Materi Belajar Sekolah
Fakta-fakta Unik Belangkas, Hewan Berdarah Biru yang Jadi Bahan Obat dan Mitos Hewan Purba Ini
Fakta menarik belangkas. Mari mengenal belangkas hewan berdarah biru yang memiliki manfaat untuk peradaban manusia.
Menariknya filosofi jawa mengibaratkan mimi dan mintuno merupakan sepasang hewan sejoli yang terkenal setia sehidup-semati.
Ini karena belangkas termasuk binatang monogemik, sehingga sering dijadikan sebagai lambang cinta sejati atau kesetiaan karena hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya.
Uniknya, konon apabila mimi dan mintuno tidak dimasak bersamaan maka ia akan mengeluarkan racun, sedangkan kalau dimasak secara bersamaan maka hewan ini dapat dikonsumsi normal.
Termasuk Hewan yang Dilindungi
Melansir salah satu sumber, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999, belangkas merupakan salah satu sumber daya genetik yang dilindungi.
Satwa ini mempunyai risiko kepunahan yang tinggi akibat adanya degradasi habitat, reklamasi, pencemaran, perburuan komersial, hilangnya habitat dan sumber makanan, perubahan kondisi air, serta peningkatan predasi.
Darahnya Bermanfaat bagi Manusia
Berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang berdarah merah, kepiting tapal kuda memiliki darah berwarna biru karena mengandung senyawa hemosianin, yaitu zat tembaga dalam protein.
Ini karena hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan kalau terkena udara sehingga darah belangkas terlihat berwarna biru.
Darah belangkas yang berwarna biru tersebut bermanfaat untuk industri obat-obatan.
Pada 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri.
Artinya kalau terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar.
Jadi darah belangkas bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin.
Sejak 1970, FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mewajibkan segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan untuk terlebih dahulu dites menggunakan darah belangkas.
Kini penangkapan hewan tersebut semakin berukurang karena peneliti berhasil mengembangkan senyawa sintesis dari darah belangkas.