen pedi, dan teknik dapat buang lepas.
Kini Ndikkar ditampilkan dalam sebuah seni pertunjukan yakni perpaduan antara bela diri dan ketrampilan seni menari.
Sehingga tidak jarang kita menyaksikan gerakan tarian dalam pertarungan ndikar.
Saat bertarung, para Pandikar akan diiringi dengan alunan musik tradisional masyarakat karo.
Gerakannya pun disesuaikan dengan alunan musik yang tengah dimainkan, sehingga menjadi sebuah tarian namun diwarnai pertarungan.
Pandikar biasanya menggunakan pakaian khusus seperti baju lengan panjang dan celana panjang, dilengkapi dengan pengikat kepala dan pengikat pinggang
Dalam pertarungan, pandikar akan menunjukkan seberapa dalam jurus yang dipelajarinya untuk dapat menaklukkan lawannya dalam pertarungan.
Baca juga: Resep dan Cara Mudah Buat Babi Goreng Krispi Ala Rumahan
Umunnya, Pandikkar akan bertarung satu lawan satu yang diawali dengan gerakan dan iringan musik tenang lambat.
Namun semakin cepat iringan musik tersebut, semakin cepat pula gerakan atau serangan dari kedua pandikar.
Namun, saat ini pertunjukan Ndikar terbilang langka, pasalnya tidak bergitu banyak Pandikar yang meneruskan atau memelihara seni bela diri ini.
Meski demikian di beberapa kesempatan, Ndikar dapat dilihat beberapa pesta adat di Tanah Karo seperti ulang tahun Tanah Karo, Pesta Bunga dan Buah di Berastagi, serta kegiatan besar lainnya.
(cr21/tribun-medan.com)