Kumpulan Doa
Bacaan Surat Al Insyirah 1-8 Arab dan Artinya, Amalan Doa Melancarkan Segala Urusan Hidup
Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.” (Riwayat-riwayat ini adalah riwayat mursal, dikeluarkan
TRIBUN-MEDAN.com - Setiap manusia pasti memiliki masalah dan diuji dengan cobaan.
Begitu lah cara Allah menguji siapa hambanya yang bersabar dan senantiasa bersyukur.
Dalam kesulitan apapun tetap lah ingatn Allah itu lebih dekat dari urat nadimu.
Allah menjanjikan langsung bahwa setiap adanya kesulitan, ada jaminan pasti akan adanya kemudahan setiap urusan.
Insya Allah dengan berdoa dengan penuh keikhlasan dan sungguh-sungguh Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam segala urusan.
Allah mengingatkan hambanya bahwa ada doa yang bisa dibaca ketika ingin dilapangkan dari segara urusannya. Baca Surat Al Insyirah
Allah Ta’ala berfirman,
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
Surat Al-Insyirah Ayat 2
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
Surat Al-Insyirah Ayat 3
الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
3. yang memberatkan punggungmu?
Surat Al-Insyirah Ayat 4
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
Surat Al-Insyirah Ayat 5
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Surat Al-Insyirah Ayat 6
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Surat Al-Insyirah Ayat 7
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Surat Al-Insyirah Ayat 8
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berhara
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah : 1-8)
Dari Anas, ketika itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk dan sekelilingnya ada lubang. Beliau bersabda,
لَوْ جَاءَ العُسْرُ فَدَخَلَ هَذَا الحُجْرَ لَجَاءَ اليُسْرُ حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ فَيُخْرِجُهُ
“Seandainya kesulitan itu datang dan masuk dalam lubang ini, maka akan datang kemudahan dan ia turut masuk ke dalam lubang tersebut sampai ia mengeluarkan kesulitan tadi.” Lantas turunlah potongan ayat yang disebutkan di atas. (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 2: 255. Sanad hadits ini dha’if karena terdapat A’idz bin Syuraih)
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyrah ayat 5-6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أبْشِرُوا أتاكُمُ اليُسْرُ، لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Kabarkan lah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Perkataan yang sama disampaikan oleh Qatadah. Qatadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.” (Riwayat-riwayat ini adalah riwayat mursal, dikeluarkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya. Lihat Tafsir Ath-Thabari, 24: 496, Dar Hijr. Riwayat mursal adalah riwayat yang terputus sanadnya pada akhir sanad, yaitu setelah tabi’in. Riwayat ini dha’if (lemah) sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Dha’if Al-Jaami’ no. 4784)
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,
كَانُوا يَقُوْلُوْنَ: لاَ يَغْلِبُ عُسْرٌ وَاحِدٌ يُسْرَيْنِ اِثْنَيْنِ
“Para sahabat dahulu berkata bahwa satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.” (Disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim 7: 598. Sanad riwayat ini hasan)
Ibnu Katsir menjelaskan perkataan di atas dengan kaedah ilmu bahasa Arab,
“Kesulitan (al-‘usru) menggunakan isim ma’rifah di dua keadaan (artinya: terlihat didahului alif laam, pen.) maka kesulitan pertama dan kedua dianggap satu atau dianggap sama. Sedangkan kemudahan (yusrun) menggunakan isim nakirah (artinya: tidak terdapat alif laam, pen.), sehingga KEMUDAHAN itu berbilang, bukan hanya satu. Oleh karenanya disebut, “Satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan.” Kesulitan pertama yang disebut dalam ayat sama dengan kesulitan kedua, berarti kesulitan itu hanya satu. Sedangkan kemudahan itu berbilang.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 598)
Faedah dari Ayat
Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi berkata, “Bersama kesulitan itu ada kemudahan seterusnya dan selamanya. Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan. Harapan seorang mungkin tentunya ingin bahagia selamanya.” (Aysar At-Tafasir, hlm. 1482)
Dalam Al-Mukhtashor fii At-Tafsir (hlm. 596) disebutkan bahwa ayat ini mengingatkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa di balik kesulitan itu ada kemudahan.
Jika telah mengetahui hal itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak perlu khawatir dengan gangguan kaumnya. Jangan pula mengendorkan semangat untuk terus berdakwah pada Allah.
Referensi
Al-Mukhtashar fii At-Tafsir, Penerbit Muassasah Syaikh ‘Abdullah bin Zaid bin Ghanim Al-Khairiyyah.
Aysar At-Tafasir li Kalam Al-‘Aliyyil Kabir, Cetakan pertama, tahun 1419 H. Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. Penerbit Maktabah Adhwa’ Al-Manar.
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainiy. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
(*/Tribun-Medan)